alt/text gambar

Senin, 12 Agustus 2024

Topik Pilihan:

Jenis-Jenis Teras Berita (Lead)

Piramida terbalik

Berita langsung (straight news) ditulis dengan teknik "melaporkan". Menggunakan pola piramida terbalik dengan rumus 5W+1H. Pesan disusun mulai dari informasi yang paling penting sampai dengan informasi yang kurang dan tidak penting. Informasi terpenting dinyatakan di bagian atas yang dinamakan "lead" (teras berita). Yang kurang penting ditempatkan di bagian bawah yang dinamakan "leg" (kaki). Tujuannya, secara teknis, jika berita dianggap terlalu panjang, informasi bagian bawah bisa dipotong tanpa mengganggu keseluruhan isi berita. Apa beda straight news (berita langsung) dengan feature? Bedanya: jika berita langsung menggunakan teknik "melaporkan", feature menggunakan teknik "mengisahkan". (AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014, h. 190-191

Teras berita (lead) adalah paragraf pertama atau alinea pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita. Menurut wartawan senior Rosihan Anwar, “teras berita” adalah istilah yang ditetapkan oleh kantor berita Antara sebagai terjemahan dari kata lead dalam bahasa Inggris.

Piramida terbalik

Teras berita (lead) biasanya tak jauh berbeda dengan judulnya. Dalam penulisan berita langsung (straight news), unsur berita yang paling kuat ditulis menjadi teras berita (lead) adalah "what" dan "who" (S. Sinansari Ecip, dkk, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2020, h. 8.29). 

Posisi judul () dan teras berita (lead


Yang ditulis setelah teras berita (lead) hanya merupakan penjelasan lebih lanjut dari informasi yang dimuat di teras berita (lead/paragraf pertama/alinea pertama).

Pada awal ditemukannya rumus lead (5W+1H), keenam unsur itu dijejalkan pada alinea pertama. Bahkan ada yang dalam 1 kalimat. Media konvensional yang mematuhi 5W+1H dalam kalimat pertama adalah Harian Kompas. Tapi cara seperti itu membuat kesulitan dalam memahami intinya,terutama bagi yang tak terbiasa membaca koran. 

Melvin Mincher dalam News Reporting and Writing menyebutkan ada dua jenis teras dasar (two basic types of leads): Pertama, langsung (direct). Langsung memberi tahu pembaca aspek terpenting dalam berita. Sering digunakan dalam berita (news). Kedua, tertunda. Membujuk pembaca kedalam cerita dengan mengisyaratkan isinya. Ini sering digunakan dalam cerita fitur (news feature).

Biasanya, untuk berita langsung (straight news), teras berita harus berisi unsur-unsur 5W+1H. Namun, yang paling umum dalam lead ialah berisi unsur "what" dan "who" (siapa melakukan apa; apa yang terjadi). Tapi tak selalu mutlak demikian. Ada banyak jenis-jenis teras berita. 


Ketentuan Penulisan Lead Berita versi Husnun N Djuraid:

1. Berisi kalimat langsung yang mudah dipahami

2. Memenuhi unsur 5W+1H

3. Ditempatkan di alinea (paragraf) pertama

4. Maksimal tiga kalimat yang tak bertele-tele

5. Berisi hal terpenting dari berita (lihat Husnun N Djuraid, Panduan Menulis Berita, Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2012, h. 81).

Saat ini banyak yang tak memahami fungsi lead. Banyak yang mencoba membuat variasi lead yang tak sesuai kaedah jurnalistik. Padahal, fungsi lead adalah sebagai panduan bagi pembaca untuk mengetahui apa yang tertulis di bagian lain dari berita. Paling tidak, dengan membaca lead, orang sudah bisa tahu tentang materi berita yang sesungguhnya (lihat Husnun N Djuraid, Panduan Menulis Berita, Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2012, h. 81-82). 

Berdasarkan jenisnya, teras berita sedikitnya 12 jenis:

1. Who lead (teras berita siapa) 

2. What lead (teras berita apa) 

3. When lead (teras berita kapan) 

4. Where lead (teras berita siapa) 

5. Why lead (teras berita mengapa) 

6. How lead (teras berita bagaimana) 

7. Contrast lead (teras berita kontras) 

8. Quotation lead (teras berita kutipan) 

9. Question lead (teras berita bertanya) 

10. Descriptive lead (teras berita pemaparan) 

11. Narative lead (teras berita bercerita) 

12. Exclamation lead (teras berita menjerit) 


Berikut penjelasa beserta contoh dari jenis-jenis lead di atas:

1. Who Lead (teras berita siapa) 

Teras berita siapa (who lead) dipilih dengan pertimbangan unsur siapa atau pelaku peristiwa memiliki nilai berita (news value) yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya (what, when, where, why, how). Dalam teori jurnalisme dikenal ungkapan "names make news" (nama membuat berita). Orang besar, penting, terkemuka, punya kedudukan, punya jabatan, public figure, masuk dalam kategori itu. Apa pun yang mereka katakan, lakukan, pastilah menarik atau penting dijadikan berita. 

Teras berita jenis "who lead" ini dibagi dua: individu dan institusi. "Who lead" individu berarti pelaku peristiwanya adalah seseorang, lengkap dengan nama, identitas, pekerjaan, profesi, atau kedudukan maupun jabatan yang disandangnya. Sedangkan "who lead institusi", pelaku peristiwanya adalah institusi, lembaga, organisasi, badan, perusahaan, negara, dsb.

A. Contoh "who lead" individu:

-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, dia tidak pernah menjanjikan 100 hari program pemerintahannya dapat membereskan semua masalah kenegaraan. Pers diminta mengecek kembali rekaman pernyataan presiden dalam berbagai acara jika pernyataan tersebut memang ada. Demikian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Senin, (31/1/2005). (Sumber: Presiden Tidak Pernah Janji Soal 100 Hari, Kompas, Jakarta, 1 Februari 2005).

-Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh mengatakan, pembentukan Komisi Kejaksaan harus dengan peraturan presiden. Meskipun Kejaksaan Agung memberikan saran, usul, dan konsep pemikiran, pada akhirnya presiden juga yang menentukan Komisi Kejaksaan tersebut. Penjelasan itu disampaikan Abdul Rahman Saleh dalam jumpa pers di Sasana Pradhana Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (28/1/2009). (Sumber: Pendirian Komisi Kejaksaan Ditentukan oleh Presiden, Kompas, Jakarta, 1 Februari 2005).

B. Contoh "who lead" institusi

a. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengingatkan agar 11 lembaga penyiaran televisi yang ada segera menyesuaikan tayangannya dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3/SPS) yang telah diluncurkan pada 30 Agustus 2004. Ketua KPI Victor Menayang menyatakan, berdasarkan masukan masyarakat, hampir semua stasiun televisi belum mematuhi pedoman penyiaran (Sumber: KPI Peringatkan Semua Stasiun Televisi, Koran Tempo, Jakarta, 25 November 2004).

b. Pemerintah Malaysia mengulur waktu selama enam hari dari batas akhir amnesti bagi tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal pada 31 Januari 2005. Malaysia akan menggunakan waktu enam hari itu untuk menjalankan tindakan persuasif terhadap TKI ilegal yang berada di pabrik, perkebunan, restoran, dan kediaman pribadi (Malaysia Ulur Waktu Enam Hari, Harian Pagi Media Indonesia, Jakarta, 2 Februari 2005).


2. What Lead (Teras berita "apa")

Teras berita jenis ini (what lead) dipilih dengan pertimbangan unsur (what/apa) memiliki nilai berita jauh lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan unsur-unsur lain (who, when, where/tempat, why, dan how). Teori jurnalistik mengingatkan, nilai berita tidak hanya menunjukkan pada siapa yang menjadi pelaku peristiwa. Nilai berita juga bisa ditentukan oleh "apa" peristiwa yang terjadi. Contohnya: pesawat terbang jatuh, kapal tenggelam, gempa, kebakaran, banjir, semuanya menunjukkan pada kekuatan peristiwa, dan bukan menyebutkan nama seseorang atau sekelompok orang yang menyatakan atau bahkan yang menjadi penyebab musibah tersebut. 

Ketika diurai tentang motif, latar belakang, atau penyebab munculnya peristiwa itu, barulah disebut beberapa nama atau sejumlah nama orang. Jadi, sekali lagi, nilai berita terletak pada apa yang terjadi, bukan terletak pada siapa yang mengatakan peristiwa itu terjadi. Dalam teori jurnalistik, dikenal ungkapan "news is disaster" (berita adalah segala hal tentang bencana). Bencana selalu mengundang perhatian, seperti tsunami Aceh, misalnya. 

Contoh "what lead" dari koran: 

A. Tes bagi calon pegawai negeri sipil yang kemarin diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia diwarnai kericuhan. Di Jawa Timur, tes malah dibatalkan karena naskah soal belum selesai dicetak oleh PT Percetakan Puri Surabaya, perusahaan milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur. "Atas kejadian penyelenggaraan tes yang secara teknis tak sempurna, dengan seizin Presiden dan Wakil Presiden, tes CPNS untuk wilayah Jawa Timur hari ini saya ... (Sumber: Tes Calon Pegawai Negeri Sipil Ricuh, Koran Tempo, Jakarta, 25 November 2004) 

B. Penjarahan barang-barang di lokasi yang terkena gempa bumi dan gelombang tsunami di Aceh yang dilakukan warga sekitar dan pendatang makin merajalela dan mencolok mata. Kerumunan warga yang memasuki bangunan rumah toko untuk mengambil berbagai jenis barang yang masih tersisa atau sisa-sisa besi dan kayu di rumah warga semakin terlihat di berbagai tempat (Sumber: Situasi Terakhir di Banda Aceh, Penjarahan Merajalela, Harian Pagi Kompas, Jakarta, 30 Januari 2005).

C. Geger penemuan mayat wanita cantik yang membusuk dalam kardus di Hotel Brawijaya Jalan Pungkur Bandung, Sabtu (27/11/2004) lalu, akhirnya terkuak Kamis (2/12). Wanita berkulit putih dan wajah manis itu ternyata Sonya Agustina Siagian (25), sarjana Sastra Perancis lulusan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sonya dibunuh oleh kekasihnya sendiri, Dadan Kartiwa (26). (Sumber: Alumni UPI Dikencani Lalu Dibunuh, Harian Pagi Metro, Bandung, 3 Desember 2004).


3. When Lead (teras berita kapan) 

Teras berita kapan (when lead) dipilih dengan pertimbangan unsur waktu (when) memiliki nilai berita (news value) jauh lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya (who, what, where, why, dan how). 

Cara termudah mengenali "when lead" adalah dengan menemukan keterangan tentang waktu pada awal kalimat teras berita, seperti pukul (jam, menit, detik), nama hari, pekan, bulan, tahun, windu, dasawarsa, abad. 

Menurut teori jurnalisme, manusia tidak sekedar ingin mengetahui peristiwa apa dan siapa pelakunya, tapi juga kapan peristiwa itu terjadi. 

Contoh when lead:

A. Selama Januari 2005, sudah tiga warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tewas akibat demam berdarah dengue atau DBD, sementara 25 warga lainnya menjalani rawat inap di beberapa rumah sakit. Sebanyak 43 desa di Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai daerah rawan sebaran penyakit DBD. Demikian diungkapkan Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Dinas Kesehatan Indramayu Edy Rahmadi, Senin (31/1/2005) di Indramayu (Januari, Tiga Warga Indramayu Tewas Akibat DBD, Harian Pagi Kompas, Jakarta, 1 Februari 2005).

B. Dari hari ke hari, jumlah korban tewas akibat tsunami 26 Desember 2004 di sejumlah negara terus meningkat. Hingga Jumat kemarin (31/12/2005), korban tewas sedikitnya mencapai 125 ribu orang. Di Indonesia, tercatat sedikitnya 79.940 orang tewas, di Sri Lanka 28.508 orang, India 10.736 orang, dan Thailand 4.500 orang, 2.300 orang di antaranya adalah wisatawan asing. Dari Malaysia dikabarkan, korban tewas mencapai 72 orang. Maladewa 218 orang, Myanmar 36 orang, Bangladesh dua orang, dan Afrika Timur termasuk Kenya, Somalia, Seychelles, Tanzania, dan Madagaskar, 137 orang. (sumber: Hingga Jumat, Jumlah Korban Tewas Sedikitnya 125 Ribu Orang, Kompas, Jakarta, 1 Januari 2005).


4. Where Lead (teras berita di mana) 

Teras berita di mana (where lead) yang merujuk kepada tempat, dipilih dengan pertimbangan unsur tempat (where/di mana) memiliki nilai berita (news value) jauh lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya (who, what, when, why, dan how). 

Menurut teori jurnalisme, faktor lokasi atau tempat sering menjadi penyebab pemicu peristiwa yang sangat mengejutkan. 

Contoh where lead:

A. Garut diguncang gempa. Sedikitnya 3.444 rumah, 30 bangunan masjid, 8 madrasah, 7 sekolah dasar, dan satu gedung olahraga (GOR) di sebelas desa dan empat kecamatan di kabupaten itu, hancur, rusak berat dan rusak ringan, setelah digoyang gempa tektonik berkekuatan 5,2 pada skala Richter, Rabu (2/2/2005) pukul 12.55 WIB (sumber: Gempa di Garut, 3.444 Rumah Hancur, Harian Pagi Galamedia, Bandung, 3 Februari 2005).

B. Eropa dan Timur Tengah menjadi tujuan kunjungan resmi kenegaraan pertama Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) yang baru, Condoleeza Rice. Mulai Kamis (3/2/2005), Rice dijadwalkan berada di Inggris disusul kemudian Jerman, Polandia, Turki, Israel, Tepi Barat, Italia, Perancis, Belgia, dan Luxemburg. Di Perancis, Rice dijadwalkan memberikan pidatonya yang pertama sebagai menlu AS (sumber: Eropa dan Timteng Dituju Rice, Republika, 29 Januari 2005).

C. Desa-desa yang kosong pascagempa dan gelombang tsunami di Kota Lhok Seumawe, harus dijaga ketat oleh warga karena maling mulai beraksi. Maling-maling itu diperkirakan beroperasi pada pukul 22.00 hingga pukul 6.00 WIB. Kepala Lorong V, Desa Pusong Baru, Tengku Herman Rasyid, Jumat (31/12) mengatakan, selama lima hari terakhir, warga diwajibkan jaga malam untuk mengantisipasi maraknya pencurian harta benda yang ditinggalkan (Pascabanjir Tsunami, Maling-Maling beraksi, Kompas, 1 Januari 2005).


5. Why Lead (Teras Berita Mengapa)

Teras berita mengapa (why lead), dipilih Teras berita mengapa (why lead) dipilih dengan pertimbangan unsur mengapa atau sesuatu yang menjadi penyebab dan latar belakang peristiwa, diasumsikan memiliki nilai berita (news value) yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya (who, what, when, where, dan how).

Teras berita mengapa (why lead) paling sering ditemukan pada berita-berita criminal (crime news). Cara termudah untuk mengenali teras berita why lead adalah dengan menemukan kata “karena” atau kata “akibat” pada kalimat pertama teras berita tersebut.

Dalam teori jurnalisme, dikenal salah satu kriteria nilai berita (news values) yang mampu melakukan eksplanasi sekaligus prediksi tentang penyebab sekaligus dampak dari suatu peristiwa yang terjadi di suatu tempat. Kriteria itu yakni news has impact. Berita adalah apa saja yang menimbulkan dampak, akibat, atau terjadinya perubahan dalam kehidupan individu dan kolektif suatu kelompok, masyarakat, dan bahkan suatu bangsa. Sebagai contoh, kenaikan harga barang dan jasa seperti BBM, tarif angkutan umum, tarif jasa telepon, dipastikan selalu mengundang berbagai protes. 

Contoh why lead:

a. Akibat kepadatan dan kesemrawutan pengaturan Bandara Polonia, Medan, rombongan pengungsi terpaksa membatalkan atau terlambat perjalanannya dari Bandara Sutan Iskandar Muda, Aceh. Upa Labuhary, seorang koordinator tim relawan dari Jakarta, menjelaskan, Jumat (31/12), pesawatnya tertunda hingga Subuh meski sudah siap berangkat dari Bandara Aceh sejak Kamis malam pukul 19.00 membawa pengungsi yang lanjut usia, sakit, atau luka parah (Polonia Masih Semrawut, Kompas, 1 Januari 2005).

b. Gol bunuh diri Djimi Traore menyebabkan tim raksasa Liverpool tersingkir dari ajang Piala FA setelah kalah 0-1 (0-0) atas klub divisi II Burnley pada pertandingan putaran kedua yang berlangsung di Turf Moore Burnley, Rabu (19/1) dinihari WIB (sumber: Akibat Gol Bunuh Diri Djimi Traore, Tim Raksasa Liverpool Tersisih di Piala FA. (Sumber: Pikiran Rakyat, 20 Januari 2005)


6. How Lead (Teras Berita Bagaimana)

Teras berita bagaimana (how lead), dipilih dengan pertimbangan unsur bagaimana atau sesuatu yang menjadi petunjuk tentang bagaimana suatu peristiwa terjadi, jalan keluar atau langkah suatu solusi akan diambil, diyakini memiliki nilai berita (news values) yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya (who, what, when, where, dan why).

Teras berita bagaimana (how lead) umumnya lebih banyak terjadi pada peristiwa yang bersifat positif. Aktivitas yang berkaitan dengan program rehabilitasi, rekonstruksi, revitalisasi, resosialisasi, reinvestasi, akan lebih menarik diangkat sebagai berita dengan menggunakan teras berita “how lead”. Dari unsur “how” akan diketahui seberapa besar dana yang akan dikeluarkan, berapa banyak tenaga yang terlibat, strategi macam apa yang dipilih, dan kebijakan seperti apa yang akan dipilih. 

Cara termudah untuk mengenali teras berita jenis “how lead” ini adalah dengan menemukan kata “untuk” atau kata “guna” pada kalimat pertama lead atau teras berita.

Contoh how lead:

a. Untuk mengatasi krisis air PDAM Kota Makassar yang kian berlarut-larut, pemerintah pusat melalui Dirjen Sumber Daya Air akan segera mengoperasikan pemasangan dan penggunaan tiga pompa terapung di Bendungan Bilibili. Ketiga pompa terapung ini akan mengolah air permukaan dengan kapasitas yang bisa mencapai 500 liter per detik (Sumber: Atasi Krisis Air di Makassar, Tiga Pompa Terapung Segera Dioperasikan, Kompas, 29 Januari 2005).

b. Guna memperlancar arus lalu-lintas dari Jalan Kopo menuju Stadion Jalak Harupat di Desa Kopo, Kecamatan Soreang, Pemkab Bandung akan membangun jembatan di aliran Sungai Citarum. Jembatan ini menghubungkan Kampung Sukalilah, Desa Pameuntasan, Kecamatan, Soreang dengan wilayah Cicukang, Desa Rahayu, Kecamatan Marga-asih. Selain itu, pemkab juga akan memperbaiki akses jalan ke stadion dari Desa Pameuntasan sepanjang tiga kilometer (Sumber: Jembatan Segera Dibangun di Pameuntasan, Metro, 3/2/2005)


7. Contras Lead (Teras Berita Kontras)

Teras ini dipilih dengan pertimbangan unsur kontras (sesuatu yang berlawanan) pada subjek peristiwa diyakini memiliki nilai berita (news values) yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya (who, what, when, where, dan why). Teras berita kontras banyak ditemukan pada peristiwa kriminal dan hukum.

Cara mengetahuinya adalah dengan melihat isinya: apakah terdapat fakta atau perilaku yang berlawanan dengan seharusnya dilakukan oleh si pelaku peristiwa. Contoh, suami membunuh istri, perempuan membuang bayinya, polisi tertangkap basah pesta ganja, hakim dan jaksa terlibat suap, guru ngaji perkosa santri, dsb. Kejadian seperti itu selayaknya ditulis dengan format contras lead. Teras berita kontras umumnya ditulis untuk peristiwa yang negatif.

Contoh contras lead:

Tak ada gading yang tak retak rupanya tak cuma menjadi pepatah. Ia juga telah meretakkan dan mencoreng kening seorang diplomat Indonesia di Tanzania. Skandal memalukan ini menimpa Soegeng Soeyono, yang berasal dari departemen teknis dan diperbantukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) setempat. Kasus ini tersingkap ketika petugas bea cukai negeri itu memeriksa barang-barang Soegeng, 9 April lalu, di Bandara Daar-Es-Salaam, Tanzania (Gading Retak Tapi Kebal, Majalah Berita Mingguan Gatra, 2 Mei 1998).


8. Quotation Lead (Teras Berita Kutipan)

Teras ini dipilih dengan pertimbangan unsur “perkataan langsung) yang dilontarkan narasumber atau pelaku peristiwa diyakini memiliki nilai berita (news values) yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya (who, what, when, where, dan why). Teras berita kutipan harus memenuhi tiga syarat: (1) perkataan langsung narasumber yang dikutip dinilai sangat penting atau luar biasa; (2) jelas, ringkas, tegas; (3) mencerminkan watak pribadi, kebiasaan, atau gaya kepemimpinan narasumber.

Cara termudah mengenali quotation lead adalah dengan menemukan kalimat petikan langsung pada teras berita. Misalnya: “Sampai langit runtuh pun saya tidak akan mundur,” kata Drs. Ahmad Sabar kepada pers di Balai Kota, Selasa siang, setelah ribuan massa berunjuk rasa di DPRD setempat menuntut dirinya meletakkan jabatan karena diduga terlibat korupsi dana APBD senilai Rp 20 miliar.

Contoh quotation lead:

A. “Kami menolak rasisme dan xenophobia (ketakutan terhadap orang asing),” kata Angel Tores, Presiden Getafe, klub Liga Spanyol. Ia membenarkan, para pemainnya berencana menghitamkan wajah mereka saat menghadapi Villareal di Liga Spanyol akhir pekan ini, sebagai bentuk penentangan terhadap rasisme yang makin meruyak di negeri itu (Pemain Getafe Hitamkan Wajah, Metro, 3 Desember 2004).

B. “Ini adalah hari paling membahagiakan bagi kami, melebihi hari pernikahan,” teriak Verdi, pengungsi Irak di Iran sambil memeluk istrinya, Jumat (28/1). Rakyat Irak yang berada di luar negeri mulai menggunakan hak pilihnya. Mereka tersebar mulai dari Timur Tengah dan Australia hingga Amerika Serikat (AS). Pemilu di luar negeri ini memang dilakukan dua hari lebih cepat dibandingkan di Irak dan berlangsung hingga Ahad (30/1). (Pemilu Irak Dimulai di Luar Negeri, Republika, 20/1/2005).


9. Question Lead (Teras Berita Pernyataan)

Cara termudah untuk mengenali Question lead adalah dengan menemukan kata atau pernyataan yang bernada bertanya pada kalimat pertama teras berita. Misalnya: Gubernur Jambi Zumi Zola mempertanyakan mengapa dirinya dinyatakan sebagai tersangka kasus korupsi dana APBD Rp 100 miliar padahal ketika pencairan dana itu terjadi, dia dan keluarga sedang berlibur di Australia. “Apa salah saya?” katanya dalam jump apers yang sengaja digelar di halaman rumahnya, Rabu malam (27/10/2016).

Teras berita bertanya jarang ditemukan. Ia lebih cocok untuk feature, bukan untuk berita langsung (straight news).

Contoh question lead:

a. Masih ingat kisah seorang pedagang Tanah Abang Jakarta yang menggugat Rp 2 triliun? Meskipun gugatan David alias A Yung, pedagang itu, diperjuangkan dari balik terali besi, ternyata upaya mencari keadilan tidaklah sia-sia. Di pengadilan pidana, David boleh saja gagal, tapi tidak dalam gugatan perdata. Buktinya, hakim PN Jakarta Barat yang menangani perkara ini mengabulkan sebagian besar tuntutan David, termasuk tuntutannya sebesar Rp 2 triliun tadi. Namun, putusan hakim perdata, menurut Philip Jusuf, pengacara David, telah membalikkan semua fakta yang terungkap dalam persidangan kasus pidana yang menyeret David ke “hotel prodeo” (Dari “Hotel Prodeo” David Menang “KO”, Majalah Mingguan Warta Ekonomi, 20 Januari 1997).

b. Apa kabar badan usaha milik negara? Bacelius Ruru, Direktur Jenderal Pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pasti merasa tak senang dengan pertanyaan ini. Sudah menjadi rahasia umum, BUMN pada umumnya belum benar-benar sehat. “Kinerjanya masih memprihatinkan,” kata Ruru dalam seminar Anatomi Daya Saing dan Kinerja BUMN di Jakarta, pekan lalu (Asal Jalan Dulu, Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 29 Maret 1997).


10. Descriptive Lead (Teras Berita Pemaparan)

Teras berita jenis ini cocok untuk berita kisah (feature). Teras berita deskriptif, menurut Williamson dalam Feature Writing for Newspaper, bisa menciptakan gambaran dalam pikiran pembaca tentang suatu tokoh maupun tempat kejadian.

Contoh:

a. Nasib malang dialami ratusan siswa SD Girimukti, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Mereka terpaksa belajar di kantor guru karena dua dari enam ruang kelasnya ambruk diterpa hujan deras, Kamis malam (27/1/2005). Hasil pantauan Republika, Jumat (28/1/2005), kondisi dua ruang kelas itu porak-poranda. Bangkai atap dan genting dua kelas itu ambruk dan berhamburan di lantai kelas. Kepala SD Girimukti, Tandi Rupendi, menjelaskan, musibah itu mulai terjadi sekitar pukul 18.00 WIB (SD Girimukti Ambruk, Republika, 29 Januari 2005).

b. Bola mata Juani berkaca-kaca ketika mengintip keponakannya, Soleka, sedang mandi sore itu. Dari balik pagar sumur yang jarang, ia melihat kain basahan Soleka sering tersibak (Kasmaran Maut di Sarang Elang, Tempo, 2 Januari 1993).  


11. Narrative Lead (Teras Berita Bercerita)

Teras berita ini ditulis dengan mengikuti kaidah gaya penulisan cerita pendek. Teras jenis ini digolongkan ke dalam jurnalistik sastra. Siapa pun reporter dan editor yang menulis dan menyuntingnya, disyaratkan mendalami dan menjiwai pola dan teknik penulisan cerita fiksi. 

Contoh Narrative Lead:

Matahari baru terbit. Para pedagang di Pasar Hamadi Sentral, Jayapura Selatan, Irian Jaya, baru saja menggelar dagangannya ketika tiba-tiba suasana di sekeliling mereka berubah gaduh. Pagi itu, sekitar pukul 6.00 Senin pekan lalu, seorang lelaki dengan badik terhunus mengamuk membabi buta, membuat puluhan lelaki dan perempuan di pasar itu tunggang-langgang ketakutan (Baso Stress, Baso Kalap, Gatra, 8 Februari 1997).


12. Exlamation Lead (Teras Berita Menjerit)

Teras berita jenis ini banyak ditemui pada peristiwa kriminal dan peristiwa bencana. Teras berita jenis ini digolongkan ke dalam jurnalistik sastra.

Contoh Exlamation Lead:

a. “Allahu akbar, Allahu akbar!” Suasana panik melanda warga enam desa di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, begitu gempa bumi menggoyang daerah itu, Rabu siang (2/2/2005). Warga berhamburan keluar rumah. Mereka berlarian, hilir-mudik di halaman. Jeritan histeris dan isak tangis terdengar di mana-mana. Gema takbir pun segera dikumandangkan para korban. Gempa berkekuatan 5,2 pada skala Richter itu, dalam sekejap telah menghacurkan ribuan rumah dan menyebabkan dua orang tewas mengenaskan (Ya Allah, Kenapa Bencana…., Metro, 3 Februari 2005).

b. “Ampun, Pak, ampun!” Tapi tak digubris. Warga tetap saja digebuki, ditendang, dan ditembaki. Setidaknya tujuh orang diketahui terkapar bersimbah darah. Rumah-rumah digeledah. Begitulah yang terjadi ketika sejumlah petugas Polri mengatasi kerusuhan di kompleks Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), Bojong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 22 November 2004 lalu (TPST Bojong, Bom Waktu yang Meledak, Bandung Post, 5 Desember 2004).


PEDOMAN PENULISAN TERAS BERITA (LEAD)

 
Pada puncak piramida terbalik ada judul berita (headline). Di bawahnya dateline (baris tanggal), kemudian teras berita (lead), kemudian perangkai (bridge), tubuh berita (body), dan kaki berita (leg). Menurut teori jurnalistik, judul harus mencerminkan pokok berita sebagaimana tertuang dalam teras berita. Judul yang baik harus diambil dari teras berita dan tidak boleh dari tubuh apalagi dari kaki berita. Sedangkan teras berita yang baik harus mencerminkan keseluruhan uraian isi berita. Secara sederhana, teras berita adalah paragraf (atau alinea) pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita (AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, h. 120).


10 PEDOMAN PENULISAN TERAS BERITA (Hasil  Pertemuan Persatuan Wartawan Indonesia [PWI], di Jakarta, 15 Oktober 1977)

 
1. Teras berita yang menempati alinea atau paragraf pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita. Alinea atau paragraf pertama itu terdiri atas lebih satu kalimat, tapi sebaiknya jangan melebihi tiga kalimat;


2. Teras berita, antara 30-45 kata;


3. Mudah ditangkap, cepat dimengerti, mudah diucapkan di depan radio dan TV dan mudah diingat, kalimat-kalimatnya singkat, sederhana susunannya, dengan mengindahkan bahasa baku serta ekonomi bahasa. Menjauhkan kata-kata mubazir. Melaksanakan ketentuan "satu gagasan dalam satu kalimat";


4. Hal-hal yang tidak begitu mendesak, namun berfungsi sebagai penambah atau pelengkap keterangan hendaknya dimuat dalam badan berita;


5. Teras berita, sesuai dengan naluri manusia yang ingin segera tahu apa yang telah terjadi, sebaiknya mengutamakan unsur "apa" (what). Diberikan dalam ungkapan kalimat yang sesingkat mungkin yang menyimpulkan atau mengintisarikan kejadian yang diberitakan;


6. Teras berita juga dapat dimulai dengan unsur "siapa" (who), karena ini selalu menarik perhatian manusia. Apalagi kalau "siapa" (who) itu ialah seorang yang jadi tokoh. Tapi kalau unsur "siapa" itu tak begitu penting, maka sebaiknya ia tak dipakai dalam permulaan berita;


7. Teras berita jarang menggunakan unsur "bilamana/when" pada permulaannya. Sebab unsur waktu jarang merupakan bagian yang menonjol dalam suatu kejadian. Unsur waktu (when) hanya dipakai sebagai permulaan teras berita jika memang unsur itu bermakna khusus dalam berita;


8. Urutan unsur dalam teras berita sebaiknya unsur tempat dahulu, kemudian disusul oleh unsur waktu;


9. Unsur how dan unsur why diuraikan dalam badan berita, tidak dalam teras berita;


10. Teras berita dapat dimulai dengan kutipan pernyataan seseorang (quotation lead) asalkan kutipan itu tidak suatu kalimat yang panjang. Dalam alinea berikut hendaknya segera ditulis nama orang itu, dan tempat serta kesempatan dia membuat pernyataan (lihat AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, h. 120-121).

Sebagai catatan tambahan: 

1. Dalam penulisan berita, kita mengenal apa yang disebut "lead" atau "teras berita". Secara sederhana, lead adalah paragraf pertama yang memuat fakta atau ringkasan informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita. Dalam penulisan feature, paragraf pertamanya lazim disebut "intro" (AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, h. 195-196).

2. "Banyak ahli komunikasi yang mengatakan, bila Anda gagal menggaet pembaca pada kata-kata pertama, Anda akan kehilangan pembaca itu." --AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014, h. 198.

3. Idealnya, dalam sebuah berita lempang (straight news), antara judul dan lead tak boleh jauh berbeda. Judul yang baik harus diambil dari lead. Dan lead yang baik pun harus sesuai judul. Judul bisa langsung diambil dari lead (lihat Husnun N Djuraid, Panduan Menulis Berita, Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2012, h. 78-80) 


Rujukan:

1. AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014.

2. S. Sinansari Ecip, dkk, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2020.

3. Teras Berita: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menulisnya » Romeltea Online

4. Goenawan Mohamad dkk, Seandainya Saya Wartawan Tempo, Jakarta: Penerbit ISAI dan Yayasan Alumni Tempo, 1996

5. Husnun N Djuraid, Panduan Menulis Berita, Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2012

6. Baca  juga: https://kagama.co/2020/06/07/pemred-koran-tempo-yang-membuat-kita-bisa-menulis-bukanlah-bakat%e2%80%a8%e2%80%a8/3/

0 komentar:

Posting Komentar