alt/text gambar

Jumat, 22 Agustus 2025

Topik Pilihan: ,

Pemimpin Ideal adalah Seorang Filsuf

 

Ada kesamaan antara al-Ghazali dan Plato tentang idealnya seorang pemimpin negara. Baik itu presiden, gubernur, bupati, dan lain-lain. Tak dapat diketahui apakah al-Ghazali pernah membaca Plato atau tidak. Tapi yang jelas, menurut al-Ghazali, negara seperti tubuh manusia: ada kepala, hati, dan perut. 

Ada yang menjadi hati, perut, dan kepala. Nah, kenapa raja atau presiden, atau sebutan lain, harus filsuf? Karena filsuf-lah hakikat kepala. Kepala yang merenung dan berpikir tentang ide-ide kebaikan, mengatur dan mengontrol seluruh tubuh. Jadi, raja tidak harus ikut jalan-jalan atau kerja teknis di bagian bawah. Masuk got, misalnya. Tidak. Tak harus begitu. Dia tugasnya berpikir, mengontrol, me-manage sampai ke bawah. Karena ada pembagian dan pendelegasian: tangan, kaki, hati, dan perut masing-masing punya tugas sendiri-sendiri. 

"Raja yang filsuf" atau "filsuf yang raja", menurut Plato, adalah orang punya pemahaman mendalam tentang kebenaran, keadilan. Dengan pemahaman itulah ia akan mampu mengatur negara dengan adil dan bijaksana. Dengan kata lain, negara akan baik jika rajanya menjadi filsuf, atau filsuf menjadi raja. 

(lihat Fahruddin Faiz, Filsafat Kebahagiaan, h. 46) 


0 komentar:

Posting Komentar