𝐊𝐚𝐧𝐭: 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐧𝐢 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐠𝐮𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐏𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐒𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢!
“Sapere aude” atau “beranilah berpikir sendiri” merupakan semboyan zaman pencerahan yang dipopulerkan oleh Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman. Kutipan tersebut dapat ditemukan dalam artikel Kant berjudul Apa itu Pencerahan?.
Adapun teks utuh pernyataan Kant berbunyi:
“𝑃𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑎𝑏𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖. 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑎𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛. 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑖 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑘𝑖𝑏𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑎𝑏 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝑖𝑡𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑎𝑙, 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑡𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑎𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛. 𝑆𝑎𝑝𝑒𝑟𝑒 𝐴𝑢𝑑𝑒! 𝑀𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑎𝑙𝑚𝑢 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖! 𝐴𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑏𝑜𝑦𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎ℎ𝑎𝑛”.
Menurut F. Budi Hardiman dalam buku Pemikiran Modern: Dari Machiavelli sampai Nietzsche, semboyan sapere aude memuat suatu keyakinan bahwa rasio merupakan kemampuan manusiawi yang sentral. Semboyan itu juga menjelaskan bahwa kemampuan baru menjadi aktual jika dikaitkan dengan suatu keutamaan, yakni keberanian. Sementara itu, Achmad Dhofir Zuhry melihat bahwa sapere aude menjadikan manusia tak lagi tunduk pada kemapanan dalam segala bidang, termasuk agama yang cenderung mengekang dan seringkali dijadikan kendaraan politik untuk mengumpulkan elektoral.
Namun, kedua pandangan tersebut bukan berarti menyatakan bahwa sapere aude adalah perlawanan dan permusuhan manusia terhadap agama. Lebih tepat, kemapanan itu sendiri boleh jadi terselubung dan tersembunyi di balik teks-teks suci agama. Keberanian menggunakan pikiran tak hanya mendobrak kemapanan, tetapi membuat manusia menjadi merdeka.
Dalam hemat saya, melalui ungkapan sapere aude, Kant ingin mendorong orang-orang agar mereka berani mengucapkan pikirannya sendiri, kendati pemikirannya mungkin bertentangan dengan keyakinan agama atau pemikiran umum. Seyogyanya, sapere aude harus menjadi prinsip bagi setiap orang agar mereka bisa terbebas dari belenggu pemikiran orang lain, dan meraih kemerdekaan dengan bersandar pada pemikirannya sendiri.
------------------------------------
Penulis: Indra Nanda Awalludin
Editor: Prima Cahyadi
-----------------------------------
Akses semua situs Historical Meaning:
linktr.ee/HistoricalMeaning
------------------------------------
Sumber:
https://www.facebook.com/share/p/kmhDwJcPhzqKcxUJ/?mibextid=oFDknk
0 komentar:
Posting Komentar