alt/text gambar

Sabtu, 12 April 2025

Topik Pilihan:

NDP HMI: Mengurai Bab VII tentang Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan


Oleh: Nani Efendi

 

Dari seluruh uraian yang telah di kemukakan Cak Nur, dari Bab I sampai VII, dapatlah disimpulkan: inti kemanusiaan yang suci adalah iman dan amal saleh atau kerja kemanusiaan (Qs. At Tiin/95:6).

Iman dalam pengertian kepercayaan akan adanya kebenaran mutlak yaitu Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadikanya satu-satunya tujuan hidup dan tempat pengabdian diri yang terakhir dan mutlak. Sikap itu menimbulkan kecintaan tak terbatas pada kebenaran, kesucian dan kebaikan. Sikap itu menghasilkan amal saleh, yakni amal yang bersesuaian dengan dan meningkatkan kemanusiaan. Sebaik-baiknya manusia ialah yang berguna untuk sesamanya. “Khairunnas anfa’uhum linnas; manusia yang baik itu yang banyak manfaatnya bagi manusia lain.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).

Tapi bagaimana hal itu harus dilakukan? Perjalanan sejarah ummat manusia adalah gerakan maju kedepan. Maka semua nilai dalam kehidupan adalah relatif: ia berlaku untuk ruang dan waktu tertentu. Segala sesuatu berubah, yaitu kebenaran mutlak (Tuhan) (Qs. Al Qashash/28:88, berbunyi: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.”). Nilai yang benar adalah yang bersumber dan dijabarkan dari ketentuan-ketentuan hukum-hukum Allah (Qs. Al An’aam/6:57).

Manusia ikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak (progresif). Dinamis, bukan statis. Dia bukan seorang tradisionalis, apalagi reaksioner (Qs. Al Israa’/17:36). Dia menghendaki perubahan terus menerus sejalan dengan menuju kebenaran mutlak. Dia senantiasa mencari kebenaran-kebenaran selama perjalanan hidupnya.

Ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya, sekalipun relatif namun kebenaran-kebenaran merupakan tonggak sejarah yang mesti dilalui dalam perjalanan sejarah menuju kebenaran mutlak. (Qs. Fushshilat/41:53).

Jadi ilmu pengetahuan adalah alat untuk beramal soleh. Hanya mereka yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan dapat berjalan di atas kebenaran-kebenaran, yang akan mengantarkannya pada ketundukan tanpa reserve kepada Tuhan Yang Maha Esa (Qs. Faathir/35:28). Dengan iman dan ilmu pengetahuan-lah manusia dapat mencapai puncak kemanusiaan yang tertinggi (Qs. Al Mujaadilah/58:11, berbunyi: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”).

Manusia harus menguasai alam dan masyarakat guna dapat mengarahkannya kepada yang lebih baik. Penguasaan dan pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan tentang hukum-hukumnya. Hal itu tidak dapat dilakukan kecuali mengerahkan kemampuan intelektualitas atau rasio (Qs. Al Jaatsiyah/45:13).

Manusia harus memahami sejarah dengan hukum-hukum yang tetap (Qs. Ali ‘Imran/3:137, berbunyi: “Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah [Allah]. Oleh karena itu, berjalanlah di [segenap penjuru] bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan para pendusta [rasul-rasul].”). Hukum sejarah yang tetap (sunatullah untuk sejarah) yaitu garis besarnya ialah bahwa manusia akan menemui kejayaan jika setia kepada kemanusiaan fitrinya dan menemui kehancuran jika menyimpang daripadanya dengan menuruti hawa nafsu (Qs. Asy Syams/91:9-10).

 

0 komentar:

Posting Komentar