Saya memiliki beberapa target, paling utama jelas menjadi dosen sekaligus membikin lembaga kebijakan publik, juga bisa mendirikan perpustakaan umum yg diisi oleh literatur2 mewah, karena saya ingin bahwa anak2 muda yg kurang beruntung karena tidak memiliki kesempatan sekolah ke Ohio, ISS, Harvard dsb, tapi memiliki bacaan yg tidak kalah dgn org2 yg sekolah di kampus top dunia. Selain itu, saya pun berharap bisa jadi pengusaha buku yg sukses yg ke depan bisa membuat penerbitan sendiri. Dari hasil usaha buku dan penerbitan inilah, saya punya niat tulus ingin membantu mahasiswa2 yg miskin biar jangan ada yg bernasib sama dgn saya yg menahan lapar sewaktu kuliah.
Dari kesemua itu, nyaris sudah pernah saya coba semua, tpi masih gagal dan mandeg. Pas mau jadi dosen, saya selalu diusir halus dan berkali kali disuruh balik ke Unpad. Berbulan-bulan menjadi hari2 yg buruk bagi saya dan membuat saya bener2 mengalami krisis kepercayaan diri (saya sampe sering duduk di luar pojokan sorangan wae sambil melamun "ya Allah, gini amat nasib org yg punya niat tulus ngangkat daerah, derajat keluarga dan ilmu pengetahuan).
Tapi saya ingat, bahwa dari kesemua itu, ada satu yg belum saya coba, yakni mendirikan lembaga kebijakan publik, dan kebetulan beberapa bulan lalu seorang mentor saya pernah bilang soal itu, dan dilanjut beberapa kawan saya yg akan pulang dari luar negeri dan berngkat ke luar, juga mengajak saya utk merealisasikan ide yg dulu sering saya ungkap waktu masih di HMI.
Tapi saya paham, utk anak muda polos seperti saya, mendirikan lembaga pun bukan hal mudah. Sebab itulah, saya meminta pertimbangan Bu Sarah Santi (Direktur LSI) ke kantor beliau, terutama utk soal2 lapangan, peta persaingan dsb JIKA saya mendirikan lembaga.
Saya ingat juga, bahwa dari kantor LSI inilah beberapa tahun lalu saya dpt inspirasi utk merantau ke Jkt (jika tidak ada yg mengajak saya balik ke Bdg).
Btw, saya ini pembelajar sejati, maka kewajiban seorang pembelajar adalah terus mau berbenah, menyadari kekurangan diri (otokritik), dan dari situlah titik berangkat kita utk terus belajar termasuk pada org2 yg berpengalaman.
Foto 3 minggu lalu sebelum menyepi ke Nangor.. Saya selalu berdoa pada Gusti Allah, saya tahu sejak kecil jalan saya selalu terjal, sebab itu saya selalu memohon agar dianugerahi kelapangan dada dan paling utama lagi adalah kekuatan utk terus mempertarungkan hidup.
Sumber: https://www.facebook.com/share/p/17x7ET7xZ4/
0 komentar:
Posting Komentar