"KARENA AKU MENCINTAI KEBENARAN." (MULTATULI)
"Sejarah adalah ibu dari ilmu-ilmu." (Ibnu Khaldun)
"Kekuasaan itu seperti api. Jika terlalu jauh, kita akan kedinginan. Tapi, jika terlalu dekat, kita bisa terbakar." (Ahmad Bakrie)
"Aku tidak pernah membaca buku petunjuk mengenai cara berpidato di muka umum, juga tidak pernah berlatih di muka cermin. Bukan karena aku sudah merasa cukup mahir, tetapi karena aku tidak memiliki buku atau cermin itu.Cerminku adalah Tjokroaminoto.Aku memperhatikan bagaimana dia menjatuhkan suaranya.Aku melihat gerak tubuhnya, aku mengamati dan mempergunakannya untuk kepentinganku sendiri." (Bung Karno, h. 57)
"Force is the midwife of every old society pregnant with a new one." (Karl Marx)
"Bila manusia modern dewasa ini berbicara tentang perubahan sosial, pengasingan, dan sejarah, tanpa disertai dengan analisis Marxistis--minimal sebagai referensi bandingan--maka sama maknanya dengan menghadirkan buah pikiran yang cair." (Andi Muawiyah Ramly, dalam Peta Pemikiran Karl Marx, h. 186)
"Aku membaca sepanjang
malam, berpikir sepanjang malam, dan aku sudah bangun lagi jam lima pagi."
(Bung Karno)
"Presiden Sukarno,
saya sangat mengagumi Anda. Seperti saya, Anda selalu berpikir untuk menggali
dan mempertanyakan sesuatu.Anda banyak membaca.Anda banyak tahu." (John F.
Kennedy)
"Tidak benar bahwa
perbaikan sosial selalu mengandaikan revolusi.Kepentingan yang bertentangan
antara buruh dan pemilik dapat saja dikompromikan atas dasar kepentingan
bersama yang lebih mendasar agar perusahaan mereka maju.Yang benar adalah bahwa
setiap perbaikan sosial harus diperjuangkan.Hanya kalau kelas buruh kuat dan
terorganisasi, dia dapat memaksa para pemilik untuk memperlakukannya dengan
wajar. Para pemilik hanya akan mengurangi eksploitasi buruh apabila eksistensi
mereka sebagai kelas betul-betul terancam. Hanya kalau kelas buruh dapat
menekan kelas pemilik, keadaan mereka akan berubah. (Franz Magnis-Suseno, h.
131). Karena kepentingan kelas pemilik dan kelas buruh secara objektif
bertentangan, mereka juga akan mengambil sikap dasar yang berbeda terhadap
perubahan sosial. Kelas pemilik, dan kelas-kelas atas pada umumnya, mesti
bersikap konservatif, sedangkan kelas buruh, dan kelas-kelas bawah pada
umumnya, akan bersikap progresif dan revolusioner. Kelas atas sudah berkuasa,
ia hidup dari pekerjaan kelas bawah. Karena itu, kelas atas secara hakiki
berkepentingan untuk mempertahankan status quo, untuk menentang segala
perubahan dalam struktur kekuasaan.Mengingat mereka sudah mantap, setiap
perubahan mesti mengancam kedudukan mereka itu.Sebaliknya, kelas-kelas bawah
berkepentingan terhadap perubahan.Karena mereka tertindas, setiap perubahan
merupakan kemajuan.Bagi mereka, setiap perubahan mesti berupa pembebasan.Marx,
dalam Manifesto Komunisnya, menulis, proletariat paling-paling kehilangan
belenggu-belenggu mereka.Tetapi, menurut Franz Magnis-Suseno, perubahan itu
tidaklah mesti selalu dengan kekerasan.Meski demikian, perubahan tetaplah harus
diperjuangkan. Karena, secara logika, kelas atas tidaklah mungkin rela memotong
dahan tempat mereka berdiri (lebih jelas, lihat Franz Magnis-Suseno, PemikiranKarlMarx: DariSosialismeUtopiskePerselisihanRevisionisme, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1999).
"Buta yang terburuk
adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak
berpartisipasi dalam peristiwa politik.Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga
kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua
tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodoh
sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci
politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur,
anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk,
rusaknya perusahaan nasional dan multinasional." (Bertolt Brecht, penyair
Jerman)
"Sebuah resepsi
pernikahan mewah yang digelar di Indonesia menelan biaya yang sama dengan upah
seorang buruh selama 400 tahun." (John Pilger)
"Aku berjuang mengukir
skenarioku, tapi skenario Tuhan jugalah yang harus aku jalani." (InuKencana)
PERJANJIANPRIMORDIAL
"Menurut Cak Nur, pada
dasarnya, manusia itu diciptakan Allah dalam keadaan suci, cenderung kepada
kebenaran atau hanif karena adanya perjanjian primordial. Tapi, manusia juga adalah
makhluk yang bersifat lemah, yang mudah tergoda dengan dosa-dosa.Dosa itu
selalu dirumuskan sebagai godaan.Manusia juga senang dengan hal-hal yang
bersifat segera atau dalam Al Quran disebut sebagai makhluk yang
tergesa-gesa.Melakukan dosa membuat hati manusia menjadi gelap. Dalam al Quran,
dosa itu disebut zhulm, yang berarti kegelapan. Orang yang melakukan dosa
disebut zhalim: melakukan kegelapan. Maksudnya: menggelapi hati yang dalam
bahasa Arab, terutama dalam literatur kesufian, disebut nurani (bersifat
cahaya). Hati adalah modal primordial manusia untuk mengetahui benar dan salah.
Maka ada hadits: "Tanyalah kepada
hati kecilmu." Dalam surat Ar Ruum/30:30, menerima agama itu dikaitkan
dengan menerima agama yang hanif,
menuruti kecenderungan alami kita sendiri untuk mencari kebenaran dan kebaikan
sesuai dengan fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu.
Tidak ada perubahan ciptaan Allah itu.Artinya, fitrah itu abadi.Jadi, agama
yang benar dan lurus adalah agama kemanusiaan primordial, ajaran ketundukan
kemanusiaan universal, yakni kesucian asal kita.Namun, tidak banyak orang yang
mengetahui. Jadi, sesuatu yang abadi dalam diri kita adalah kecenderungan akan
hal-hal yang baik, dan kecenderungan untuk kembali kepada Allah. Itu sudah
given, sudah fitrah kita.Akan tetapi, karena manusia juga bersifat
"lembek", maka kita melakukan dosa yang menimbulkan efek membuat hati
menjadi gelap.Ada stadium ketika kita mengalami "kebangkrutan
spiritual", yaitu, seperti disebutkan dalam Al Quran, sebagai orang yang
dihiaskan kepadanya kejahatannya sendiri, sehingga dosa sudah dipandangnya
baik.Nah, untuk membimbing manusia agar tetap berada dalam fitrahnya,
kesuciannya, maka Allah memberikan wahyu sebagaimana yang kita baca dalam
Kitab-kitab Suci. Dalam Kitab Suci, terdapat berbagai aturan, termasuk juga di
antaranya adalah perintah berpuasa. Puasa, salah satunya, adalah bertujuan agar
manusia kembali kepada fitrahnya atau kepada perjanjian primordialnya. (Lihat
Ahmad Gaus AF [ed.], Dialog Ramadlan Bersama Cak Nur, Jakarta: Paramadina,
2000).
ArtiMinal 'AidinwalFaizin
"Minal 'Aidin wal
Faizin merupakan kependekan dari ucapan harapan dan doa yang lebih lengkap: Ja
'alanallahu minal 'aidin wal fa'izin wal maqbulin, (semoga Allah menjadikan
kita semua tergolong mereka yg kembali [ke fitrah kesucian] dan beruntung,
serta diterima [segala amal perbuatan kita])."---Nurcholish Madjid, Dialog
Ramadhan Bersama Cak Nur, Jakarta: Paramadina, 2000, h. 30.
"Tak ada masalah apa
pun dalam hubungan perjuangan kelas dapat diselesaikan tanpa kekerasan." (Lenin)
"Diktator proletariat
tak lain dan tak bukan daripada kekuasaan berdasarkan kekerasan yang tak ada
batasnya, baik batas hukum maupun batas aturan absolut." (Lenin)
"Sastra bukanlah
segala-galanya dalam kehidupan manusia.Namun, apakah bisa kau bayangkan apabila
kehidupan manusia tiada mempunyai cerita untuk dibaca? Betapa hanya kesepian,
kesunyian, dan keterasingan yang akan menimpanya. Karena bagaimanapun juga,
manusia adalah makhluk yang menyukai cerita.Ia akan membangun hidupnya
bersandarkan pada cerita yang diyakininya sebagai sebuah kebenaran." (Anonim)
"Inti pandangan
materialis sejarah adalah bahwa perkembangan masyarakat ditentukan oleh
perkembangan dalam bidang ekonomi." (Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl
Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1999, h. 53)
"Pada abad ke delapan
belas, tahta Prancis dan altar berhubungan erat, dan hubungan ini runtuh."
(John McManners, sejarawan)
"Sastra menjadi
kekuatan bagi mereka yang sama sekali tidak mempunyai kebebasan dan
kekuasaan.Maka, dengan mengaranglah Kartini bisa menunjukkan kekuatannya."
(PramoedyaAnantaToer)
If there are people who say
all Rizal Ramli knows is how criticize and as such would not be a good
minister, they have a low level analytical capacity. Vary shallow. They don't
know history. People who change the world and change his country must be a
transformer. The President actually likes me, because our characters are
similar. We think out of the box. Great leaders like Lee Kuan Yew, Ali Sadikin,
and Mahatir, spoke their minds, without fear and favor. (RizalRamli, dalam wawancara dengan TempoEnglish terkait kritikannya pada JK)
"Kesombonganmu adalah
awal kehancuranmu." (J.E. Sahetapy)
"Engkau tahu siapa
saya? Saya Muso. Engkau baru kemaren jadi prajurit dan sekarang
berani-beraninya meminta saya untuk menyerah pada engkau. Tidak! Saya tidak
akan menyerah. Lebih baik mati daripada menyerah.Walau bagaimanapun, saya tetap
merah putih." (Muso, tokoh PKI)
"Aku dan dunia ibarat
orang yang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon
untuk beristirahat, dan setelah itu meninggalkannya." (HR. IbnuMajah)
Ctt: perumpamaan dari Rasulullah tentang hidup di dunia spt tempat berteduh
dan beristirahat sementara di bawah pohon sebelum melanjutkan perjalanan yang
panjang kembali.
Bagaimana kita tahu bahwa
kita tahu seandainya kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu. (HidajatNataatmadja)
Penjara yang paling nyaman
adalah tempurung kepicikan pikiran sendiri.Begitu nyaman sehingga kita baru
sadar bahwa itu penjara sewaktu kita terjaga di neraka wil. (HidajatNataatmadja)
Bagaimana Anda tahu bahwa
ilmu yang Anda miliki baik seandainya Anda tidak tahu kebaikan ilmu-ilmu lain (Hidajat
Nataatmadja)
Tiada kita mengenal kampung
halaman sebelum berkelana ke ujung-ujung buana. Mustahil kita mengenal diri
sebelum mengenal orang-orang di seluruh desa dan kota. Mustahil kita mengenal
dunia empiris sebelum kita berkelana di luar dunia itu. (Hidajat Nataatmadja)
"Bagaimana Anda tahu
apa yang Anda tahu?How do you know that
you know?" (intidaripertanyaanepistemologis)
artinya: setiap klaim bahwa Anda mengetahui sesuatu harus dipertanggungjawabkan
asal muasal dan validitasnya. Sebab, jika yang Anda ketahui itu berasal dari
sumber yg tidak layak dipercaya, maka pengetahuan itu tidak layak dipercaya
pula. Itulah pentingnya pertanyaan epistemoligis itu!
"Bertindaklah sesuai
kehendakmu.Jangan hiraukan omongan orang.Sebab, membuat semua orang senang
adalah cita-cita yang tidak mungkin tercapai." (Dr. Muhammad al-'Areifi)
"Kemudian aku membaca
Al Qur'an.Dan hanya setelah menyerap pemikiran-pemikiran Nabi Muhammad s.a.w.,
aku tidak lagi mencari buku-buku sosiologi untuk memperoleh jawaban bagaimana
dan mengapa sesuatu terjadi. Aku memperoleh seluruh jawabannya dalam ucapan-ucapan Nabi."
(Bung Karno)
"Aku tidak begitu
memikirkan benda-benda duniawi seperti uang.Hanya orang yang tak pernah
menghirup apinya nasionalisme dapat larut dalam hal-hal sepele seperti
itu.Kemerdekaan adalah makanan yang membuat aku
hidup.Ideologi.Idealisme.Makanan dari jiwa.Semua inilah makananku. Aku sendiri
hidup dalam kekurangan, tetapi apa salahnya? Bekerja sama dengan partaiku dan
rakyatku menuju kemerdekaan, untuk semua itulah aku hidup." (BungKarno, 1932., h. 144)
"Politik adalah machtsvorming dan machtsaanwending--pembentukan kekuatan dan pemakaian
kekuatan." (Bung Karno)
"Aku merumuskan
perasaan yang tersembunyi dari rakyatku itu ke dalam istilah-istilah politik dan
sosial, yang akan mereka ucapkan sendiri kalau dapat.Aku berseru kepada kaum
tua untuk mengingat kembali penderitaan mereka dan membuat penderitaan itu
lenyap. Aku berseru kepada kaum muda untuk memikirkan nasib mereka sendiri dan
bekerja keras demi masa depan. Aku menjadi corong mereka.
Sebagai anak muda, aku
mula-mula meresapkan apa yang pernah diucapkan para negarawan besar di dunia,
lalu aku menyerap ucapan para pemimpin besar kami sendiri, dan semuanya kugodok
dengan falsafah dasar yang digali dari hati Marhaen. Sukarno, penampung
keluh-kesah rakyat akhirnya menjadi Bung Karno, penyambung lidah rakyat
Indonesia." (Bung Karno, h. 145)
"Saya suka
mendengarkan musik yang merdu.Tapi, di tengah revolusi sekarang ini, yang perlu
adalah membelah tengkorak, menjalankan keganasan, dan berjalan dalam lautan
darah." (Lenin)
"Politisi itu pada
umumnya [pada hakekatnya, NE] adalah pemimpin." (SudjewoTedjo)
SEJARAHMUNCULNYA
ISTILAH "KIRI"
Sejak Revolusi Prancis,
kelompok radikal, kelompok Jakobin, mengambil sisi kiri dari kursi Ketua
Kongres Nasional. Sejak itu, Kanan dan Kiri sering digunakan dalam terminologi
politik.Secara umum, Kiri diartikan sebagai partai yang cenderung radikal, sosialis
"anarkis", reformis, dan progresif. Dengan kata lain, Kiri selalu
menginginkan sesuatu yang bernama kemajuan atau progress, yang memberikan
inspirasi bagi keunggulan manusia atad sesuatu yang bernama "takdir
sosial". (Kazuo Shimogaki, KiriIslam:
AntaraModernisdanPosmodernis, h. 6)
Dalam keterangan lain yang
saya dapatkan dalam salah satu artikel di internet yang berjudul: "Kiri
(Juga Kanan)", dijelaskan, bahwa berkah Revolusi Prancis abad ke-18,
istilah kiri dan kanan masuk dalam leksikon politik. Kala itu, kekuatan politik
di parlemen Prancis yang terbentuk setelah gejolak revolusi terbelah menjadi
tiga: (1) kaum konservatif yang ingin
mempertahankan monarki tapi dibatasi konstitusi; (2) kelompok radikal yang ingin membentuk republik;
(3) kelompok moderat yang berpijak di
antara keduanya. Dalam tata krama sidang, kelompok konservatif duduk di bagian
kanan ruang sidang, sedangkan kelompok oposisi di sebelah kiri, dan kelompok
moderat di tengah.Sejak saat itulah muncul istilah rightist dan leftist atau
sayap kanan dan sayap kiri.Dengan demikian, istilah kiri pada masa awal setelah
Revolusi Prancis sejatinya lebih menekankan pada kelompok atau kekuatan
oposisi, bukan komunismenya.Karena pada waktu itu, belum ada partai komunis.
***
"Dalam Islam, kiri
memperjuangkan pemusnahan penindasan bagi orang-orang miskin dan tertindas. Ia
juga memperjuangkan persamaan hak dan kewajiban di antara seluruh masyarakat.
Singkat kata, Kiri adalah kecenderungan sosialistik dalam Islam." (Ahmad
Gabbas Salih, dalam bukunya Al Yamin wa al-Yasar fi al-Islam, 1972)
Bagi Hassan Hanafi, Kiri
mengangkat posisi kaum yang tertindas, kaum miskin, dan yang menderita. Dalam
terminologi ilmu politik, Kiri berarti perjuangan dan kritisisme.Kiri juga
menempatkan kembali rasionalisme, naturalisme, liberalisme, dan demokrasi dalam
khazanah intelektual Islam.Kiri dan Kanan tidak ada dalam Islam itu sendiri,
tetapi ada pada tataran sosial, politik, ekonomi, dan sejarah. Bagi Hassan
Hanafi, mengenalkan terminologi Kiri dan 'orang-orang Kiri' adalah penting bagi
upaya menghapus seluruh sisa-sisa imperialisme. (Kazuo Shimogaki, h. 7)
"Demokrasi adalah
bagaimana menghormati pendapat orang lain, mendengarkan mereka. Demokrasi
adalah bagaimana seorang mengakui kemungkinan kesalahan atas diri
sendiri." (Hassan Hanafi)
"Nama Kiri Islam
adalah nama ilmiah, sebuah istilah ilmu politik yang berarti resistensi dan
kritisisme." (Kazuo Shimogaki)
Akal mampu menilai baik dan
buruk.Dunia berjalan menuju kebaikan dan membutuhkan reformasi.Pahala
tergantung pada perbuatan, dan disertai iman. Kepemimpinan umat Islam haruslah
berdasarkan pada pemilihan dan amar ma'ruf nahi munkar adalah kewajiban setiap
muslim. (Hassan Hanafi, dalam KiriIslam,
h. 122)
"Mengapa engkau
memperbudak manusia, padahal mereka dilahirkan ibunya dalam keadaan
bebas?" (Umar bin Khattab)
"Setelah revolusi,
banyak yang dahulunya pahlawan disebut sebagai pengkhianat pada hari
ini.Sedangkan pengkhianat hari ini dapat saja esoknya disebut pahlawan."
(Hassan Hanafi)
"Tugas Kiri Islam
adalah menguak unsur-unsur revolusioner dalam agama.Agama menjadi landasan dan
revolusi merupakan tuntutan zaman.Kerja mempertautkan agama dan revolusi
bukanlah sesuatu yang asing dan latah.Agama adalah revolusi itu sendiri.Para
nabi adalah revolusioner pembaharu sejati.Ibrahim adalah cermin revolusi akal
menundukkan tradisi-tradisi buta, revolusi tauhid melawan berhala-berhala.Musa
merefleksikan revolusi pembebasan melawan otoritarianisme.Isa adalah contoh
revolusi ruh atas dominasi materialisme.Dan Muhammad merupakan teladan bagi
kaum papa, hamba sahaya, dan komunitas tertindas berhadapan dengan para
konglomerat, elit Quraisy, dan gembong-gembongnya dalam perjuangan menegakkan
masyarakat yang bebas, penuh kasih, persaudaraan, dan egaliter.Tidak ada nabi
yang datang untuk mengokohkan status quo.Karena gerak kenabian di dalam sejarah
selalu merupakan gerak progresif bagi perubahan sosial.Para nabi merupakan guru
dan pejuang nilai-nilai kemanusiaan menuju taraf yang lebih tinggi dan
sempurna." (Hassan Hanafi dalam KiriIslam,
h. 165)
"Semua orang adalah
guru, dan semua tempat adalah sekolah." (KiHadjarDewantara)
"Setiap orang yang
ingin bermakna harus belajar, di mana pun, juga melalui pikirannya sendiri.
Karena pintar itu relatif, kalau dikaitkan dengan pendapat orang lain. Secara
makhluk tunggal yang punya pendapat tunggal pula." (Soesilo Toer, h. 94)
"Tanpa mempelajari
bahasa sendiri, orang takkan mengenal bangsanya sendiri." (Pramoedya
Ananta Toer)
"Uang tidak kucari dan
emas membuatku menggeleng kepala.Hidup damai yang tahu bahasa bintang adalah
pamrihku." (Y.B. Mangunwijaya)
"Setiap strategi yang
sehat dan benar harus selalu berusaha mereduksi pihak lawan seminimum mungkin
dan merangkul kawan sebanyak mungkin." (Y.B. Mangunwijaya)
BuyaHamka pernah ditanya, "Dulu kau tegas dan gampang
membid'ahkan orang-orang.Kok sekarang tidak?"Beliau menjawab karena dulu
beliau baru membaca sedikit buku.Setelah membaca banyak buku, beliau jadi
toleran dan lebih paham (lebih mengerti daripada sebelumnya) tentang perbedaan
pandangan keagamaan.
"Lecrime fait la honte, et non la pauvrete; yang memalukan
kejahatan, bukan kemiskinan." (Multatuli,
h. 251)
"Jika ada sebuah buku
yang ingin Anda baca, tetapi buku tersebut belum ada yang menulisnya, maka
Andalah yang harus menulis buku itu." (ToniMorrison)
Kata-kata Bijak
DalaiLama
Sewaktu ia ditanya, apakah
yg paling membingungkan di dunia ini, ia menjawab, "Manusia. Karena ia
korbankan kesehatannya demi uang dan ia korbankan uangnya demi kesehatan. Lalu,
ia sangat khawatir dengan masa depannya, sampai ia tidak menikmati masa kini.
Akhirnya, ia tidak hidup di masa depan ataupun di masa kini. Ia hidup
seakan-akan tidak akan mati. Lalu ia mati tanpa benar-benar menikmati apa itu
hidup. (DalaiLama)
Tambahancatatan:
Oleh karena itu,
bersyukurlah dg apa yg selama ini kita dapati dan kita nikmati karena kita
tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok. Ketika lahir dua tangan kita
kosong.Ketika meninggal pun kedua tangan kita juga kosong.Waktu datang tak
membawa apa2.Waktu pergi pun tak membawa apa2.Jangan sombong karena kaya dan
berkedudukan.Jangan minder karena miskin.Bukankah kita semua hanyalah tamu dan
semua milik kita adalah pinjaman.Oleh karena itu, tetaplah rendah hati seberapa
pun tinggi kedudukan kita.Tetaplah percaya diri seberapa pun kekurangan
kita.Karena, kita hadir tak membawa apa2, pergi pun juga tak membawa apa2.
Datang ditemani oleh tangis, pergi pun ditemani oleh tangis.
Maka dari itu, tetaplah
bersyukur dalam segala keadaan. Dan hiduplah di saat yang benar2 ada dan nyata
untuk kita, yaitu saat ini, bukan dari bayang2 masa lalu maupun mencemaskan
masa yang akan datang yang belum lagi tiba.
"Sebagaimana kita
terlahir seorang diri, kita mati dan menghadap Allah pun juga dengan seorang
diri.Kita menghadap dalam kapasitas pribadi-pribadi." (NE)
"Khairunnas anfa'uhum
linnas; manusia yang paling baik itu ialah yang paling banyak manfaatnya bagi
manusia lain." (Hadits)
"Logis, analitis, dan
sistematis/ LAS, adalah cara berpikirnya sarjana." (DahlanIskan)
"Amatlah utama jika
seseorang mampu berpenghidupan dan berpikir dalam suasana merdeka."
(Tagore/ guru Sen)
"Pejabat tinggi tidak boleh memihak pemerasan dan
tirani." (Multatuli, h. 298)
"Jika terkadang
keberanian diperlukan untuk melaksanakan tugas, keberanian itu harus ada. Saya
sendiri tidak akan berani untuk tidak memiliki keberanian itu. Karena, selain
ketidakpuasan terhadap diri sendiri akibat melalaikan tugas atau keteledoran,
sesungguhnya pencarian jalan pintas yang lebih mudah serta keinginan untuk
selalu menghindarkan tabrakan di mana-mana dan berpuas diri akan lebih sulit
dan lebih membahayakan daripada berjalan lurus." (Multatuli, h. 328)
"Saya terjepit antara
hati nurani dan prinsip-prinsip pemerintahan yang harus saya patuhi selama saya
belum bebas dari jabatan saya." (Multatuli, h. 453)
"Saya tidak memohon
pertemuan ini demi diri saya sendiri, tapi demi tujuan yang saya perjuangkan,
yaitu keadilan dan kemanusiaan, yang juga merupakan kebijakan yang baik."
(Multatuli, h. 460)
Ya, aku akan dibaca!
Seandainya tujuan ini tercapai, aku akan merasa puas. Karena aku tidak
bermaksud untuk menulis dengan baik... Aku ingin menulis agar didengar. Sama
seperti orang yang berteriak, 'Berhenti pencuri!' tidak mempedulikan gaya
bicara spontannya kepada publik, aku juga tidak mempedulikan kritik mengenai
caraku berteriak, 'Berhenti pencuri!' Buku ini campur aduk; tidak beraturan,
hanya ingin mengejar sensasi.Gayanya buruk; penulisnya tidak berpengalaman;
tidak berbakat, tidak punya metode. Bagus! Bagus! Semuanya itu benar! Tapi
orang Jawa diperlakukan dengan buruk! Justru inilah kehebatan bukuku:
gagasan-gagasan utamanya mustahil untuk dibantah. Dan, semakin besar
ketidaksukaan orang terhadap bukuku, semakin aku merasa senang, karena
kesempatan untuk didengarkan akan jauh lebih besar lagi. Dan, inilah yang
kuinginkan." (Multatuli, h.
463)
"Karena kepada Andalah
buku ini saya persembahkan, wahai William Ketiga, Raja, Adipati,
Pangeran....lebih dari sekedar Pangeran, Adipati, dan Raja.... Kaisar dari
Kerajaan Insulinde yang menakjubkan, yang melingkari khatulistiwa bak untaian
zamrud! Saya bertanya kepada Anda, apakah memang kehendak Kekaisaran Anda
sehingga orang-orang seperti Havelaar harus diciprati lumpur oleh orang-orang
seperti Slijmering dan Droogstoppel; dan lebih dari tiga puluh juta rakyat Anda
nun jauh di sana harus diperlakukan dengan buruk dan mengalami pemerasan atas
nama Anda?" (Multatuli, hlm
penutup)
"Jika politik itu
kotor, puisi akan membersihkannya.Jika politik bengkok, sastra akan meluruskannya."
(John F. Kennedy. Kata bijak ini ditulis di lembaran pertama buku Multatuli)
"Betapa bedanya bangsa-bangsa Hindia ini dari bangsa Eropa.
Di sana, setiap orang yang memberikan sesuatu yang baru pada umat manusia
dengan sendirinya mendapatkan tempat yang selayaknya di dunia dan di dalam
sejarahnya. Di Hindia, pada bangsa-bangsa Hindia, nampaknya setiap orang takut
tak mendapat tempat dan berebutan untuk menguasainya." (Pramoedya Ananta
Toer, RumahKaca)
"Dan demikianlah Kami
adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka
melakukan tipu daya dalam negeri itu.Dan mereka tidak memperdayakan melainkan
dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya." (Q.s. Al-'An`ām: 123)
"Peristiwa, seperti
juga manusia, adalah sesuatu yang tunggal dan tidak ada duanya." (Soesilo
Toer)
"Budaya malas membaca
adalah kekuatan yang melemahkan bangsa dan negeri ini dari segala aspek
ekonomi, sosial, dan budaya." (Soesilo Toer, h. 62)
"Pengalaman saja tanpa
kritis yang berkait dengan otak dan hatinya
akan tetap menjadi pengalaman yang tidak memberikan sentuhan apa-apa dalam diri
seseorang." (Soesilo Toer, h. 78)
"Bacalah Bukan
Bakarlah." (Motto yang terpajang di depan pintu perpustakaan PAT di Blora)
"Menciptakan manusia
unggul tidak ada artinya kalau yang tercipta itu tidak mengerti apa dirinya
diciptakan untuk menjadi unggul.Penembakan membabi buta yang dilakukan
mahasiswa di Colorado AS di dalam gedung bioskop, contohnya.Sang penembak,
James Eagan Holmes, 24, adalah mahasiswa yang brilian." (Soesilo Toer, h.
78)
"Antara jaya dan nista
hanya selangkah bedanya." (Napoleon Bonaparte, dikutip oleh Soesilo Toer
dalam Pram dari Dalam, h. 86)
"Tidak ada yang mudah,
tapi tidak ada yang tidak mungkin." (Napoleon Bonaparte)
"Hanya keinginan yang berdasarkan
kesadaran dan kearifan yang akan menjadi sumber kebahagiaan dan
kedamaian." (Budha Gautama)
"Pahlawan bukan
monopoli orang yang bisa memanggul senjata untuk membunuh musuh.Pahlawan adalah
apa yang dikonsepkan oleh Tan Malaka, 'Berjuang tanpa pamrih, tidak ada yang
menyuruh dan tidak ada yang membayar.'" (Soesilo Toer)
"Kehebatan manusia itu
bukan terletak pada kekuasaannya, uangnya, keberhasilannya, melainkan pada
kemerdekaan pribadinya. Dan, kebebasan utuh seorang manusia terletak pada
pikirannya, yang tidak dikendalikan, dipenjara, atau diperbudak siapa pun dan
apa pun. Ia milik si manusia itu sendiri. Barangkali masih relevan kata-kata
Multatuli bahwa tugas manusia adalah menjadi manusia." (Soesilo Toer)
"Hidup bukan dibimbing
oleh kelebihan atau kekurangan.Hidup mempunyai alur dengan fenomena dan misteri
sendiri." (Soesilo Toer)
"Sejarah adalah versi
milik sang pemenang. Dan, tugas kita adalah meluruskan yang bengkok."
(Soesilo Toer, dalam PramdariDalam,
Blora: Gigih Pustaka Mandiri, 2013, h. 221)
"Menurut Bung Hatta,
materialisme dialektis itu bagusnya dijadikan sebagai pisau analisis ilmiah.
Jadi, sifatnya dinamis.Bukan sebagai pandangan politis, apalagi pandangan
hidup."
"Hidup manusia seperti
sungai yang selalu silih berganti, ada kalanya pasang naik dan ada kalanya
pasang surut." (Soesilo Toer)
"Walau bagaimana tak
mungkin bisa merancang dan mengurus
nasib itu sesuai dengan kehendak sendiri. Karena manusia adalah bagian
dari suatu keutuhan, Alterapars.
Namun, manusia harus tetap yakin, hukum harus adil, Iusquiajustum.Dan habis gelap terbitlah terang, postnubilajubila. Maka, Sukarno sama
sekali benar dengan semboyan jas merah: jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Karena, biar bagaimanapun, sejarah akan selalu membuat kita lebih bijak. HistoriaVitaeVagistra." (Soesilo
Toer)
Tentang HAM
Menurut Thomas Hobbes,
manusia selalu berada dalam situasi hommo homini lupus bellum omnium comtra
omnes. Situasi ini mendorong dilakukannya perjanjian antara masyarakat dan
penguasa.Perjanjian tadi berisi penyerahan hak-hak rakyat kepada penguasa.Oleh
karena itu, ajaran Thomas Hobbes mengarah kepada pembentukan monarkhi absolut.
Berbeda dengan Hobbes, John Locke memandang bermasyarakat dan bernegara
merupakan kehendak manusia yang diwujudkan dalam dua bentuk perjanjian: pactum
unionis, perjanjian antaranggota masyarakat untuk membentuk masyarakat politik
dan negara, dan pactum subjectionis, yaitu perjanjian antara rakyat dan
penguasa untuk melindungi hak-hak rakyat yang tetap melekat ketika berhadapan
dengan kekuasaan penguasa. Tugas negara menurut Locke adalah melindungi
individu: hak hidup (life), kebebasan (liberty), dan hak milik (estate).
Jaminan perlindungan hak-hak tersebut dituangkan dalam konstitusi.Sehingga,
ajaran Locke sering disebut monarkhi konstitusional.Tujuan Revolusi Prancis
banyak dipengaruhi oleh dua orang filsuf ini (Hobbes dan Locke), termasuk juga
Montesquieu.
Sementara di Inggris,
rakyat menginginkan kekuasaan raja dibatasi. Mengapa mesti dibatasi? Karena,
menurut Lord Acton, seorang Inggris yang menggeluti bidang sejarah, mengatakan,
"Power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely."
Dalam Al Qur' an juga dijelaskan, bahwa orang-orang yang melihat dirinya serba
cukup, cenderung berbuat sewenang-wenang.
"Dalam kehidupan
sehari-hari, negara adalah sebuah realitas politik yang nyaris kita terima
sebagai sesuatu yang given.Kecenderungan ini terjadi karena negara yang hadir
dan dialami setiap hari itu seakan berada di luar kesadaran manusia. Dalam
kenyataan individual, negara baru dirasakan kehadirannya manakala ia
berbenturan dengan kekuasaan. Bahwa ada sebuah realitas kekuasaan di luar
dirinya yang berada pada atmosfir publik, namun ternyata cukup berpengaruh
terhadap kehidupannya sehari-hari." (Nezar Patria dan Andi Arif, dalam
Antonio Gramsci: Hegemoni dan Negara, h. 1)
"Menurut Marx, negara
tidak mengabdi kepada kepentingan seluruh masyarakat, melainkan hanya melayani
kepentingan kelas-kelas sosial tertentu saja, menjadi alat suatu kelas dominan
untuk mempertahankan kedudukan mereka." (Franz Magnis-Suseno)
Menurut Gabriel Almond,
ilmuwan politik dari Amerika, dalam keadaan sistem politik totaliter, di mana
saluran-saluran demokrasi ditutup, maka demonstrasi adalah salah satu cara yang
efektif untuk menyuarakan aspirasi.
0 komentar:
Posting Komentar