alt/text gambar

Sabtu, 17 Maret 2018

Topik Pilihan:

Kutipan dari Novel Bukan Pasarmalam

"Dan kalau engkau jadi presiden, dan ibumu sakit atau ambillah bapakmu atau ambillah salah seorang dari keluargamu yang terdekat--besok atau lusa engkau sudah bisa datang menengok. Dan sekiranya engkau pegawai kecil yang bergaji cukup untuk bernafas saja, minta perlop untuk pergi pun susah. Karena sep-sep kecil itu merasa benar kalau dia bisa memberi larangan sesuatu pada pegawainya." --(Pramoedya Ananta Toer, Bukan Pasarmalam, Jakarta: Lentera Dipantara, 2003, h. 10)

"Hidup ini, Anakku, hidup ini tak ada harganya sama sekali. Tunggulah saatnya, dan kelak engkau akan berpikir, bahwa sia-sia saja Tuhan menciptakan manusia di dunia ini." --Pramoedya Ananta Toer, Bukan Pasarmalam, Jakarta: Lentera Dipantara, 2003, h. 48.

"Kemanusiaan kadang-kadang menghubungkan seorang dari kutub utara dan seorang dari kutub Selatan. H. 64

Perwakilan rakyat hanya panggung sandiwara. Dan aku tidak suka menjadi badut--sekalipun badut besar. H. 65

Untuk apa kau ladeni suara orang yang tidak punya kesopanan. H66

"Detik demi detik lenyap ditelan malam. Dan dengan tiada terasa umur manusia pun lenyap sedetik demi sedetik ditelan malam dan siang. Tapi masalah-masalah manusia tetap muda seperti waktu." H. 66

Dan di dunia ini, manusia bukan berduyun-duyun lahir di dunia dan berduyun-duyun pula kembali pulang. Seorang-seorang mereka datang. Seorang-seorang mereka pergi. H. 104

0 komentar:

Posting Komentar