1. Pelajari dulu tulisan-tulisanorang lain
2. Banyak membaca, menonton tv, melihat fenomena sekitar, agar mendapat ide untuk bahan tulisan
3. Sedapat mungkin sesuaikan dengan tajuk rencana
4. Buat judul yang menarik
5. Tersedianya referensi sbg penunjang ketajaman analisis dan sbg landasan berpikir
6. Memahami media yg dituju
7. 700 s.d. 1200 kata adalah ukuran panjang tulisan untuk artikel opini di media massa. Jadi, setelah Anda menulis di MS Word sebanyak 700 s.d. 1000 kata, maka kirimkan ke media yang dituju melalui e-mail mereka (via attachment. Dan, jangan lupa, tulis di subject e-mail, sbb: "Artikel Opini: (judul tulisan Anda di sini....)
8. Jangan pernah mengirim satu tulisan pada dua koran nasional atau dua koran yang satu daerah dalam waktu yang bersamaan. Karena, kita akan mendapat sanksi berupa tulisan kita tidak akan dimuat lagi di keduanya. Akan tetapi, kalau dikirim pada dua koran yang lain segmennya, spt ke koran nasional dan daerah, itu tidak apa2, walaupun seandainya sama2 dimuat.
9. Pada awal mengirim ke media yang baru, artinya belum pernah kita kirim sebelumnya, sertakan identitasatau data pribadi: nama, alamat, pendidikan, minat dan spesialisasi, nomor hp, alamat e-mail, hingga no rekening.
10. Aktual (opini yang ditulis harus aktual)
11. Menulis opini juga membutuhkan riset kecil-kecilan
12. Cari alamat email media melalui internet
13. Tidak mendalam, tetapi juga tidak dangkal
14. Tulisan ringkas bisa memuat unsur 5 W-1H. Mengandung 3hal: pembuka (angle), isi, dan penutup.
15. Dalam soal artikel koran, saya sependapat dengan Bara Hasibuan betapa rata-rata kolom di Indonesia terlalu berat, reflektif, dan teoritis. Referensi Bara tentunya InternatioalHeraldTribune dan koran-koran luar negeri lainnya." (Indra J. Piliang)
16. "Lukisan adalah sastra dalam warna-warni. Sastra adalah lukisan dalam bahasa." (Pramoedya Ananta Toer, BumiManusia, 1985: 313)
17. "Faktor bakat dalam menulis hanya 10% saja, sedangkan faktor latihan dan tekad yang kuat adalah sisanya, yakni 90%." (Mochtar Lubis, sastrawan/jurnalis)
18. "Penulis itu adalah orang yang berjarak dengan keadaan. Naluri penulis adalah kekasih sunyi. Di keramaian sekalipun. Siapkan mentalitas itu." (Indra J. Piliang)
19. "Kepintaran bukan ukuran untuk menjadi seorang penulis. Yang paling penting adalah empati atau keinginan merasakan apa yang diderita atau dipikirkan atau dirasakan orang lain, seperti orang lain itu memikirkan dan merasakannya. Kalau sisi humanisme hilang dalam diri saya, barangkali saya tidaklah bisa menjadi seorang penulis." (Indra J. Piliang)
20. Satu media, paling tinggi memuat 2 tulisan dari satu penulisdalam sebulan.
21. Gaya bahasa, sedapat mungkin,memiliki nilai-nilaisastrawi 22. Manfaatkan momenthari-hari besar, seperti hari buruh, Sumpah Pemuda, hari pahlawan, hari Kartini, hari Kemerdekaan, dsb. Lihat dan tandai di kalender. Peristiwa2 penting juga bisa. Misalnya kematian tokoh2 besar.
23. Agar tulisan menjadi menarik, dan tidak terkesan kekurangan gaya bahasa, kita perlu "menghiasi"tulisan kita dg istilah2 aktual dan istilah2 asing.
24. Struktur kalimat danejaan harusbenar sesuai EYD.
25. Penulis opini di media massa mutlak memiliki dua hal: kepekaan dan sikap kritis
26. Dengan menulis, pikiran/akal budi, hati nurani, dan jiwa, memiliki kebebasan mengekspresikan gejolak yang terpendam.
27. Pentingnya referensi. Artinya, opini kita harus didukung fakta dan data-datayg akurat. Referensi bisa kita dapatkan di mana saja: buku, koran, majalah, jurnal, makalah, hasil wawancara, hasil konfirmasi, hasil penelitian, lewat internet, dsb. Ini disebut juga penelitian kecil2an. Bisa dilakukan sebelum menulis, atau pada saat memperkaya kontent artikel opini kita.
28. Sebaiknya, cari judul terlebih dahulu. Karena, kata Indra J. Piliang, judul adalah otak dan otot bagi tulisan kita.
0 komentar:
Posting Komentar