Keberhasilan kepemimpinan itu bergantung pada kemampuan pemimpin menjabarkan kebijakan (policy) organisasi dan ide-ide sendiri ke dalam pengertian-pengertian praktis, yang bisa dipahami dan dapat dilaksanakan oleh para pengikut atau bawahannya.
Maka komunikasi yang efektif dan terbuka akan memudahkan penjabaran kebijakan tersebut, sekaligus juga memberikan fasilitas kelancaran kerja. Komunikasi ini juga menjadi sarana primer untuk mengubah tingkah laku, dengan jalan mempengaruhi dan meyakinkan para pengikut.
Maka ada dua bentuk komunikasi dalam kepemimpinan organisasi, yaitu komunikasi satu arah atau one way communication, dan komunikasi dua arah atau two way communication.
Keuntungan dari komunikasi searah antara lain ialah sebagai berikut:
Dapat berlangsung cepat dan efisien, berlangsung top-down;
Dapat melindungi pemimpin, sehingga orang atau para pengikut tidak dapat melihat dan menilai kesalahan-kesalahan dan kelemahan pemimpin.
Sedangkan kelemahan pada komunikasi satu arah ialah:
- Kepemimpinannya bersifat otoriter;
- Dapat menimbulkan ketidakjelasan, salah paham, penafsiran yang keliru, sentimen dan banyak ketegangan.
Selanjutnya, keuntungan, dan kerugian dari komunikasi dua arah dapat disebutkan di bawah ini.
Keuntungan Komunikasi dua arah ialah:
- Semua perintah dapat diterima dengan lebih akurat-tepat, karena dapat ditanyakan dan didiskusikan apabila pesan-pesan yang diberikan kurang dapat dimengerti.
- Bisa dikurangi salah paham dan salah interpretasi.
- Suasananya lebih demokratis.
Sebaliknya, beberapa segi kelemahan dari komunikasi dua arah ialah:
- Komunikasi dan kepatuhan berlangsung lebih lambat.
- Kemungkinan besar muncul sikap "menyerang" pada pengikut/anak buah, dan terdapat sikap bertahan pada diri pemimpin.
- Setiap saat bisa timbul masalah-masalah baru yang tidak terduga-duga dengan adanya dialog terbuka. Artinya, dapat muncul satu seri permasalahan kepemimpinan (manajemen) baru, yang bisa menyulitkan posisi pemimpin.
Sehubungan dengan pembagian tugas pekerjaan dalam struktur organisasi, khususnya organisasi-organisasi formal, modern, dan maha-kompleks, maka masalah "koordinasi" merupakan masalah yang sangat pelik; lalu masalah paling gawat dalam koordinasi tersebut ialah komunikasi. Sebab, tanpa komunikasi yang efisien dan terkoordinasi dengan baik, tidak mungkin orang mengadakan kerja sama yang baik. Juga tidak mungkin terjalin relasi manusiawi yang menyenangkan.
Komunikasi yang tidak lancar dapat menimbulkan banyak dampak buruk, antara lain ialah:
(1) Timbulnya sentimen-sentimen, prasangka-prasangka, dan ketegangan-ketegangan di kalangan para anggota organisasi.
(2) Memunculkan konflik-konflik di antara bermacam-macam tingkatan dalam organisasi garis atau organisasi model piramidal. (Dr. Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010, h. 138-140).
0 komentar:
Posting Komentar