Seputar Public Speaking
Langkah-Langkah Menyusun Pidato
1. Menentukan tema
2. Menentukan maksud dan tujuan isi pidato (apakah bertujuan memperingatkan, menginstruksikan, menyadarkan, membujuk, atau sekedar menginformasikan sesuatu). Jika tujuan mengajak, berilah argumentasi dengan dukungan data-data yang kuat. Serta gunakan kata-kata persuasif, seperti: "ayo", "mari", dsb.
3. Membuat kerangka pidato
Setelah tema atau topik ditentukan, dan juga tujuan pidato, langkah selanjutnya membuat kerangka atau outline pidato. Ini penting agar pidato bisa sistematis dan tidak melantur terlalu jauh keluar dari tema.
Contoh tema misalnya "narkoba". Maka outline-nya sebagai berikut:
Tema (topik): Narkoba
Judul: Bahaya Narkoba bagi Remaja
I. Apa itu narkoba?
II. Jenis-jenis narkoba
2.1 Ganja
2.2 Putaw
2.3 Heroin, dll
III. Dampak narkoba
3.1 Dampak narkoba bagi kesehatan
3.2 Dampak narkoba bagi kehidupan
IV. Cara pencegahan dari narkoba
4.1 Dari dalam diri
4.2 Dari luar diri
V. Kesimpulan
4 Mengumpulkan bahan
Setelah kerangka pidato dibuat, masukkan informasi-informasi pendukung yang diperlukan, sehingga outline menjadi teks pidato yang utuh. (Aba Mehmed Agha, Cepat dan Mudah Lancar Public Speaking: Kiat Jago Berbicara di Depan Publik secara Mengesankan, Yogyakarta: Checklist, 2023, h. 40-43)
***
5 Kunci Komunikasi yang Efektif
1. Respect (saling menghormati)
2. Empathy (mampu melihat dari perasaan orang lain)
3. Audible (pembicaraan dapat didengar dengan baik)
4. Clarity (pesan dapat dipahami dengan jelas)
5. Humble (rendah hati; tak menunjukkan sikap angkuh)
(Arisatya Yogaswara dan Niken R Yogaswara, Cara Sukses Public Speaking: Seni Berbicara dengan Baik di Depan Umum, Yogyakarta: Checklist, 2022, hlm. 91-95)
***
INTI PUBLIC SPEAKING
Inti dari public speaking adalah menyampaikan pesan dari pembicara kepada audiens. Apakah pesan yang dimiliki oleh pembicara tersampaikan dengan baik atau tidak kepada audiens, sangat tergantung pada kemampuan komunikasi si pembicara. (Arisatya Yogaswara dan Niken R Yogaswara, Cara Sukses Public Speaking: Seni Berbicara dengan Baik di Depan Umum, hlm. 127)
**
Kontak Mata (Eye-contact)
Eye-contact alias kontak mata adalah unsur penting dalam komunikasi yang mampu menciptakan daya tarik dan kedekatan. Ketika pembicara publik menyampaikan ceramah atau pidatonya, ia harus menatap audiensnya dan tidak melihat atau memperhatikan hal-hal lain selain mereka, seperti menatap dinding ruangan, langit-langit ruangan, atau membuang pandangan jauh ke luar ruangan. Seorang pembicara publik saat berpidato harus adil. Caranya, dengan melihat dan mengarahkan pandangannya secara proporsional ke arah audiens (ke kanan dan ke kiri). Ia tidak boleh hanya memandang sebagian audiens atau salah seorang saja. Tak adanya kontak mata dapat menimbulkan ketidakpercayaan audiens terhadap si pembicara. Sebab ada jarak antara pembicara dengan audiens. Audiens di hadapannya secara langsung dianggap tidak ada. (Aba Mehmed Agha, Cepat dan Mudah Lancar Public Speaking: Kiat Jago Berbicara di Depan Publik secara Mengesankan, Yogyakarta: Checklist, 2023, h. 105-106).
JAGA KONTAK MATA
Berbicara dengan lima puluh orang atau seratus orang seharusnya memiliki cara yang sama dengan berbicara dengan satu orang. Buatlah kontak mata. Lemparkan tatapan mata secara adil kepada seluruh audiens secara merata dan bergiliran.
Tapi, jika Anda terlalu gugup untuk melakukan kontak mata dengan seluruh audiens, maka cobalah cara ini: Carilah seseorang yang duduk di baris paling belakang audiens, lalu cobalah menjelaskan isi materi presentasi Anda dengan membuat kontak mata dengannya, seolah-olah di ruangan itu hanya ada Anda dan dirinya. Tidak ada audiens lain. Anggaplah diri Anda hanya bercakap-cakap biasa dengannya.
Cara ini sangat membantu, karena jauhnya jarak antara Anda dengannya membuat Anda sesungguhnya tidak terlalu jelas menatap matanya. Namun, sudut pandang yang tepat membuat Anda seolah-olah sedang menatap lurus ke seluruh audiens. Ini lebih baik ketimbang Anda terlihat kebingungan menghindari tatapan mata ratusan orang yang berada di depanAnda.
Bahkan Warren Buffet mengakui ia merasa sangat gugup saat harus menjalani prosesi pernikahannya. Begitu banyak orang berada di sana. Namun, Buffet tak kehilangan akal. Ia melepaskan kacamatanya sehingga ia tidak bisa melihat orang-orang yang menatap kepadanya. Cara ini berhasil meredam kegugupannya. Warren akhirnya bisa menatap dan tersenyum ke orang-orang yang hadir di pernikahannya, meski sejujurnya, ia tak mampu mengenali wajah mereka.“ (Arisatya Yogaswara dan Niken R Yogaswara, Cara Sukses Public Speaking, hlm. 135-136)
***
BERHENTI BICARA SEJENAK 2-3 DETIK
Dalam public speaking, penting berhenti sejenak, sekitar 2-3 detik. Hal ini bertujuan untuk mengajak atau membiarkan audiens berpikir, merenung, terhadap isi pesan. Pembicara dengan jam terbang tinggi sangat mahir melakukan teknik berhenti sejenak. Untuk menambah pengetahuan public speaking Anda, cobalah tonton pidato atau ceramah tokoh-tokoh terkenal. Pelajari cara mereka membuat hidup suasana. Pelajari cara mereka menyampaikan materi dengan menarik dan jelas. Pelajari juga bagaimana bagusnya mereka dalam memancing interaksi dengan audiens. Perhatikan bagaimana mereka memberikan penekanan pada kata-kata tertentu. Perhatikan juga variasi intonasi pada suara mereka. Perhatikan bagaimana mereka memilih timing untuk berhenti sejenak sebelum atau sesudah mengatakan sesuatu yang penting. Makin banyak Anda mempelajari gaya dan teknik berbicara dari para pembicara terkenal, akan makin mahir pula Anda menirukan mereka dalam mengolah kata-kata dan cara menyampaikan pesan ke audiens dengan penuh gaya. (Arisatya Yogaswara dan Niken R Yogaswara, Cara Sukses Public Speaking, h. 144-145)
***
Pentingnya Penampilan
You Are What You Wear!
"Anda tak dapat menapaki tangga kesuksesan dengan berpakaian seperti orang gagal," kata Zig Ziglar. Brian Tracy, seorang motivator ternama dan penulis berbagai buku pengembangan diri, pernah berkata, "Aturlah penampilan untuk meraih kesuksesan. Pencitraan adalah hal yang sangat penting, karena orang-orang akan menilai Anda dari apa yang terlihat di luar."
Dalam konteks public speaking, audiens bisa menolak presentasi Anda, atau kehilangan kepercayaan jika penampilan Anda kucel, jorok, tak rapi, atau tak sesuai dengan momen atau situasi tertentu.
Kata Donald Trump, "Cara kita berpakaian mengatakan banyak hal tentang diri kita sebelum kita mengatakan sepatah kata pun."
Karena itu, penampilan sangat penting untuk kesuksesan seseorang. Dan, dalam konteks melakukan public speaking, perhatikanlah sungguh-sungguh penampilan Anda, karena penampilan merupakan cerminan diri kita.
(Arisatya Yogaswara dan Niken R Yogaswara, Cara Sukses Public Speaking: Seni Berbicara dengan Baik di Depan Umum, hlm. 82-85)
***
5 Nasihat Penting dari Pakar Public Speaking
1. "There are only two types of speakers in the world: the nervous and liars." —Mark Twain
Hanya ada dua tipe pembicara di dunia ini: yang gugup dan yang pura-pura. Jadi, agar tak kelihatan gugup, berpura-puralah agar tak tampak gugup. Pembicara hebat harus pintar berakting di depan audiens.
2. "All great speakers were bad speakers at first." —Ralp Waldo Emerson
Semua pembicara hebat, berasal dari pembicara yang buruk. Artinya, tak ada orang yang langsung bisa jadi pembicara yang hebat. Semua butuh proses—butuh latihan—atau jam terbang yang tinggi.
3. "A good speech should be like a woman's skirt: long enough to cover the subject and short enough to create interest." —Winston Churchill
Pidato yang baik haruslah seperti rok wanita: cukup panjang untuk menutupi/menjangkau pokok bahasan dan cukup pendek untuk menarik perhatian.
4. "Great communication begins with connection." —Oprah Winfrey
Komunikasi yang hebat diawali dengan hubungan yang baik. Agar direspons dengan baik oleh audiens, seorang pembicara harus meninggalkan arogansinya dan berusaha terlebih dahulu membangun koneksi dengan audiensnya. Bangunlah hubungan yang nyaman terlebih dahulu, barulah komunikasi bisa berjalan dengan lancar.
5. "You cannot talk to people successfully if they think you are not interested in what they have to say or you have no respect for them." —Larry King, How to Talk to Anyone, Anytime, Anywhere: The Secrets of Good Communication
Anda tidak akan bisa berbicara dengan sukses kepada orang lain jika mereka menganggap Anda tidak akan tertarik dengan apa yang akan mereka katakan atau Anda tidak menaruh respek pada mereka.
Perhatikanlah apa yang sesungguhnya diinginkan audiens. Dengarkan apa yang mereka ucapkan. Ingat, presentasi dirancang, salah satunya, ialah untuk memenuhi kebutuhan audiens, bukan sekedar memuaskan si pembicara. (Arisatya Yogaswara dan Niken R Yogaswara, Cara Sukses Public Speaking: Seni Berbicara dengan Baik di Depan Umum, Yogyakarta: Checklist, 2022, hlm. 186-191)
***
0 komentar:
Posting Komentar