alt/text gambar

Jumat, 20 November 2015

Topik Pilihan:

KataBijak dan Kutipan


"KARENA AKU MENCINTAI KEBENARAN." (MULTATULI)


"Sejarah adalah ibu dari ilmu-ilmu." (Ibnu Khaldun)


"Kekuasaan itu seperti api. Jika terlalu jauh, kita akan kedinginan. Tapi, jika terlalu dekat, kita bisa terbakar." (Ahmad Bakrie)

"Aku tidak pernah membaca buku petunjuk mengenai cara berpidato di muka umum, juga tidak pernah berlatih di muka cermin. Bukan karena aku sudah merasa cukup mahir, tetapi karena aku tidak memiliki buku atau cermin itu.Cerminku adalah Tjokroaminoto.Aku memperhatikan bagaimana dia menjatuhkan suaranya.Aku melihat gerak tubuhnya, aku mengamati dan mempergunakannya untuk kepentinganku sendiri." (Bung Karno, h. 57)

"Force is the midwife of every old society pregnant with a new one." (Karl Marx)

"Bila manusia modern dewasa ini berbicara tentang perubahan sosial, pengasingan, dan sejarah, tanpa disertai dengan analisis Marxistis--minimal sebagai referensi bandingan--maka sama maknanya dengan menghadirkan buah pikiran yang cair." (Andi Muawiyah Ramly, dalam Peta Pemikiran Karl Marx, h. 186)

"Aku membaca sepanjang malam, berpikir sepanjang malam, dan aku sudah bangun lagi jam lima pagi." (Bung Karno)

"Presiden Sukarno, saya sangat mengagumi Anda. Seperti saya, Anda selalu berpikir untuk menggali dan mempertanyakan sesuatu.Anda banyak membaca.Anda banyak tahu." (John F. Kennedy)

"Tidak benar bahwa perbaikan sosial selalu mengandaikan revolusi.Kepentingan yang bertentangan antara buruh dan pemilik dapat saja dikompromikan atas dasar kepentingan bersama yang lebih mendasar agar perusahaan mereka maju.Yang benar adalah bahwa setiap perbaikan sosial harus diperjuangkan.Hanya kalau kelas buruh kuat dan terorganisasi, dia dapat memaksa para pemilik untuk memperlakukannya dengan wajar. Para pemilik hanya akan mengurangi eksploitasi buruh apabila eksistensi mereka sebagai kelas betul-betul terancam. Hanya kalau kelas buruh dapat menekan kelas pemilik, keadaan mereka akan berubah. (Franz Magnis-Suseno, h. 131). Karena kepentingan kelas pemilik dan kelas buruh secara objektif bertentangan, mereka juga akan mengambil sikap dasar yang berbeda terhadap perubahan sosial. Kelas pemilik, dan kelas-kelas atas pada umumnya, mesti bersikap konservatif, sedangkan kelas buruh, dan kelas-kelas bawah pada umumnya, akan bersikap progresif dan revolusioner. Kelas atas sudah berkuasa, ia hidup dari pekerjaan kelas bawah. Karena itu, kelas atas secara hakiki berkepentingan untuk mempertahankan status quo, untuk menentang segala perubahan dalam struktur kekuasaan.Mengingat mereka sudah mantap, setiap perubahan mesti mengancam kedudukan mereka itu.Sebaliknya, kelas-kelas bawah berkepentingan terhadap perubahan.Karena mereka tertindas, setiap perubahan merupakan kemajuan.Bagi mereka, setiap perubahan mesti berupa pembebasan.Marx, dalam Manifesto Komunisnya, menulis, proletariat paling-paling kehilangan belenggu-belenggu mereka.Tetapi, menurut Franz Magnis-Suseno, perubahan itu tidaklah mesti selalu dengan kekerasan.Meski demikian, perubahan tetaplah harus diperjuangkan. Karena, secara logika, kelas atas tidaklah mungkin rela memotong dahan tempat mereka berdiri (lebih jelas, lihat Franz Magnis-Suseno, PemikiranKarlMarx: DariSosialismeUtopiskePerselisihanRevisionisme, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999).


"Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik.Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional." (Bertolt Brecht, penyair Jerman)

"Sebuah resepsi pernikahan mewah yang digelar di Indonesia menelan biaya yang sama dengan upah seorang buruh selama 400 tahun." (John Pilger)

"Aku berjuang mengukir skenarioku, tapi skenario Tuhan jugalah yang harus aku jalani." (InuKencana)

PERJANJIANPRIMORDIAL

"Menurut Cak Nur, pada dasarnya, manusia itu diciptakan Allah dalam keadaan suci, cenderung kepada kebenaran atau hanif karena adanya perjanjian primordial. Tapi, manusia juga adalah makhluk yang bersifat lemah, yang mudah tergoda dengan dosa-dosa.Dosa itu selalu dirumuskan sebagai godaan.Manusia juga senang dengan hal-hal yang bersifat segera atau dalam Al Quran disebut sebagai makhluk yang tergesa-gesa.Melakukan dosa membuat hati manusia menjadi gelap. Dalam al Quran, dosa itu disebut zhulm, yang berarti kegelapan. Orang yang melakukan dosa disebut zhalim: melakukan kegelapan. Maksudnya: menggelapi hati yang dalam bahasa Arab, terutama dalam literatur kesufian, disebut nurani (bersifat cahaya). Hati adalah modal primordial manusia untuk mengetahui benar dan salah. Maka ada hadits: "Tanyalah  kepada hati kecilmu." Dalam surat Ar Ruum/30:30, menerima agama itu dikaitkan dengan menerima agama yang  hanif, menuruti kecenderungan alami kita sendiri untuk mencari kebenaran dan kebaikan sesuai dengan fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak ada perubahan ciptaan Allah itu.Artinya, fitrah itu abadi.Jadi, agama yang benar dan lurus adalah agama kemanusiaan primordial, ajaran ketundukan kemanusiaan universal, yakni kesucian asal kita.Namun, tidak banyak orang yang mengetahui. Jadi, sesuatu yang abadi dalam diri kita adalah kecenderungan akan hal-hal yang baik, dan kecenderungan untuk kembali kepada Allah. Itu sudah given, sudah fitrah kita.Akan tetapi, karena manusia juga bersifat "lembek", maka kita melakukan dosa yang menimbulkan efek membuat hati menjadi gelap.Ada stadium ketika kita mengalami "kebangkrutan spiritual", yaitu, seperti disebutkan dalam Al Quran, sebagai orang yang dihiaskan kepadanya kejahatannya sendiri, sehingga dosa sudah dipandangnya baik.Nah, untuk membimbing manusia agar tetap berada dalam fitrahnya, kesuciannya, maka Allah memberikan wahyu sebagaimana yang kita baca dalam Kitab-kitab Suci. Dalam Kitab Suci, terdapat berbagai aturan, termasuk juga di antaranya adalah perintah berpuasa. Puasa, salah satunya, adalah bertujuan agar manusia kembali kepada fitrahnya atau kepada perjanjian primordialnya. (Lihat Ahmad Gaus AF [ed.], Dialog Ramadlan Bersama Cak Nur, Jakarta: Paramadina, 2000).

ArtiMinal 'AidinwalFaizin

"Minal 'Aidin wal Faizin merupakan kependekan dari ucapan harapan dan doa yang lebih lengkap: Ja 'alanallahu minal 'aidin wal fa'izin wal maqbulin, (semoga Allah menjadikan kita semua tergolong mereka yg kembali [ke fitrah kesucian] dan beruntung, serta diterima [segala amal perbuatan kita])."---Nurcholish Madjid, Dialog Ramadhan Bersama Cak Nur, Jakarta: Paramadina, 2000, h. 30.

"Tak ada masalah apa pun dalam hubungan perjuangan kelas dapat diselesaikan tanpa kekerasan." (Lenin)

"Diktator proletariat tak lain dan tak bukan daripada kekuasaan berdasarkan kekerasan yang tak ada batasnya, baik batas hukum maupun batas aturan absolut." (Lenin)

"Sastra bukanlah segala-galanya dalam kehidupan manusia.Namun, apakah bisa kau bayangkan apabila kehidupan manusia tiada mempunyai cerita untuk dibaca? Betapa hanya kesepian, kesunyian, dan keterasingan yang akan menimpanya. Karena bagaimanapun juga, manusia adalah makhluk yang menyukai cerita.Ia akan membangun hidupnya bersandarkan pada cerita yang diyakininya sebagai sebuah kebenaran." (Anonim)

"Inti pandangan materialis sejarah adalah bahwa perkembangan masyarakat ditentukan oleh perkembangan dalam bidang ekonomi." (Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999, h. 53)

"Pada abad ke delapan belas, tahta Prancis dan altar berhubungan erat, dan hubungan ini runtuh." (John McManners, sejarawan)

"Sastra menjadi kekuatan bagi mereka yang sama sekali tidak mempunyai kebebasan dan kekuasaan.Maka, dengan mengaranglah Kartini bisa menunjukkan kekuatannya." (PramoedyaAnantaToer)

If there are people who say all Rizal Ramli knows is how criticize and as such would not be a good minister, they have a low level analytical capacity. Vary shallow. They don't know history. People who change the world and change his country must be a transformer. The President actually likes me, because our characters are similar. We think out of the box. Great leaders like Lee Kuan Yew, Ali Sadikin, and Mahatir, spoke their minds, without fear and favor. (RizalRamli, dalam wawancara dengan TempoEnglish terkait kritikannya pada JK)

"Kesombonganmu adalah awal kehancuranmu." (J.E. Sahetapy)

"Engkau tahu siapa saya? Saya Muso. Engkau baru kemaren jadi prajurit dan sekarang berani-beraninya meminta saya untuk menyerah pada engkau. Tidak! Saya tidak akan menyerah. Lebih baik mati daripada menyerah.Walau bagaimanapun, saya tetap merah putih." (Muso, tokoh PKI)

"Aku dan dunia ibarat orang yang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk beristirahat, dan setelah itu meninggalkannya." (HR. IbnuMajah)
Ctt: perumpamaan dari Rasulullah tentang hidup di dunia spt tempat berteduh dan beristirahat sementara di bawah pohon sebelum melanjutkan perjalanan yang panjang kembali.

Bagaimana kita tahu bahwa kita tahu seandainya kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu. (HidajatNataatmadja)

Penjara yang paling nyaman adalah tempurung kepicikan pikiran sendiri.Begitu nyaman sehingga kita baru sadar bahwa itu penjara sewaktu kita terjaga di neraka wil. (HidajatNataatmadja)

Bagaimana Anda tahu bahwa ilmu yang Anda miliki baik seandainya Anda tidak tahu kebaikan ilmu-ilmu lain (Hidajat Nataatmadja)

Tiada kita mengenal kampung halaman sebelum berkelana ke ujung-ujung buana. Mustahil kita mengenal diri sebelum mengenal orang-orang di seluruh desa dan kota. Mustahil kita mengenal dunia empiris sebelum kita berkelana di luar dunia itu. (Hidajat Nataatmadja)

"Bagaimana Anda tahu apa yang Anda tahu?How do you know that you know?" (intidaripertanyaanepistemologis) artinya: setiap klaim bahwa Anda mengetahui sesuatu harus dipertanggungjawabkan asal muasal dan validitasnya. Sebab, jika yang Anda ketahui itu berasal dari sumber yg tidak layak dipercaya, maka pengetahuan itu tidak layak dipercaya pula. Itulah pentingnya pertanyaan epistemoligis itu!

"Bertindaklah sesuai kehendakmu.Jangan hiraukan omongan orang.Sebab, membuat semua orang senang adalah cita-cita yang tidak mungkin tercapai." (Dr. Muhammad al-'Areifi)

"Kemudian aku membaca Al Qur'an.Dan hanya setelah menyerap pemikiran-pemikiran Nabi Muhammad s.a.w., aku tidak lagi mencari buku-buku sosiologi untuk memperoleh jawaban bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi. Aku memperoleh seluruh  jawabannya dalam ucapan-ucapan Nabi." (Bung Karno)

"Aku tidak begitu memikirkan benda-benda duniawi seperti uang.Hanya orang yang tak pernah menghirup apinya nasionalisme dapat larut dalam hal-hal sepele seperti itu.Kemerdekaan adalah makanan yang membuat aku hidup.Ideologi.Idealisme.Makanan dari jiwa.Semua inilah makananku. Aku sendiri hidup dalam kekurangan, tetapi apa salahnya? Bekerja sama dengan partaiku dan rakyatku menuju kemerdekaan, untuk semua itulah aku hidup." (BungKarno, 1932., h. 144)

"Politik adalah machtsvorming dan machtsaanwending--pembentukan kekuatan dan pemakaian kekuatan." (Bung Karno)

"Aku merumuskan perasaan yang tersembunyi dari rakyatku itu ke dalam istilah-istilah politik dan sosial, yang akan mereka ucapkan sendiri kalau dapat.Aku berseru kepada kaum tua untuk mengingat kembali penderitaan mereka dan membuat penderitaan itu lenyap. Aku berseru kepada kaum muda untuk memikirkan nasib mereka sendiri dan bekerja keras demi masa depan. Aku menjadi corong mereka.
Sebagai anak muda, aku mula-mula meresapkan apa yang pernah diucapkan para negarawan besar di dunia, lalu aku menyerap ucapan para pemimpin besar kami sendiri, dan semuanya kugodok dengan falsafah dasar yang digali dari hati Marhaen. Sukarno, penampung keluh-kesah rakyat akhirnya menjadi Bung Karno, penyambung lidah rakyat Indonesia." (Bung Karno, h. 145)

"Saya suka mendengarkan musik yang merdu.Tapi, di tengah revolusi sekarang ini, yang perlu adalah membelah tengkorak, menjalankan keganasan, dan berjalan dalam lautan darah." (Lenin)

"Politisi itu pada umumnya [pada hakekatnya, NE] adalah pemimpin." (SudjewoTedjo)

SEJARAHMUNCULNYA
ISTILAH "KIRI"

Sejak Revolusi Prancis, kelompok radikal, kelompok Jakobin, mengambil sisi kiri dari kursi Ketua Kongres Nasional. Sejak itu, Kanan dan Kiri sering digunakan dalam terminologi politik.Secara umum, Kiri diartikan sebagai partai yang cenderung radikal, sosialis "anarkis", reformis, dan progresif. Dengan kata lain, Kiri selalu menginginkan sesuatu yang bernama kemajuan atau progress, yang memberikan inspirasi bagi keunggulan manusia atad sesuatu yang bernama "takdir sosial". (Kazuo Shimogaki, KiriIslam: AntaraModernisdanPosmodernis, h. 6)
Dalam keterangan lain yang saya dapatkan dalam salah satu artikel di internet yang berjudul: "Kiri (Juga Kanan)", dijelaskan, bahwa berkah Revolusi Prancis abad ke-18, istilah kiri dan kanan masuk dalam leksikon politik. Kala itu, kekuatan politik di parlemen Prancis yang terbentuk setelah gejolak revolusi terbelah menjadi tiga: (1) kaum konservatif yang ingin mempertahankan monarki tapi dibatasi konstitusi; (2) kelompok radikal yang ingin membentuk republik; (3) kelompok moderat yang berpijak di antara keduanya. Dalam tata krama sidang, kelompok konservatif duduk di bagian kanan ruang sidang, sedangkan kelompok oposisi di sebelah kiri, dan kelompok moderat di tengah.Sejak saat itulah muncul istilah rightist dan leftist atau sayap kanan dan sayap kiri.Dengan demikian, istilah kiri pada masa awal setelah Revolusi Prancis sejatinya lebih menekankan pada kelompok atau kekuatan oposisi, bukan komunismenya.Karena pada waktu itu, belum ada partai komunis.

***

"Dalam Islam, kiri memperjuangkan pemusnahan penindasan bagi orang-orang miskin dan tertindas. Ia juga memperjuangkan persamaan hak dan kewajiban di antara seluruh masyarakat. Singkat kata, Kiri adalah kecenderungan sosialistik dalam Islam." (Ahmad Gabbas Salih, dalam bukunya Al Yamin wa al-Yasar fi al-Islam, 1972)

Bagi Hassan Hanafi, Kiri mengangkat posisi kaum yang tertindas, kaum miskin, dan yang menderita. Dalam terminologi ilmu politik, Kiri berarti perjuangan dan kritisisme.Kiri juga menempatkan kembali rasionalisme, naturalisme, liberalisme, dan demokrasi dalam khazanah intelektual Islam.Kiri dan Kanan tidak ada dalam Islam itu sendiri, tetapi ada pada tataran sosial, politik, ekonomi, dan sejarah. Bagi Hassan Hanafi, mengenalkan terminologi Kiri dan 'orang-orang Kiri' adalah penting bagi upaya menghapus seluruh sisa-sisa imperialisme. (Kazuo Shimogaki, h. 7)

"Demokrasi adalah bagaimana menghormati pendapat orang lain, mendengarkan mereka. Demokrasi adalah bagaimana seorang mengakui kemungkinan kesalahan atas diri sendiri." (Hassan Hanafi)

"Nama Kiri Islam adalah nama ilmiah, sebuah istilah ilmu politik yang berarti resistensi dan kritisisme." (Kazuo Shimogaki)

Akal mampu menilai baik dan buruk.Dunia berjalan menuju kebaikan dan membutuhkan reformasi.Pahala tergantung pada perbuatan, dan disertai iman. Kepemimpinan umat Islam haruslah berdasarkan pada pemilihan dan amar ma'ruf nahi munkar adalah kewajiban setiap muslim. (Hassan Hanafi, dalam KiriIslam, h. 122)

"Mengapa engkau memperbudak manusia, padahal mereka dilahirkan ibunya dalam keadaan bebas?" (Umar bin Khattab)

"Setelah revolusi, banyak yang dahulunya pahlawan disebut sebagai pengkhianat pada hari ini.Sedangkan pengkhianat hari ini dapat saja esoknya disebut pahlawan." (Hassan Hanafi)

"Tugas Kiri Islam adalah menguak unsur-unsur revolusioner dalam agama.Agama menjadi landasan dan revolusi merupakan tuntutan zaman.Kerja mempertautkan agama dan revolusi bukanlah sesuatu yang asing dan latah.Agama adalah revolusi itu sendiri.Para nabi adalah revolusioner pembaharu sejati.Ibrahim adalah cermin revolusi akal menundukkan tradisi-tradisi buta, revolusi tauhid melawan berhala-berhala.Musa merefleksikan revolusi pembebasan melawan otoritarianisme.Isa adalah contoh revolusi ruh atas dominasi materialisme.Dan Muhammad merupakan teladan bagi kaum papa, hamba sahaya, dan komunitas tertindas berhadapan dengan para konglomerat, elit Quraisy, dan gembong-gembongnya dalam perjuangan menegakkan masyarakat yang bebas, penuh kasih, persaudaraan, dan egaliter.Tidak ada nabi yang datang untuk mengokohkan status quo.Karena gerak kenabian di dalam sejarah selalu merupakan gerak progresif bagi perubahan sosial.Para nabi merupakan guru dan pejuang nilai-nilai kemanusiaan menuju taraf yang lebih tinggi dan sempurna." (Hassan Hanafi dalam KiriIslam, h. 165)

"Semua orang adalah guru, dan semua tempat adalah sekolah." (KiHadjarDewantara)

"Setiap orang yang ingin bermakna harus belajar, di mana pun, juga melalui pikirannya sendiri. Karena pintar itu relatif, kalau dikaitkan dengan pendapat orang lain. Secara makhluk tunggal yang punya pendapat tunggal pula." (Soesilo Toer, h. 94)

"Tanpa mempelajari bahasa sendiri, orang takkan mengenal bangsanya sendiri." (Pramoedya Ananta Toer)

"Uang tidak kucari dan emas membuatku menggeleng kepala.Hidup damai yang tahu bahasa bintang adalah pamrihku." (Y.B. Mangunwijaya)

"Setiap strategi yang sehat dan benar harus selalu berusaha mereduksi pihak lawan seminimum mungkin dan merangkul kawan sebanyak mungkin." (Y.B. Mangunwijaya)

BuyaHamka pernah ditanya, "Dulu kau tegas dan gampang membid'ahkan orang-orang.Kok sekarang tidak?"Beliau menjawab karena dulu beliau baru membaca sedikit buku.Setelah membaca banyak buku, beliau jadi toleran dan lebih paham (lebih mengerti daripada sebelumnya) tentang perbedaan pandangan keagamaan.

"Lecrime fait la honte, et non la pauvrete; yang memalukan kejahatan, bukan kemiskinan." (Multatuli, h. 251)

"Jika ada sebuah buku yang ingin Anda baca, tetapi buku tersebut belum ada yang menulisnya, maka Andalah yang harus menulis buku itu." (ToniMorrison)

Kata-kata Bijak
DalaiLama

Sewaktu ia ditanya, apakah yg paling membingungkan di dunia ini, ia menjawab, "Manusia. Karena ia korbankan kesehatannya demi uang dan ia korbankan uangnya demi kesehatan. Lalu, ia sangat khawatir dengan masa depannya, sampai ia tidak menikmati masa kini. Akhirnya, ia tidak hidup di masa depan ataupun di masa kini. Ia hidup seakan-akan tidak akan mati. Lalu ia mati tanpa benar-benar menikmati apa itu hidup. (DalaiLama)
Tambahancatatan:
Oleh karena itu, bersyukurlah dg apa yg selama ini kita dapati dan kita nikmati karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok. Ketika lahir dua tangan kita kosong.Ketika meninggal pun kedua tangan kita juga kosong.Waktu datang tak membawa apa2.Waktu pergi pun tak membawa apa2.Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan.Jangan minder karena miskin.Bukankah kita semua hanyalah tamu dan semua milik kita adalah pinjaman.Oleh karena itu, tetaplah rendah hati seberapa pun tinggi kedudukan kita.Tetaplah percaya diri seberapa pun kekurangan kita.Karena, kita hadir tak membawa apa2, pergi pun juga tak membawa apa2. Datang ditemani oleh tangis, pergi pun ditemani oleh tangis.
Maka dari itu, tetaplah bersyukur dalam segala keadaan. Dan hiduplah di saat yang benar2 ada dan nyata untuk kita, yaitu saat ini, bukan dari bayang2 masa lalu maupun mencemaskan masa yang akan datang yang belum lagi tiba.

"Sebagaimana kita terlahir seorang diri, kita mati dan menghadap Allah pun juga dengan seorang diri.Kita menghadap dalam kapasitas pribadi-pribadi." (NE)

"Khairunnas anfa'uhum linnas; manusia yang paling baik itu ialah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lain." (Hadits)

"Logis, analitis, dan sistematis/ LAS, adalah cara berpikirnya sarjana." (DahlanIskan)

"Amatlah utama jika seseorang mampu berpenghidupan dan berpikir dalam suasana merdeka." (Tagore/ guru Sen)

"Pejabat tinggi tidak boleh memihak pemerasan dan tirani." (Multatuli, h. 298)

"Jika terkadang keberanian diperlukan untuk melaksanakan tugas, keberanian itu harus ada. Saya sendiri tidak akan berani untuk tidak memiliki keberanian itu. Karena, selain ketidakpuasan terhadap diri sendiri akibat melalaikan tugas atau keteledoran, sesungguhnya pencarian jalan pintas yang lebih mudah serta keinginan untuk selalu menghindarkan tabrakan di mana-mana dan berpuas diri akan lebih sulit dan lebih membahayakan daripada berjalan lurus." (Multatuli, h. 328)

"Saya terjepit antara hati nurani dan prinsip-prinsip pemerintahan yang harus saya patuhi selama saya belum bebas dari jabatan saya." (Multatuli, h. 453)

"Saya tidak memohon pertemuan ini demi diri saya sendiri, tapi demi tujuan yang saya perjuangkan, yaitu keadilan dan kemanusiaan, yang juga merupakan kebijakan yang baik." (Multatuli, h. 460)

Ya, aku akan dibaca! Seandainya tujuan ini tercapai, aku akan merasa puas. Karena aku tidak bermaksud untuk menulis dengan baik... Aku ingin menulis agar didengar. Sama seperti orang yang berteriak, 'Berhenti pencuri!' tidak mempedulikan gaya bicara spontannya kepada publik, aku juga tidak mempedulikan kritik mengenai caraku berteriak, 'Berhenti pencuri!' Buku ini campur aduk; tidak beraturan, hanya ingin mengejar sensasi.Gayanya buruk; penulisnya tidak berpengalaman; tidak berbakat, tidak punya metode. Bagus! Bagus! Semuanya itu benar! Tapi orang Jawa diperlakukan dengan buruk! Justru inilah kehebatan bukuku: gagasan-gagasan utamanya mustahil untuk dibantah. Dan, semakin besar ketidaksukaan orang terhadap bukuku, semakin aku merasa senang, karena kesempatan untuk didengarkan akan jauh lebih besar lagi. Dan, inilah yang kuinginkan." (Multatuli, h. 463)

"Karena kepada Andalah buku ini saya persembahkan, wahai William Ketiga, Raja, Adipati, Pangeran....lebih dari sekedar Pangeran, Adipati, dan Raja.... Kaisar dari Kerajaan Insulinde yang menakjubkan, yang melingkari khatulistiwa bak untaian zamrud! Saya bertanya kepada Anda, apakah memang kehendak Kekaisaran Anda sehingga orang-orang seperti Havelaar harus diciprati lumpur oleh orang-orang seperti Slijmering dan Droogstoppel; dan lebih dari tiga puluh juta rakyat Anda nun jauh di sana harus diperlakukan dengan buruk dan mengalami pemerasan atas nama Anda?" (Multatuli, hlm penutup)

"Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya.Jika politik bengkok, sastra akan meluruskannya." (John F. Kennedy. Kata bijak ini ditulis di lembaran pertama buku Multatuli)

"Betapa bedanya bangsa-bangsa Hindia ini dari bangsa Eropa. Di sana, setiap orang yang memberikan sesuatu yang baru pada umat manusia dengan sendirinya mendapatkan tempat yang selayaknya di dunia dan di dalam sejarahnya. Di Hindia, pada bangsa-bangsa Hindia, nampaknya setiap orang takut tak mendapat tempat dan berebutan untuk menguasainya." (Pramoedya Ananta Toer, RumahKaca)

"Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu.Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya." (Q.s. Al-'An`ām: 123)

"Peristiwa, seperti juga manusia, adalah sesuatu yang tunggal dan tidak ada duanya." (Soesilo Toer)

"Budaya malas membaca adalah kekuatan yang melemahkan bangsa dan negeri ini dari segala aspek ekonomi, sosial, dan budaya." (Soesilo Toer, h. 62)

"Pengalaman saja tanpa kritis  yang berkait dengan otak dan hatinya akan tetap menjadi pengalaman yang tidak memberikan sentuhan apa-apa dalam diri seseorang." (Soesilo Toer, h. 78)

"Bacalah Bukan Bakarlah." (Motto yang terpajang di depan pintu perpustakaan PAT di Blora)

"Menciptakan manusia unggul tidak ada artinya kalau yang tercipta itu tidak mengerti apa dirinya diciptakan untuk menjadi unggul.Penembakan membabi buta yang dilakukan mahasiswa di Colorado AS di dalam gedung bioskop, contohnya.Sang penembak, James Eagan Holmes, 24, adalah mahasiswa yang brilian." (Soesilo Toer, h. 78)

"Antara jaya dan nista hanya selangkah bedanya." (Napoleon Bonaparte, dikutip oleh Soesilo Toer dalam Pram dari Dalam, h. 86)

"Tidak ada yang mudah, tapi tidak ada yang tidak mungkin." (Napoleon Bonaparte)

"Hanya keinginan yang berdasarkan kesadaran dan kearifan yang akan menjadi sumber kebahagiaan dan kedamaian." (Budha Gautama)

"Pahlawan bukan monopoli orang yang bisa memanggul senjata untuk membunuh musuh.Pahlawan adalah apa yang dikonsepkan oleh Tan Malaka, 'Berjuang tanpa pamrih, tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang membayar.'" (Soesilo Toer)

"Kehebatan manusia itu bukan terletak pada kekuasaannya, uangnya, keberhasilannya, melainkan pada kemerdekaan pribadinya. Dan, kebebasan utuh seorang manusia terletak pada pikirannya, yang tidak dikendalikan, dipenjara, atau diperbudak siapa pun dan apa pun. Ia milik si manusia itu sendiri. Barangkali masih relevan kata-kata Multatuli bahwa tugas manusia adalah menjadi manusia." (Soesilo Toer)

"Hidup bukan dibimbing oleh kelebihan atau kekurangan.Hidup mempunyai alur dengan fenomena dan misteri sendiri." (Soesilo Toer)

"Sejarah adalah versi milik sang pemenang. Dan, tugas kita adalah meluruskan yang bengkok." (Soesilo Toer, dalam PramdariDalam, Blora: Gigih Pustaka Mandiri, 2013, h. 221)

"Menurut Bung Hatta, materialisme dialektis itu bagusnya dijadikan sebagai pisau analisis ilmiah. Jadi, sifatnya dinamis.Bukan sebagai pandangan politis, apalagi pandangan hidup."

"Hidup manusia seperti sungai yang selalu silih berganti, ada kalanya pasang naik dan ada kalanya pasang surut." (Soesilo Toer)

"Walau bagaimana tak mungkin bisa merancang dan mengurus  nasib itu sesuai dengan kehendak sendiri. Karena manusia adalah bagian dari suatu keutuhan, Alterapars. Namun, manusia harus tetap yakin, hukum harus adil, Iusquiajustum.Dan habis gelap terbitlah terang, postnubilajubila. Maka, Sukarno sama sekali benar dengan semboyan jas merah: jangan sekali-kali melupakan sejarah. Karena, biar bagaimanapun, sejarah akan selalu membuat kita lebih bijak. HistoriaVitaeVagistra." (Soesilo Toer)

Tentang HAM

Menurut Thomas Hobbes, manusia selalu berada dalam situasi hommo homini lupus bellum omnium comtra omnes. Situasi ini mendorong dilakukannya perjanjian antara masyarakat dan penguasa.Perjanjian tadi berisi penyerahan hak-hak rakyat kepada penguasa.Oleh karena itu, ajaran Thomas Hobbes mengarah kepada pembentukan monarkhi absolut. Berbeda dengan Hobbes, John Locke memandang bermasyarakat dan bernegara merupakan kehendak manusia yang diwujudkan dalam dua bentuk perjanjian: pactum unionis, perjanjian antaranggota masyarakat untuk membentuk masyarakat politik dan negara, dan pactum subjectionis, yaitu perjanjian antara rakyat dan penguasa untuk melindungi hak-hak rakyat yang tetap melekat ketika berhadapan dengan kekuasaan penguasa. Tugas negara menurut Locke adalah melindungi individu: hak hidup (life), kebebasan (liberty), dan hak milik (estate). Jaminan perlindungan hak-hak tersebut dituangkan dalam konstitusi.Sehingga, ajaran Locke sering disebut monarkhi konstitusional.Tujuan Revolusi Prancis banyak dipengaruhi oleh dua orang filsuf ini (Hobbes dan Locke), termasuk juga Montesquieu.
Sementara di Inggris, rakyat menginginkan kekuasaan raja dibatasi. Mengapa mesti dibatasi? Karena, menurut Lord Acton, seorang Inggris yang menggeluti bidang sejarah, mengatakan, "Power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely." Dalam Al Qur' an juga dijelaskan, bahwa orang-orang yang melihat dirinya serba cukup, cenderung berbuat sewenang-wenang.

"Dalam kehidupan sehari-hari, negara adalah sebuah realitas politik yang nyaris kita terima sebagai sesuatu yang given.Kecenderungan ini terjadi karena negara yang hadir dan dialami setiap hari itu seakan berada di luar kesadaran manusia. Dalam kenyataan individual, negara baru dirasakan kehadirannya manakala ia berbenturan dengan kekuasaan. Bahwa ada sebuah realitas kekuasaan di luar dirinya yang berada pada atmosfir publik, namun ternyata cukup berpengaruh terhadap kehidupannya sehari-hari." (Nezar Patria dan Andi Arif, dalam Antonio Gramsci: Hegemoni dan Negara, h. 1)

"Menurut Marx, negara tidak mengabdi kepada kepentingan seluruh masyarakat, melainkan hanya melayani kepentingan kelas-kelas sosial tertentu saja, menjadi alat suatu kelas dominan untuk mempertahankan kedudukan mereka." (Franz Magnis-Suseno)

Menurut Gabriel Almond, ilmuwan politik dari Amerika, dalam keadaan sistem politik totaliter, di mana saluran-saluran demokrasi ditutup, maka demonstrasi adalah salah satu cara yang efektif untuk menyuarakan aspirasi.



0 komentar:

Posting Komentar