alt/text gambar

Jumat, 08 Juli 2016

Topik Pilihan:

"NIAT NGAJI SAMPAI MATI"


Pencerahan dari K.H. Achmad Chalwani Nawawi

Semoga bermanfaat


Dulu, K.H. R. Damanhuri, Kutoarjo, pernah berkata: “Wong kui, apike, podo niat ngaji nganti mati. Mergo yen wong niat ngaji nganti mati, sak lakune ditulis mangkat ngaji; (orang itu baiknya niat mengaji sampai mati, karena jika begitu, setiap perilakunya ditulis berangkat mengaji)”. Yang menulis malaikat, yang menyuruh Allah SWT. Saya punya kitab Sirrul Asror karya Syekh Abdul Qadir al-Jilani. Ternyata, dawuh (perintah) K.H. R. Damanhuri diambilkan dari kitab tersebut.

Dalam kitab tersebut Syekh Abdul Qadir berkata: man māta fi thalabil ‘ilmi ba’atsahullāhu malakaini fil-qabri yu’allimānihi ‘ilmal-ma’rifat billāh, faqāma min qabrihi ‘āliman wa ‘ārifan billāh; (Barangsiapa yang meninggal dunia ketika mencari ilmu, di dalam kubur kelak akan didatangi dua malaikat; malaikat itu mengajarkan ilmu dan ma’rifat, sehingga orang itu bangun dari alam kubur sudah alim dan ma’rifat kepada Allah SWT). Maka, ngaji itu masih bisa diteruskan di alam kubur, berbeda dengan shalat. Syaratnya adalah niat ngaji sampai mati, karena orang yang sudah niat begitu segala perilakunya dihitung ngaji.

Marilah kita niat ngaji sampai mati, bersama-sama: “bismillahirrahmanirrahim, niat ingsun ngaji nganti mati kerono Allah ta’ala; (Bismillahirrahmanirrahim, aku berniat mengaji sampai mati karena Allah SWT.)”
Tapi maaf, kalau sudah niat begini harus sembodo (bisa membuktikan diri), jika kadang ada pengajian, badan sehat dan tidak ada udzur (halangan), tidak ada alasan untuk tidak mengaji. Jangan sampai sudah niat namun tidak dijalankan. Jika sudah niat begini, sewaktu-waktu kita dipanggil Allah, entah dipasar, di rumah sakit atau dirumah, kita direken (dianggap) masih menuntut ilmu dan kelak di alam kubur didatangi dua malaikat yang mengajarkan kita. Kedua malaikat itu akan menggenapkan apa-apa yang kurang dari kita baik tentang keimanan ataupun yang lainnya.
Alam kubur itu bukan kuburan. Kuburan juga bukan alam kubur. Kalau kuburan masih termasuk alam dunia, sedangkan alam kubur sudah masuk alam ghaib. Saudara-saudara kita yang sudah meninggal, bukan di kuburan tetapi di alam kubur. Alam kubur itu terang, tidak gelap, luas tidak sempit bagi orang yang meninggal dengan lulus membawa kalimah tauhid: Lāilāhaillallāh. Maka, agar lulus, harus sering dilafalkan (atau berdzikir dalam hati), khususnya dibaca tiap kali selesai mendirikan shalat fardlu.
Semoga kita semua senantiasa diberi ketenteraman, selamat dunianya, selamat akhiratnya, shalih-shalihah anak-cucunya, serta dimudahkan semua urusannya. Amin.


0 komentar:

Posting Komentar