"Wahai umat, aku telah terpilih menjadi khalifah, padahal bukan aku yang terbaik di antara kalian. Karena itu, jika aku bertindak benar, ikutilah aku. Namun, jika aku salah, betulkan aku... Taatlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan rasul-Nya. Tapi, jika aku tidak taat lagi kepada Allah dan rasul-Nya, janganlah kamu taati aku." (Pidato Abu Bakar ketika diangkat jadi khalifah).
"Coba tuliskan pendapatmu di koran, biar semua orang bisa baca. Dan saya siap menjawabnya melalui tulisan pula. Kalau hanya ngomong saja ke sana ke mari, pembantu saya juga bisa." (Prof. J.E. Sahetapy, dalam ILC di TVOne, 3/6/2015)
"Semua harus ditulis. Apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna." --Pramoedya Ananta Toer
"Orang boleh pandai setinggi langit, namun selama tak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan arus pusaran sejarah." -Pramoedya Ananta Toer
"Kau, Nak, paling sedikit kau harus bisa berteriak. Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis, suaramu tak akan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari... Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah." (Pramoedya Ananta Toer dalam Anak Semua Bangsa)
"Kunci menjadi penulis sukses hanya satu: ketekunan!" (J.K. Rowling, penulis Harry Potter)
"Jika Anda tak menulis, nama Anda akan hilang dari sejarah. Jangankan orang lain, cucu-cicit-canggah yang merupakan keturunan langsung Anda sendiri tidak akan mengenal Anda lagi. Mereka mungkin akan mengenal Socrates, Plato, Aristoteles, atau Dale Carnegie dan Stephen Covey yang semuanya mencatatkan nama dalam buku sejarah karena menulis. Saya adalah contoh "korban" dari kakek-nenek yang tak menulis. Saya tak pernah tahu kiprah kakek-nenek saya, apa yang pernah dialaminya, bagaimana pergulatan hidupnya, apa yang sering dipikirkannya, bagaimana gejolak perasaannya menghadapi situasi-situasi kehidupan di masa silam, dan sebagainya. Karena saya tak mau hilang dari sejarah keluarga sendiri, maka saya menulis. Saya senang bahwa kelak cucu-cicit saya akan tahu apa saja yang menjadi impian dan cita-cita besar kakeknya yang satu ini." (Andrias Harefa)
"Belum sah kepakaran seseorang sebelum ia mempunyai karya tulis."
"Verba valent, scripta manent; ucapan akan mudah hilang, tapi tulisan akan tetap dikenang selamanya." (Pepatah Latin)
"Menulis itu sudah jelas merupakan salah satu cara meningkatkan kecerdasan. Setiap kali saya menyelesaikan sebuah tulisan, kecerdasan saya meningkat sekian derajat. Semakin sering saya menulis, maka kecerdasan dalam berbahasa, kecerdasan dalam aspek intrapersonal (tahu diri), interpersonal (tahu orang lain), kecerdasan emosional, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan lainnya terus berkembang tiada henti." (Andrias Harefa)
"Komunisme itu ada dua macam: sebagai ideologi perorangan dan sebagai sistem politik." (Pramoedya Ananta Toer)
"Universitas sejati adalah kumpulan buku-buku." (Thomas Carlyle, sejarawan Inggris)
"A good book is great friend." (Anonim)
"You are what you read. And, you are what you see." (Kamu adalah apa yang kamu baca. Dan, kamu adalah apa yang kamu lihat.) --Anonim
"Tugas seorang penulis adalah menggabungkan hal-hal yang sepertinya tak ada hubungannya menjadi saling terkait. Ini adalah seni menulis kreatif yang merupakan sikap dasar penulis. Kreatif menggabungkan, seperti menjahit kain perca hingga menjadi lembaran warna-warni yang cantik dan unik berirama." --Anonim
"Pemuda sekarang, sejak SD sampai universitas, dididik kebohongan oleh Soeharto. Kalau bisa melepaskan diri bahkan menolak dan melawan kebohongan itu saja, itu sudah bagus. Itu baru itu saja. Belum kalau menghadapi kekuasaan, bahkan berhasil mendepak Soeharto, itu hebat. Dua kali hebat itu." (P.A.T.)
"Lukisan adalah sastra dalam warna-warni. Sastra adalah lukisan dalam bahasa." (Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia, 1985: 313)
"Jika Anda ingin jadi penulis, perbanyaklah bekal-bekal Anda. Bekal itu adalah: banyak membaca, banyak berjalan (bepergian), dan banyak bersilaturrahmi." (Saran dari Andrias Harefa)
"Orang miskin, karena buku menjadi kaya. Orang kaya, karena buku, menjadi anggun." (Andrie Wongso yang ia ambil dari pepatah China)
"Minimal, kita harus membaca 2 buku dalam satu bulan." (Andrie Wongso)
"Hobby Prabowo itu dua: naik kuda dan baca buku. Prabowo itu kutu buku." (Hasim Djojohadikusumo)
"Wherever I am, if I've got a book with me, I have a place I can go and be happy". Di mana pun aku, kalau ada buku bersamaku, berarti ada tempat di mana aku bisa pergi dan bahagia. (J.K. Rowling)
Dengan mempelajari beragam buku, kita meraih banyak inspirasi, meraih banyak prestasi, menjadi orang berpengaruh, dan berkarya luar biasa. (Andrie Wongso)
"Orang yang tidak baca dan tidak shalat itu tidak layak jadi pemimpin." (Prabowo Subianto)
Perubahan selalu merupakan tujuan pembelajaran. Anda tidak dapat tumbuh tanpa berubah. --Anonim
"Sesungguhnya sedekah dan silaturrahmi dapat menolak kematian yang jelek dan mengubah menjadi bahagia." (Hadits)
"Pemimpin sejati tidak akan meminta jabatan, karena jabatan adalah beban berat." --Anonim
"Waktu Orde Baru, tidak ada yang menghendaki perbaikan. Semua tiarap, membenarkan Soeharto. Termasuk kaum intelektual dengan gelar berlapis-lapis juga membenarkan Harto. Ini mahasiswa menentang. Itu kan sudah hebat itu." (Prameodya Ananta Toer)
"Saya tidak tertarik menjadi birokrat. Karena, tugasnya monoton. Saya itu senang dengan pekerjaan2 yang menantang." (Abraham Samad, Ketua KPK).
"Pemimpin bertangan besi akan menghilangkan nyali. Sedangkan pemimpin yang terlalu dipuja dapat mematikan nalar." (Sudjewo Tedjo)
Jika manusia tidak berbuat untuk manusia, maka manusia itu tidak berguna. --Mother Theresa
"Kalau Anda ingin jadi penulis, Anda harus meletakkan dua hal ini: banyak membaca dan banyak menulis, di atas lainnya." (Stephen King)
"Aku tidak begitu memikirkan benda-benda duniawi seperti uang. Hanya orang-orang yang tidak pernah menghirup apinya nasionalisme yang dapat melibatkan dirinya dalam soal-soal biasa seperti itu. Kemerdekaan adalah makna hidupku. Ideologi. Idealisme. Makanan daripada jiwaku." (Bung Karno, dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia).
"Mereka yang gagal mengambil pelajaran dari sejarah, dipastikan akan mengulangi pengalaman sejarah itu." --George Santayana (1863-1952)
"The unexamined life is not worth living." (Socrates)
"Proses pemerdekaan harus dirintis dari dua bilah mata pisau: koran dan organisasi." (Mas Tirto Adi Suryo/Minke, Bapak Pers Indonesia, dalam novel Rumah Kaca)
"Saya berpendirian, pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan pada tiga lembaga keuangan itu (IMF, World Bank, dan ADB). Kita mendesak reformasi arsitektur keuangan global." (Jokowi dalam pidato di KAA di Jakarta, April 2015)
"Orang yang paling miskin adalah orang yang punya banyak keinginan." (Presiden Uruguay Jose Mujica)
"Kata memang punya sihir di tangan mereka-mereka yang jernih."
"Buku dan kegiatan literasi adalah cerminan tingkat peradaban manusia."
"Apakah karena mengatakan kebenaran, Anda harus menjadikan saya musuh Anda?" (J.E. Sahetapy ke Jend. Wiranto)
"Saya menemukan satu pelajaran mengarang yang membagi-bagi satu komposisi dalam, misalnya, "deskripsi", "eksplanasi", "resolusi",--sementara saya tahu, sebagai pengarang, bahwa itu pembagian yang tak ada gunanya. Bagi saya, pedoman itu membuat anak tak punya spontanitas dalam menulis, dan tanpa spontanitas, bagaimana kreatifitas tumbuh?" (Goenawan Mohamad, dalam Esei berjudul: "Tentang Kurikulum 2013")
"Belajar bukan hanya untuk mengetahui dan menambah informasi. Belajar adalah menjelajah dunia yang selalu baru dan mengasyikkan." (Gunawan Mohamad)
"Menurut penelitian paling baru, kecerdasan seseorang tak akan bisa banyak dikembangkan. Faktor genetik menentukan. Tapi yang bisa berkembang adalah kreatifitas. Kurikulum 2013 bertujuan mengembangkannya." (Abdullah Alkaff, ilmuwan ITS, konseptor Kurikulum 2013)
"Osman Raliby ajari saya kalam dan falsafah, Abubakar Atjeh ajari saya tasawwuf, Natsir ajari saya politik, Takdir Alisjahbana ajari saya kebudayaan, Roem ajari saya diplomasi, Soeharto ajari saya ketegasan, Sjafruddin ajari saya prinsip, Ismail Suny ajari saya hukum, Ayah saya Idris bin Haji Zainal ajari saya makna hidup, kesabaran dan kesederhanaan. Saya berguru pada mereka semua." (Yusril Ihza Mahendra)
"Tujuan pendidikan adalah agar manusia menjadi baik. Menurut Rasulullah, manusia yang baik itu ialah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lain (Khairunnas anfa uhum linnas). Nah, semakin tinggi pendidikan seseorang, semestinya semakin banyak ia berusaha memberikan manfaat bagi orang lain. Namun, saat ini, filosofi dan kondisinya ironis: semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin ia berupaya mengambil manfaat sebanyak mungkin dari orang lain untuk dirinya sendiri, bukan memberi manfaat sebanyak mungkin bagi orang lain."
"Ada dua cara bagi kita untuk bisa mencintai kemanusiaan dan kebebasan: cara pertama adalah memilih jalan intelektual dan akademis. Cara yang kedua adalah menjadi aktivis."
"Sejatinya, lembaga pemilihan umum--termasuk pilkada--tidak lebih hanya merupakan suatu strategi untuk menuai legitimasi para elite pengambil keputusan melalui mekanisme partisipasi politik masyarakat." (Weber, 1947; Schumpeter, 1976)
"Hanya sedikit orang yang menganggap jabatan seperti belenggu. Kebanyakan orang melihat jabatan seperti gelang emas yang membuat orang lain iri." (Goenawan Mohamad, di catatan pinggir Tempo)
"Bandha titipan, nyawa gadhaian, pangkat sampiran." (yg berarti, harta hanyalah titipan, nyawa adalah gadaian, dan pangkat hanya digantungkan)." (Peribahasa Jawa)
"Aku rela dipenjara asalkan bersama buku. Karena, dengan buku, aku bebas." (Moh. Hatta)
"Khairu jalisin fiz-zaman kitab; sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku."
"Islam tidak melarang orang untuk menjadi kaya, tetapi Islam sangat mengecam orang yang berlomba menumpuk harta untuk riya, foya-foya, dan mengabaikan fakir miskin. Rasulullah takut kelak umatnya menjadi pecinta harta untuk alasan bermegah-megah. Rasulullah bersabda, 'Salah satu yang paling kutakuti menimpa kalian adalah gemerlapan harta benda.' Harta, sejatinya adalah penyuci jiwa. Dengan berzakat dan bersedekah, akan membuat jiwa kita suci kembali. Dengan harta, justru kita makin memiliki semangat untuk berbagi. 'Ya Allah, berikanlah kekayaan kepada hamba agar hamba bisa berbagi,' kata sufi dalam doanya." (Nanang Qosim Yusuf, The Heart of 7 Awareness: Membuka 7 Cara Efektif Menjadi Manusia di Atas Rata-Rata, Jakarta: Noura Books, 2012, h.160-161)
"Sebelum peti mati dipantek, tidak ada yang dapat memastikan nasib seseorang. Dengan kata lain, nasib seseorang belum bisa dipastikan." (Pepatah Cina)
"The man who enters a library is in the best society this world affords; the good and the great welcome him, surround him, and humbly ask to allowed to become his service." (Andrew Carnegie)
"Hidup dimulai di usia 40." (Pepatah Barat). Kolonel Sanders memulai usaha dan sukses di usia 65 tahun dengan menciptakan resep Kentucky Fried Chicken (KFC).
"Hidup itu mengalir saja. Tidak usah melompat-lompat, karena alirannya sudah diciptakan." (Mahfud MD dalam Biografi Mahfud MD Terus Mengalir, h. 63)
"Coba saja lihat baik-baik; di daftar penulis-penulis buku terkenal; namamu tak tercatat; bukan prestasi yang kau tak punya; bukan kurang kekayaan harta benda; bukan pula tiadanya pengetahuan dan pengalaman; masalahnya hanya satu saja; seperti masa-masa sebelumnya; tahun ini pun kau tak menulis apa-apa." (Puisi dari penulis, Andrias Harefa)
"Wahai orang-orang hebat luar biasa; wahai orang-orang kaya raya; wahai kaum cerdik cendekia Indonesia; menulislah, berbagilah, jangan simpan pengetahuan dan pengalaman Anda untuk dibawa mati." (Andrias Harefa)
"Gambaran yang muncul dari berbagai penelitian ini adalah perlunya latihan selama 10.000 jam untuk memperoleh keahlian yang dibutuhkan demi menjadi seorang ahli kelas dunia--dalam hal apa pun." (Daniel Levitin ahli saraf). Ctt: 10.000 jam itu kira-kira 10 thn jika dilakukan 3 jam per hari. Bisa juga 5 tahun. Tergantung banyaknya latihan yang dikerjakan. (lihat Andrias Harefa, Happy Writing, Jakarta: Gramedia, 2010, h. 120)
"Mengusap keringatnya orang-orang bekerja, memakan hasil pekerjaan lain orang, tidak memberikan bagian keuntungan yang seharusnya menjadi bagiannya orang yang turut bekerja mengeluarkan keuntungan, dan semua perbuatan yang serupa itu--yang oleh Karl Marx disebut memakan keuntungan 'meerwaarde', adalah dilarang sekeras-kerasnya oleh agama Islam, karena semua itu termasuk perbuatan memakan riba. Dengan begitu, maka nyatalah agama Islam memerangi kapitalisme sampai pada benihnya, membunuh kapitalisme daripada benihnya, oleh karena pertama-tama yang menjadi dasar kapitalisme adalah 'memakan keuntungan meerwaarde' menurut paham Karl Marx, atau 'memakan riba' sebagaimana dalam pemahaman Islam!" (H.O.S. Tjokroaminoto, Islam dan Soialisme, Bandung: Sega Arsy, 2010, h. 27)
"Bagi kita orang Islam, tidak ada sosialisme atau rupa-rupa isme yang lebih baik, yang lebih elok dan lebih mulia melainkan sosialisme yang berdasar Islam itulah saja." (H.O.S. Tjokroaminoto dalam Islam dan Sosialisme)
"Kaanan nasu ummatan wahidatan; sesungguhnya seluruh umat manusia itu bersaudara/bersatu, begitulah pengajaran di dalam Qur'an yang suci, yang menjadi dasar Sosialisme. Kalau segenap umat manusia kita anggap sebagai satu persatuan, tak boleh tidak kita wajib berusaha untuk mencapai keselamatan bagi mereka semuanya." (HOS Tjokroaminoto, dalam bukunya: Islam dan Sosialisme)
"Revolusioner yang paling radikal pun akan berubah menjadi seorang konservatif satu hari setelah revolusi usai." (Hannah Arendt, teoritikus politik Jerman).
Maksudnya: setelah menduduki tahta, sang penguasa yang dulunya radikal akan berupaya mempertahankan kekuasaannya atau akan pro terhadap status quo. Oleh karena itu, bagi revolusioner sejati, tak ada akhir dari revolusi. Semuanya dalam "proses menjadi". Tidak ada titik final dari perubahan. Perubahan bukanlah sebuah titik beku yang akan tercapai melalui revolusi yang bersifat temporer.
Empat alasan kenapa orang tidak mau berubah
1. Comfort zone (terjebak zona nyaman)
2. Ketakutan yang tinggi
3. Fokus kpd keberhasilan masa lalu
4. Merasa diri tidak layak (Naqoy, h. 232)
"Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku (Umar Bin Khattab)
"Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tetapi berusahalah menjadi manusia yang berguna." (Albert Einstein)
"Pada saat hatimu ikhlas, maka Allah akan memberikan lebih banyak lagi dari apa yang telah kauberikan." (Naqoy)
5 Tingkat Manusia Menjadi Manusia di Atas Rata-rata
1. Self changing (perubahan diri)
2. Self controlling (kontrol diri)
3. Self understanding (kenal diri)
4. Self awareness (sadar diri)
"Syarat menjadi bijaksana: rendah hati." (Naqoy)
"Bijaksana adalah gabungan (perkawinan) antara pengalaman hidup seseorang dengan wawasan (ilmu). --Naqoy
"Visi adalah rahasia kehidupan untuk hidup panjang dan bahagia." (Naqoy)
"Sesungguhnya apa yang terjadi adalah sebuah rencana besar dari Allah untuk hamba-Nya yang Dia cintai." (Naqoy)
"Hidup kita harus memberi makna dan manfaat untuk orang banyak." (Nani Efendi)
"Sekali kau sebarluaskan tulisanmu, maka tidak ada kata yang bisa ditarik kembali. Maka menulislah sesuatu yang membuat orang bergerak ke arah kebaikan." (Tendi Murti)
8 Jalan Mencapai Tujuan Hidup di Dunia
Menurut HOS Tjokroaminoto
1. Percaya pada Allah yang sejati (tidak berlaku sirik atau menyembah pada selain Allah) dan selalulah berjalan di jalan yang benar.
2. Mempelajari keindahan yang sempurna yang ada pada Allah yang sejati. Allah menjelaskan hal ini dalam surat Al Ikhlas.
3. Meyakini sifat Maha Pemurahnya Allah.
4. Berdo'a.
5. Mujahadah, atau mencari Allah dengan mengeluarkan kekayaan, mempergunakan segenap kekuatan, mengorbankan jiwa, dan mempergunakan kepandaian di jalan Allah. Allah berfirman: Yahidu bi amwalikum wa anfusikum; pergunakanlah sepenuh-penuh dirimu di jalan Allah, dengan harta, jiwa dan ragamu--segala kekuatan dan kekuasaanmu.
6. Istiqomah (berketetapan hati) untuk selalu berada di jalan Allah (jalan kebenaran), meskipun melalui cobaan dan rintangan yang berat. Apabila pemandangan kita sudah begitu suram, maka kita harus bertetap hati dengan sekuat-kuatnya. Kita harus tetap berada di jalan yang benar. Tetap tawakal pada kehendak Allah.
7. Meneladani orang-orang yang benar ibadahnya, untuk menuruti asas-asas kebenaran dan keadilan. Sedangkan orang yang tidak mengikuti teladan yang sempurna, cepat atau lambat, hilanglah keinginannya untuk berbuat kebajikan dan akhirnya jatuh ke dalam kesesatan.
8. Memiliki cita-cita yang suci dan wangsit dari Allah. Wasiat dari Allah itu adalah anugerah dari Allah agar hati kita tetap pada jalan yang benar, meskipun dihadapkan dengan kesusahan. (HOS Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme)
***
"Dalam zaman sekarang ini, kaum aristokrat (bangsawan) dan kaum kapitalis, ataupun kaum kromo dan kaum miskin (proletar) belum siap untuk membangun satu kerajaan sosialistis (negara sosialis, --red) yang sebenar-benarnya. Tiap-tiap orang mengutamakan kepentingannya sendiri. Hal ini sekarang sudah menjadi lumrah dan seolah-olah menjadi standar hidup bagi kebanyakan orang. Padahal, jika hal itu terus terjadi, anak cucu mereka akan bertambah keras dan tamaknya." (HOS Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, tahun 1924)
"Sosialisme Islam zaman dahulu dapat menyampaikan maksudnya karena sebelum sesuatu negeri mendirikan gouvernement secara sosialistis, lebih dulu sudah ditanamkan pada tiap-tiap anggota masyarakat negeri untuk membuang sifat egoisme dan nafsu mengejar keperluan sendiri." (HOS Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme)
Pada waktu Sayidina Ali bin Abi Thalib terbaring di tempat tidur menjelang wafatnya, orang-orang meminta padanya untuk mengajukan anaknya untuk menggantikannya menjadi khalifah. Tetapi, Sayidina Ali seorang sosialis dan demokrat sejati menjawab, perkara itu bukan haknya, melainkan hak rakyat semata. (lihat HOS Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, h.144)
"Jika saya benar, ikuti aku. Tapi, jika saya salah, luruskan aku." (Umar bin Khattab)
"Begitulah maka daya upaya, yang telah dilakukan oleh Nabi kita Muhammad saw buat mengangkat derajat masyarakat Arab, melalui sistem sosialisme yang sama sekali tidak mengandung nafsu mengejar keperluan dan kesenangan sendiri. Ketika kemudian bangsa-bangsa dan rakyat Islam menjadi jatuh derajatnya, maka yang menjadi sebabnya adalah individualisme, yang penuh dengan nafsu mengejar keperluan dan kesenangan sendiri.
Meskipun sekarang ini rasa Pan-Islamisme dan rasa sosialisme sudah mulai tumbuh di dalam dunia Islam, tetapi bagian terbesar daripada umat Islam bukan saja masih jauh tidak suka membau-bau Pan-Islamisme dan sosialisme, mereka itu juga tidak suka menghargai pergerakan nasionalisme di tempat mereka masing-masing. Malahan tidak sedikit yang tidak suka bergerak sama sekali. Seorang yang hanya mengejar keperluan sendiri--Islam-kah orang yang semacam itu? Seorang yang mengaku Islam, tetapi nyatanya hanya berbuat, berlaku, dan bekerja untuk keperluan sendiri, tak boleh tidak akhirnya derajatnya tidak lebih tinggi dari derajatnya budak belian. Manusia semacam itu sudah selayaknya tinggal dalam tindakan buat selama-lamanya. (HOS Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, h. 145)
"Orang-orang Islam sendiri dewasa ini banyak yang mati ruhnya. Hati sanubarinya tidak bisa dimasuki cita-cita agama yang sejati, cita-cita sosial dan politik yang terkandung dengan kuat-kuat di dalam Islam. Dengan begitu, mereka menerima saja dirinya diperintahkan sebagai budak belian, dilakukan sebagai binatang, atau diisap dan ditipu oleh orang-orang yang mengaku alim, tetapi sesungguhnya kealimannya diperuntukkan untuk mengejar keuntungan dirinya sendiri, menyesatkan umat Islam dari jalan yang benar dan akhirnya merendahkan dan membinasakan derajatnya keislaman. Sungguh pun dewasa ini kita menghadapi keadaan yang susah lagi sukar dan sangat nenyedihkan hati ini, tetapi penulis dan teman-teman penulis (para pemimpin dan pemuka pergerakan rakyat Islam) tidak sekali-kali berkecil hati di atas nasibnya umat Islam di kelak kemudian hari." (HOS Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, h.146).
"The sad duty of politics is to establish justice in a sinful world; Tugas sedih politik adalah menegakkan keadilan di dunia yang berdosa." (Reinhold Niehbur, teolog Protestan)
0 komentar:
Posting Komentar