"Tan Malaka, jika tetap terbenam di nagari Pandan Gadang, Suliki, tentu ia tidak akan pernah menjadi salah seorang tokoh komintern tahun 1920-an, sekalipun kemudian “bentrok” dengan Stalin, sang diktatur. Jika tidak beranjak dari Pandan Gadang, Tan Malaka paling-paling menjadi camat atau bupati Limo Puluah Koto." (Buya Syafii Maarif dalam https://jibpost.id/ranah-gurindam-dalam-sorotan/)
"Melalui fungsi kritisnya, filsafat hukum membantu memberi visi pada norma hukum. Tanpa sikap kritis, hukum dapat berubah menjadi monster efektif di tangan kekuasaan untuk kepentingan penguasa. Tanpa sikap kritis untuk mendorong hukum ke arah lebih berwajah manusiawi, manusia akan diperbudak oleh hukum ciptaannya sendiri." (Andrea Ata Ujan, Filsafat Hukum: Membangun Hukum, Membela Keadilan, Yogyakarta, Kanisius, 2009, h. 33-34)
Allah Maha pembolak-balik hati:
"Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta." --Ali bin Abi Thalib
"Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara kritis, sampai ke akarnya." --Reza A.A. Wattimena
'Hasrat filsafat adalah hasrat atas kebijaksanaan. Ia tak pernah sungguh diperoleh, namun terus diburu dengan penuh rindu." --Reza A.A. Wattimena
"Pemimpin itu tidak bertanggung jawab terhadap opini publik, tapi pemimpin itu bertanggung jawab terhadap tindakannya." (Henry Kissinger; mantan Menlu AS)
Jozef Goebbels, Menteri Propaganda Nazi di zaman Hitler, mengatakan: Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik. Kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya. Tentang kebohongan ini, Goebbels juga mengajarkan bahwa kebohongan yang paling besar ialah kebenaran yang dirubah sedikit saja.
Penjelasan Prof. Sayyed Hossein Nasr tentang absurditas usaha pengilmiahan al-Qur'an. Al-Qur'an dan sains memiliki fondasi yang berbeda. Al-Qur'an bersifat absolut dan tidak berubah-ubah sedangkan sains sesuai dengan prinsip falsifikasinya akan selalu berubah-ubah. Dengan demikian, kebenaran Al-Quran adalah kebenaran berdasarkan keyakinan dan kebenaran sains adalah kebenaran berdasarkan temuan sementara hasil dari observasi. Jika sains dipaksakan sebagai metode dalam interpretasi, al-Qur'an beresiko mengikuti karakter sains yang berubah-ubah.
Bagi kebanyakan politisi, terutama yang berlaku hari ini, politics is the art of the possible (politik adalah seni memainkan segala kemungkinan [untuk mendapatkan kekuasaan]). Tapi, bagi Bung Hatta, politik adalah kebalikan dari itu, yaitu: politik adalah seni dalam mempertahankan dan memperjuangkan prinsip dan keyakinan. Jabatan hanya bagian dari instrumen untuk memperjuangkan prinsip dan keyakinan, bukan tujuan akhir dari politik. Bung Hatta tak segan-segan mundur dari posisi Wakil Presiden RI ketika posisi tersebut tak bisa lagi menjadi alat untuk memperjuangkan keyakinan politiknya.
"Sopan santun itu adalah bahasa tubuh. Pikiran tidak memerlukan sopan santun. Pikiran yang disopansantunkan, dalam politik, itu artinya kemunafikan." (Rocky Gerung)
"Membaca buku bukan sekedar perkara menambah atau memindahkan pengetahuan dari buku ke akal. Tapi membaca buku adalah sebentuk perjumpaan eksistensial antara pembaca dan penulis melalui perantara kata-kata dan bahasa." Rae Welmina Twitter
Segalanya yang kau lihat mempunyai akarnya di dalam dunia yang tak terlihat. Bentuk akan berubah, namun intisarinya tetaplah sama. (Maulana Rumi)
Jangan minta kesenangan dan kemewahan, khususnya ketika kamu tidak bekerja kerasuntuknya. Makanan yang halal diperoleh dengan bekerja lebih keras daripada yang dituntut terhadapnya. - Muhyidin Ibn 'Arabi -
Dengan menganggap orang lain sombong, bisa jadi telah menggelincirkan diri pada kesombongan jenis lainnya. Psikologi Sufi-
"Dan Tuhan memelihara ketidakpastian itu pada seluruh umat manusia agar manusia terus belajar, terus bermimpi, dan ujung-ujungnya kita akan kembali pada-Nya." --Socrates
“Komunisme itu ada dua macam: sebagai ideologi perorangan dan sebagai sistem politik. Sebagai sistem politik, sudah membuktikan tidak demokratis. Sampai sekarang. Dan, manusia hidup ini untuk sistem, apakah sistem untuk manusia? Itu persoalannya. Kalau manusia itu dilahirkan untuk sistem, maka manusia itu akan menderita. Walaupun manusia itu lahir tidak atas kemauannya sendiri, tapi aturan-aturan dari sistem belum tentu sesuai dengan individu. Maka itu, menurut saya, bagaimanapun jeleknya demokrasi sebagai sistem, toh lebih baik daripada yang ada. Sebab, manusia punya hak untuk bicara.” (Pramoedya Ananta Toer)
"Kalau kebebasan untuk berbicara dan berpendapat telah dicabut dari diri kita, maka kita itu bagaikan domba-domba yang lagi digiring ke tempat pemotongan hewan." (George Washington). (versi lain: "Jika kebebasan berbicara direnggut, maka kita akan jadi bodoh dan bisu, bagaikan seekor domba yang lagi digiring ke tempat pemotongan hewan." (George Washington).
"Saat ini orang bisa belajar dari YouTube atau google. Orang yang tidak mengenyam pendidikan akademik tinggi bisa memiliki keahlian yang bisa lebih baik dari lulusan persekolahan atau pendidikan tinggi. Bahkan di UI saya sering kaget melihat kemampuan mahasiswa saya. Mereka lewat berselancar di dunia maya punya informasi dan data lebih baik." --Prof. Rhenald Kasali
"Jika semua orang menjauh ketika engkau mendapat kesulitan, maka ketahuilah bahwa Allah SWT ingin membuatmu kuat dan Dia akan menjadi penolongmu." (Imam Syafi'i)
"Demokrasi (adalah) sebagai penundaan semua kepastian politik dan keterbukaan pada ketidakpastian serta perubahan tanpa henti." Reza A.A Wattimena
"Berfilsafat adalah kemampuan alami manusia, yang kemudian terlupakan karena pendidikan formal yang mengajarkan orang untuk jadi budak otoritas, dan hanya bisa menghafal seperti mesin. Bahkan mesin lebih baik menghafalnya." Reza A.A Wattimena
"... dasar-dasar pendidikan keilmuan (berbeda dari penataran keterampilan) sangat lemah dalam tradisi belajar-mengajar di negeri ini sejak masa kolonial. Ini lanjutan dari kebijakan kolonial yang sudah saya sebut di atas: tujuan utama pendidikan bukan menyiapkan cendekia yang berpikir kritis, bekerja mandiri, berwawasan inovatif dan kreatif. Namun, pegawai negeri dan profesional yang siap kerja secara patuh." --Ariel Heryanto (https://theconversation.com/pendidikan-setelah-20-tahun-reformasi-97209)
0 komentar:
Posting Komentar