Selasa, 08 Februari 2022

BANG FADLI (IN MEMORIAM)

.

Oleh: Nani Efendi

 

Jika ada yang menulis buku sejarah HMI Cabang Kerinci, sudah pastilah nama Bang Al Fadli Abas masuk dalam buku sejarah itu. Bukan hanya ditulis di dalam catatan kaki (footnotedengan huruf kecil-kecil, tapi ditulis di bab-bab dan lembaran-lembaran utama: sebagai salah satu tokoh penting yang telah berperan menghidupkan dan membesarkan HMI Cabang Kerinci. 

Ya, Bang Al Fadli Abas telah memberi banyak untuk HMI Cabang Kerinci. Anak-anak HMI memanggilnya dengan panggilan akrab: “Bang Fadli”. Bang Fadli adalah aktivis pergerakan yang telah malang melintang dalam dunia organisasi. Hampir tak ada aktivis Kerinci—yang benar-benar aktivis—yang tak mengenalnya. Bang Fadli adalah anggota dan alumnus HMI Cabang Padang. Kuliah di IAIN Imam Bonjol, Padang, pada penghujung tahun '90-an. Ia pernah aktif di Badko HMI Sumbar-Riau. Pasca Reformasi ’98, bersama dengan senior-senior HMI lainnya, di antaranya Bang Nuzran Joher, Bang Deri Mulyadi, Bang Gusrizal, beliau membawa HMI dari Padang ke Kabupaten Kerinci. Setelah kepemimpinan Bang Nuzran Joher, Bang Fadli-lah yang dipercaya HMI Cabang Kerinci sebagai Ketua Umum. 

Pada masa kepemimpinan Bang Fadli, sebagaimana dijelaskan oleh Norzal HadiSekretaris Umum HMI ketika Bang Fadli sebagai Ketua UmumHMI berganti nama, dari sebelumnya bernama Cabang Sungai Penuh menjadi "HMI Cabang Kerinci". Lazimnya, nama cabang diambil dari nama ibu kota. Namun, pertimbangannya ketika itu nama Sungai Penuh identik dengan nama dusun di Kabupaten Kerinci. Oleh karenanya, mesti diganti. Rencana itu disahkan dalam rapat pleno II HMI Cabang Sungai Penuh untuk diusulkan ke PB-HMI menjadi HMI Cabang Kerinci. Pada Kongres HMI di Jakarta tahun 2003, HMI Cabang Sungai Penuh sudah resmi berganti nama menjadi HMI Cabang Kerinci.

Awal perkenalan dengan Bang Fadli

Pada 2001, setelah diterima sebagai Anggota Muda HMI melalui Maperca, saya sah bergabung dengan HMI Cabang Kerinci. Tak berapa lama setelah dilaksanakan Maperca itu, di sekretariat HMI yang berada di Kota Sungai Penuh—sebuah ruko yang dikontrak ketika itu (arah jalan ke Kumun)—di sanalah saya berkenalan pertama kali dengan Bang Al Fadli Abbas. Beliau Ketua Umum HMI Cabang Kerinci saat itu. 

Saya dibawa oleh sahabat saya, Saiful Roswandi (yang sekarang Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Jambi), ke sekretariat HMI itu karena akan ada rapat dalam rangka merespon isu-isu daerah dan nasional. Bang Fadli-lah yang langsung memimpin rapat saat itu. Geliat pergerakan mahasiswa ketika itu memang sangat kuat dan massif karena pengaruh Reformasi ’98 yang baru saja terjadi. 

Pada pertemuan pertama kali saya dengan Bang Fadli, saya benar-benar kagum dengan sosoknya. Penampilannya necis, layaknya seorang terdidik. Suaranya keras dan lantang. Bahasanya pun terdengar intelek. Dalam percakapan sehari-hari, memang, ia lebih suka menggunakan bahasa Indonesia ketimbang bahasa daerah. Di mata saya, Bang Fadli adalah senior yang selalu tersenyum wajahnya sepanjang saya mengenalnya sejak tahun 2003. 

Bang Fadli memiliki jiwa merdeka. Tak tertarik bekerja di birokrasi-pemerintahan. Ia lebih suka bekerja bebas. Tapi perhatiannya pada persoalan-persoalan sosial-politik, organisasi, dan intelektual tak pernah pudar. Tentang jiwanya yang bebas merdeka, saya teringat yang dikatakan sastrawan Pramoedya Ananta Toer dalam novelnya Anak Semua Bangsa, (h. 407-408): "Aku bangga menjadi seorang liberal, liberal konsekwen. Memang orang lain menamainya liberal keterlaluan. Bukan hanya tidak suka ditindas, tidak suka menindas, lebih dari itu: tidak suka adanya penindasan."

Setelah Maperca pada 2001, saya melanjutkan LK I HMI Cabang Kerinci 2003. Rekan-rekan saya yang telah berjasa melaksanakan pengkaderan itu di antaranya adalah: Norzal Hadi, Saiful Roswandi, Muhammad Amin, Izalmianto, Nining Huriati, dan Doni Umar. Yang diminta mengelola training adalah  Tim Master of Training dari HMI Cabang Padang. 

Ada banyak juga senior yang menjadi pemateri pada training formal HMI itu. Ada Bang Deri Mulyadi, Bang Rasidin, Bunda Azizah, Bang Harzal Wadius, Bang Jumiral, Bang Soni Indra, Bang Kunyaw (Kurniawan), dll. Dalam kapasitas beliau sebagai Ketua Umum, Bang Fadli sendiri juga tampil sebagai salah satu pemateri.

Hingga kini, ketika saya tampil sebagai pemateri di arena-arena training HMI, Bang Fadli adalah salah satu senior yang menginspirasi saya. Sudah menjadi kebiasaan, beliau kalau menyampaikan materi tak pernah duduk di belakang meja. Beliau selalu berdiri dan berkeliling mendekati peserta-peserta training.

HMI Cabang Kerinci telah berhutang budi

Tulisan ini saya buat sebagai bentuk penghormatan seorang junior terhadap seniornya. Bang Fadli telah mengajarkan banyak hal. Terutama tentang pentingnya hubungan persahabatan dengan banyak orang. Memang, Bang Fadli punya pergaulan yang sangat luas. Mulai dari kalangan yang tak berdaya, rakyat jelata, sampai kepada mereka yang punya kuasa. Selama bergaul dengan beliau, secara tak langsung beliau mengajari bagaimana menjalin hubungan pergaulan dengan banyak kalangan. Dan itu salah satu pemberiannya yang luar biasa. Saya benar-benar menghormati beliau.

Meminjam istilah Goenawan Mohamad (mantan Pemred Majalah Tempo) dalam salah satu tulisannya: hutang budiku padamu melampaui segala karena kau telah mengajariku sesuatu yang berharga tentang kehidupan, terutama tentang pergaulan sosial dan kemanusiaan. Engkau telah mengajariku bahwa kesuksesan hidup tidak bisa dipisahkan dari pengaruh hubungan-hubungan silaturahmi dengan banyak orang.

Bang Fadli telah tiada. Dan tahulah kita memang hidup ini—seperti kata Ali Syariati (seorang arsitek Revolusi Iran)—adalah tentangmu dan Tuhanmu. Bukan tentang mereka. Bukan tentang anakmu. Bukan tentang orang tuamu. Bukan tentang siapa-siapa, tetapi tentang kamu. Kamulahmeminjam istilah Cak Nuryang bertanggung jawab dalam kapasitas sebagai individu-individu di hadapan Allah atas perbuatanmu di muka bumi.

Tapi, Bang Fadli telah mengabdikan hidupnya dengan perbuatan-perbuatan baik: usahanya dalam menghidupkan, membina, dan membesarkan HMI Cabang Kerinci adalah amal jariyah baginya. Dan semoga bernilai pahala di sisi Allah. Beliau orang baik. Semua kader-kader HMI Cabang Kerinci telah berhutang budi pada Bang Fadli. Karena atas kontribusi jasa perjuangannya untuk HMI, HMI bisa eksis di Kerinci hingga kini dan telah melahirkan banyak kader. Semoga Allah membalas jasa baik beliau dengan yang lebih baik lagi.

Jasadnya memang telah tiada. Tapi, semangat jiwa ke-HMI-annya tetap menyala dalam Himpunan. Dan jasa-jasanya akan terawat awet dalam perjalanan sejarah perjuangan HMI. Semoga Bang Fadli mendapat ampunan-Nya dan beristirahat dengan tenang dalam pangkuan Keabadian.


NANI EFENDI, Mantan Sekretaris Umum HMI Cabang Kerinci Periode 2006-2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar