Oleh: Nani Efendi
Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah
diambil kesimpulan secara garis besar sbb:
1. Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Tuhan YME dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya, yaitu takwa. Iman dan takwa bukanlah nilai yang statis dan abstrak. Nilai-nilai itu memancar dengan sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagi kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa bagi manusia jika tidak disertai dengan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan yang sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang benar dalam peradaban dan berbudaya.
2. Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan
melakukan ibadah atau pengabdian formil kepada Tuhan. Ibadah mendidik individu
agar tetap ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada kebenaran
sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang
menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang penuh dari agama tanpa adanya hak manusia untuk
mencampurinya. Ibadat yang terus menerus kepada Tuhan menyadarkan manusia akan
kedudukannya di tengah alam dan masyarakat dan sesamanya. Ia tidak melebihkan
diri sehingga mengarah kepada kedudukan Tuhan dengan merugikan orang lain, dan
tidak mengurangi kehormatan dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat
perbudakan diri kepada alam maupun orang lain. Dengan ibadah, manusia dididik
untuk memiliki kemerdekaannya, kemanusiaannya dan dirinya sendiri, sebab ia
telah berbuat ikhlas, yaitu pemurniaan pengabdian kepada Kebenaran semata.
3. Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil
bentuknya yang utama dalam usaha yang sungguh-sungguh secara essensial
menyangkut kepentingan manusia secara keseluruhan, tanpa terikat ruang dan waktu.
Yaitu menegakkan keadilan dalam masyarakat sehingga setiap orang memperoleh
harga diri dan martabatnya sebagai manusia. Hal itu berarti usaha-usaha yang
terus menerus harus dilakukan guna mengarahkan masyarakat kepada nilai-nilai
yang baik, lebih maju dan lebih insani. Usaha itu ialah "amar ma'ruf nahi
mungkar”. Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan yang lebih nyata ialah
pembelaan kaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta upaya peningkatan
nasib dan taraf hidup mereka yang wajar dan layak sebagai manusia.
4. Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar
kepada kemanusiaan melahirkan jihad, yaitu sikap berjuang. Berjuang itu
dilakukan dan ditanggung bersama oleh manusia dalam bentuk gotong royong atas
dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada Tuhan. Perjuangan menegakkan kebenaran
dan keadilan menuntut ketabahan, kesabaran, dan pengorbanan. Dan dengan jalan itulah
kebahagiaan dapat diwujudkan dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu
persyaratan bagi berhasilnya perjuangan adalah adanya barisan yang merupakan
bangunan yang kokoh kuat.
5. Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan
proses perkembangan yang permanen. Perjuang kemanusiaan berusaha mengarah
kepada yang lebih baik, lebih benar. Oleh sebab itu, manusia harus mengetahui
arah yang benar dari perkembangan peradaban di segala bidang. Untuk itu, diperlukan
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan. Kerja manusia dan kerja kemanusiaan tanpa
ilmu tidak akan mencapai tujuannya, sebaliknya ilmu tanpa rasa kemanusiaan
tidak akan membawa kebahagiaan bahkan menghancurkan peradaban. Mendalami ilmu
pengetahun harus didasari oleh sikap terbuka.
Dengan demikian, tugas hidup manusia menjadi sangat
sederhana: beriman, berilmu dan beramal. Bahasa sederhananya: iman, ilmu,
amal.
0 komentar:
Posting Komentar