1. Instrumental knowledge atau positivisme, di mana tujuan pengetahuan adalah untuk mengontrol, memprediksi, memanipulasi, dan mengeksploitasi objek. Yang dimaksud Habermas adalah paradigma positivisme. Menurut paradigma ini, pengetahuan itu objektif, netral, berjarak (pemisahan fakta dan nilai/bebas nilai), tidak melibatkan aspek emosional dan pemihakan, universal (generalisasi), rasional.
2. Hermeneutic knowledge/interpretative knowledge, di mana tugas ilmu pengetahuan hanyalah untuk memahami belaka.
3. Critical knowledge/emancipatory knowledge, yaitu ilmu pengetahuan sebagai katalis untuk pembebasan dari ketidakadilan. Ilmu pengetahuan, dalam kategori ini, tidak boleh bersifat netral seperti halnya instrumental knowledge atau positivisme. Kategori ini disebut juga dengan paradigma kritis.
Catatan:
Untuk memahami tentang persoalan perubahan sosial, baca juga tentang raushan fiqr (pemikir tercerahkan; intelektual). Bisa di-search di internet. Jika kita hubungkan dengan konsep atau pemikiran tentang raushan fiqri, (pemikir yang tercerahkan), kategori pengetahuan yang ketiga (critical atau emancipatory knowledge), itulah yang diinginkan oleh Ali Syariati terhadap para intelektual. Para intelektual yang tercerahkan itu tidak boleh netral, tetapi melibatkan diri pada ideologi untuk selalu berpihak pada kaum yang tertindas.
0 komentar:
Posting Komentar