Hikmah-Hikmah Puasa Ramadhan
1. Sebagai rasa syukur atau terima kasih kita kepada Allah
Sangat banyak nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Maka, sudah sepantasnyalah kita berterimakasih kepada Allah. Salah satu cara kita berterimakasih itu ialah dengan cara berpuasa pada bulan Ramadhan.
Dalam sebuah riwayat diceriterakan, pada suatu malam seperti biasanya Rasulullah Saw bangun di sepertiga terakhir dari malam itu. Seperti biasanya pula beliau menunaikan shalat tahajjud dengan khusyu’. Yang tidak biasa adalah, selama shalat beliau tak henti-hentinya menitikkan air mata. Isteri beliau Siti Aisyah menyaksikan hal itu dengan heran. Maka paginya beliau bertanya: “Ya Rasulallah, apa yang merisaukan hati Anda sehingga terus menangis sepanjang shalat malam? Seandainya ada masalah yang berat, bukankah Allah Swt pasti akan membantu Anda dengan petunjuk-Nya? Bila ada bahaya, bukankah Allah akan melindungi Anda? Kalaupun Anda melakukan kesalahan, bukankah Allah pasti berkenan melimpahkan ampunan-Nya yang agung?”. Mendengar pertanyaan itu Rasulullah tersenyum kemudian menjawab: "Ketahuilah wahai Aisyah, yang aku risaukan adalah kalau-kalau aku belum menjadi hamba Allah yang bersyukur".
Perbuatan dan keterangan Rasulullah Saw tersebut mengingatkan setiap umat agar senantiasa bersyukur kepada Allah, atas karunia-karunia-Nya yang sangat banyak Allah menghidupkan manusia di bumi dan menghidupinya dengan aneka macam rizki. Allah memerintahkan matahari memancarkan sinarnya, mengantarkan penerangan sekaligus kehangatan bagi penduduk bumi. Allah menurunkan air hujan sebagai bahan kebutuhan pokok manusia. Air itu meresap ke dalam tanah melalui pori-porinya, melarutkan mineral dan zat-zat penting lainnya sambil menanggalkan unsur-unsur yang tidak berguna, kemudian ke luar lagi melalui sumur dan pancuran, maka orang dapat minum dan menggunakan air itu untuk berbagai keperluan. Allah memerintahkan air untuk memasuki akar pohon, batang, cabang hingga ranting, membagikan zat-zaat makanan sehingga pohonpun tumbuh, berbunga dan berbuah. Bagian-bagian pohon yang berwarna hijau memroses udara kotor menjadi udara bersih untuk dihisap manusia sebagai nafas. Banyak lagi karunia-karunia Allah, maka ayat 18 surah Al-Nahl menyatakan: وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا – Dan apabila engkau hendak menghitung-hitung nikmat Allah, engkau tidak akan mampu memperkirakannya.
Namun ternyata banyak orang yang lalai bersyukur kepada Allah Swt. Padahal kepada seseorang yang memberinya sejumlah uang atau kesempatan kerja dia berulang kali mengucapkan terima kasihnya. Kepada orang yang berhasil mengobati penyakitnya dia melontarkan pujian tinggi. Tetapi mengapa kepada Allah Swt yang memberinya segala sesuatu dia justru tidak mengacuhkan-Nya? Banyak orang yang bahkan tidak pernah mengingat-ingat karunia Allah. Dia baru menyadari betapa besar makna anugerah itu ketika lepas dari dirinya. Orang baru ingat nikmatnya sehat ketika sakit, ingat nikmatnya berkecukupan harta tatkala jatuh bangkrut, ingat nikmatnya memiliki pancaindera yang utuh berfungsi ketika menjadi buta atau tuli. Pekerti demikian itu sungguh mencelakakan dirinya. Allah berfirman pada ayat 7 surah Ibrahim: لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ – Sungguh, jika kamu bersyukur niscaya Kami akan menambah nikmat-nikmat-Ku kepadamu, tetapi apabila kamu mengingkarinya, maka sungguh azab-Ku sangatlah pedih.
Berbagialah orang yang mengikuti Rasul dalam bersyukur kepada Allah. Dia menikmati setiap rizki dunia, apa lagi rizki akhirat yang telah siap dikaruniakan kepadanya.
Jadilah kita orang-orang yang pandai bersyukur. Dana, janganlah kita termasuk golongan orang-orang yang kufur nikmat. Banyak hal yang bisa kita syukuri dalam hidup ini, seperti nikmat iman, kesehatan, ketentraman, kebahagiaan, dan lain sebagainya. Kalau kita sudah punya mobil, syukuri. Karena, tetangga cuma punya motor. Bagi yang punya motor, syukuri, karena tetangga hanya punya sepeda. Jadi, begitulah seterusnya.
Wainta’uddu ni’matallah, la tuhsuha
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (Qs. Ibrahim ayat 34)
Dalam ayat yang lain dijelaskan,
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Qs. Ibrahim ayat 7)
Jadi, kalau
kita renungkan, sangat banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Oleh
karena itu, dalam surat Ar Rahman, Allah bertanya berkali-kali kepada manusia,
“Fabiayyiala irabbikuma tukazziban.” (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan?)
2. Untuk menumbuhkan belas kasihan kepada fakir
miskin
Dengan
merasakan lapar, maka kita akan menyadari betapa menderitanya orang-orang yang
berada dalam kemiskinan. Jadi, puasa akan menumbuhkan kepedulian sosial kita
kepada sesama. Kalau tidak ada kepedulian kita kepada fakir miskin dan anak
yatim, maka kita dicap sebagai pendusta agama sebagaimana dijelaskan dalam Qs.
Al mauun.
3.
Melatih diri menjadi orang yang sabar serta
melatih diri mengendalikan hawa nafsu
Perang
melawan hawa nafsu adalah perang yang sangat berat
3. Melatih diri menjaga amanah
Milik kita sendiri pun sanggup kita menahan
diri untuk tidak makan dan lain sebagainya, apalagi yang bukan hak kita.
4. Menjaga kesehatan
Ada sebuah
penelitian, bahwa puasa dapat menghambat proses penuaan dini. Karena, sewaktu
puasa, radikal bebas yang dapat memicu sel kanker akan berkurang. Sebaliknya,
antioksidan yang dapat melawan radikal bebas justru bertambah di saat kita
puasa. Oleh karena itu, berpuasalah agar kita menjadi sehat. Di samping itu,
perut juga merupakan sumber penyakit. Oleh karena itu, dengan puasa, perut kita
dapat bersih dari banyak penyakit. Rasulullah adalah orang yang selalu menjaga
pola makan. Beliau selalu berhenti ketika belum terlalu kenyang. Dan, memang,
sepanjang hidupnya beliau tidak pernah sakit kecuali ketika beliau akan
sakaratul maut. Artinya, selama hidup, beliau hanya satu kali sakit.
Tidak
hanya manusia, binatang pun juga ada yang berpuasa. Kita ambil contoh,
misalnya, kupu-kupu. Ketika terjadi proses metamorfosa dari ulat menjadi
kupu-kupu, ulat itu melakukan puasa. Tujuannya adalah untuk meringankan
badannya. Artinya, setelah proses puasa itulah ulat yang menjijikkan itu
berubah menjadi kupu-kupu yang indah dan cantik. Kemudian, ular. Ular juga
berpuasa untuk mengganti kulitnya. Setelah berpuasa, kulitnya yang lusuh
terkelupas dan ia berubah dengan kulitnya yang bersih. Itu adalah beberapa
contoh.
Jadi,
banyak sekali hikmah yang terdapat pada bulan Ramadhan. Oleh karena itu,
Rasulullah bersabda, “Seandainya umatku tahu hikmah yang terdapat pada bulan
Ramadhan, mungkin mereka akan meminta sepanjang tahun itu dijadikan bulan
Ramadhan.
Hadits-hadits
tentang puasa
1.
Man sama
ramadhana imanawwahtisaban gufira lahu matakaddama min zanbih (siapa
yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh iman dan perhitungan, diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu).
0 komentar:
Posting Komentar