alt/text gambar

Jumat, 29 Agustus 2025

Topik Pilihan:

Pram dan Tujuan Sekolah


Pendidikan semestinya menjadi sarana untuk membentuk karakter, moral, dan tanggung jawab sosial. Namun, ketika sekolah atau perguruan tinggi hanya menekankan capaian akademik tanpa menyentuh dimensi etika dan kemanusiaan, maka hasilnya justru bisa berbahaya: lahirlah orang-orang berpendidikan yang cerdas secara intelektual, tetapi kerdil secara moral. Mereka tidak menggunakan ilmunya untuk membangun, melainkan untuk merusak.

Runtuhnya manusia bukan terjadi karena kebodohan semata, melainkan karena kebusukan yang lahir dari mereka yang berilmu tetapi menyalahgunakannya. Sejarah sudah berkali-kali mencatat hal ini: korupsi, ketidakadilan, dan penindasan kerap dilakukan oleh orang-orang yang mengenyam pendidikan tinggi, tetapi tidak memiliki integritas. Maka, pendidikan sejati tidak boleh hanya berorientasi pada ijazah atau gelar, melainkan pada pembentukan manusia seutuhnya. Ilmu tanpa moral hanyalah pisau tajam di tangan anak kecil—bisa melukai dirinya sendiri dan orang lain.

Sekolah atau universitas tidak otomatis membuat seseorang menjadi manusia yang beradab. Justru, jika proses pendidikan gagal menanamkan nilai kemanusiaan, ia bisa melahirkan generasi yang egois, oportunis, dan hanya mementingkan kepentingan diri. Pramoedya mengajak kita untuk meninjau ulang makna pendidikan: bukan sekadar menara gading ilmu, melainkan lahan subur untuk menumbuhkan kebijaksanaan, kejujuran, dan kepedulian pada sesama.


0 komentar:

Posting Komentar