Untuk dapat menyusun suatu program latihan kepemimpinan yang tepat dan sukses, maka perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan latihan yang akan diprogramkan. Tujuan harus jelas dan tegas, karena tujuan menjadi pedoman bagi penentuan kebijakan pengadaan training dan pendidikan kepemimpinan.
2. Menentukan kebutuhan latihan, yaitu segi-segi dan keterampilan apa yang amat dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat menjadi pemimpin yang efektif. Dengan kata lain, keterampilan dan pengetahuan apa yang masih belum dikuasai oleh (calon-calon) pemimpin dan perlu terus dilatihkan. Teknik survei kebutuhan latihan atau training needs survey dapat dilakukan dengan pengamatan, wawancara, angket dan sebagainya.
3. Memilih mata pelajaran-mata pelajaran yang tepat dan dapat memberikan motivasi untuk mengadakan perubahan sikap, dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, serta membangun kerja sama dengan semua pihak, yaitu dengan atasan, teman sejawat yang sederajat, dan dengan bawahan.
Bila semua kebutuhan latihan telah ditemukan, maka tinggal menentukan kurikulum, metode, dan teknik latihannya. Baru kemudian dipilih para pelatihnya yang mampu memberikan training sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Kebutuhan lain yang harus dipersiapkan ialah fasilitas tempat pendidikan, perlengkapan, alat-alat bantu latihan, biaya, buku-buku pelajaran dan lain-lain.
Perlu ditambahkan, bahwa usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin dan mengembangkan kemampuan para pemimpin itu tidak selalu harus melalui latihan-latihan khusus yang formal (pendidikan khusus) saja, melainkan juga dapat dilaksanakan sambil bekerja di tengah lingkungan kerja melalui:
1) pemberian koreksi dan petunjuk;
2) memberikan tugas-tugas dan latihan tambahan;
3) melalui diskusi-diskusi, seminar-seminar, dan rapat-rapat;
4) in-service training.
Pada latihan kepemimpinan ini banyak difokuskan latihan berkomunikasi dan melakukan pendekatan secara manusiawi/ human relations, dengan bantuan belajar dalam sindikat, study kasus, metode diskusi, permainan peranan (role playing), dan latihan kepekaan. Dengan bantuan metode tersebut orang dipaksa belajar berbicara, bertukar pikiran, ikut merasakan, dan memecahkan masalah. h. 230-231
IKHTISAR
Kualifikasi calon-pemimpin antara lain:
1) Berani memikul tanggung jawab;
2) Perseptif atau peka;
3) Kreatif dan inovatif;
4) Komunikatif;
5) Bersikap ambeg paramarta.
Maka usaha melatih dan mempersiapkan para kandidat itu harus mempunyai landasan, yaitu:
1. ideologi (Pancasila);
2. konstitusional (UUD 1945);
3. kultural;
4. strategis;
5. dan operasional.
Kegagalan-kegagalan dalam pemilihan calon-calon pemimpin antara lain disebabkan oleh:
1) Sistem penerimaan yang keliru (nepotisme, katabelletje, kruwagen, penyuapan, penyogokan, dan lain-lain).
2) Penempatan yang tidak tepat (ingat: the right man on the right place, --NE)
3) Kurang matangnya persiapan dan masa training, sehingga pemimpin muda yang baru dilatih itu tidak mampu menjabat tugasnya.
(Dr. Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010, h. 240-241).
0 komentar:
Posting Komentar