APA ITU INFLASI?
Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum. Berdasarkan kepada sumber dan penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi dibedakan kepada tiga bentuk:
1. INFLASI TARIKAN PERMINTAAN
2. INFLASI DESAKAN BIAYA
3. INFLASI DIIMPOR
INFLASI TARIKAN PERMINTAAN
Inflasi ini terjadi karena permintaan akan barang dan jasa melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Permintaan yang tinggi terhadap barang dan jasa akan menaikkan harga-harga (supply and demand). Permintaan dari pemerintah yang berlebihan juga dapat menyebabkan inflasi. Hal ini terjadi karena permintaan agregat melebihi kemampuan ekonomi menyediakan barang dan jasa. Dalam bahasa sederhananya, inflasi ini disebabkan oleh permintaan (demand) barang dan jasa lebih tinggi dari penawaran (supply). Sesuai dengan hukum pasar, jika permintaan tinggi, penawaran tetap, harga akan naik. Sebaliknya, jika penawaran tinggi, permintaan tetap, harga akan turun.
INFLASI DESAKAN BIAYA
Inflasi ini terjadi karena tingginya biaya produksi perusahaan-perusahaan. Sehingga, perusahaan tersebut menaikkan harga-harga produknya. Salah satu faktor penyebabnya ialah tuntutan kenaikan upah oleh para pekerja.
INFLASI DIIMPOR
Inflasi ini terjadi karena naiknya harga barang-barang impor. Kenaikan harga barang-barang impor yang penting untuk kebutuhan industri dalam negeri (domestik) akan menyebabkan naiknya biaya produksi dan pada akhirnya akan menaikkan harga-harga produk. Salah satu contoh, misalnya, efek kenaikan harga minyak terhadap negara-negara pengimpor minyak. Di samping itu, krisis nilai tukar juga akan menaikan barang-barang impor. Karena untuk melakukan impor negara pengimpor harus menggunakan dolar. Oleh karenanya, dengan jatuhnya nilai rupiah terhadap dolar akan menaikkan harga-harga produk perusahaan-perusahaan yang menggunakan bahan baku atau kebutuhan-kebutuhan industrinya dari barang-barang impor. Inflasi diimpor inilah salah satu penyebab krisis ekonomi Indonesia tahun 1997/1998 yang berawal dari krisis nilai tukar. Krisis nilai tukar disebabkan oleh kenaikan nilai mata uang dolar terhadap rupiah. "Nilai tukar" arti sederhananya adalah: harga jual. Kenaikan nilai dolar terhadap rupiah disebabkan oleh kebutuhan akan dolar yang tinggi.
Kebutuhan dolar yang tinggi dikarenakan oleh berbagai hal, di antaranya adalah keperluan untuk pembayaran utang yang telah jatuh tempo, untuk mengimpor bahan baku perusahaan dalam negeri. Utang luar negeri diperlukan untuk mengimpor barang-barang keperluan produksi dan konsumsi dalam negeri dan untuk keperluan menutup utang itu sendiri. Mengimpor BBM dari luar negeri, misalnya, juga menggunakan mata uang dolar.
BEBERAPA PENYEBAB INFLASI
SECARA UMUM
1.
Ketidakstabilan ekonomi dan politik suatu negara
2. Permintaan
masyarakat yang berlebihan
3. Partambahan
penawaran uang yang berlebihan
4. Kenaikan
biaya produksi
Tingkat laju inflasi (kenaikan harga-harga) dapat dibedakan kepada tiga
golongan:
1.
Inflasi merayap
2 - 3 %, atau 3 - 4 % setahun.
Inflasi pada tingkat ini disebut inflasi yang rendah.
2.
Inflasi sederhana (moderat), yakni 5 - 10 %
setahun.
3.
Hiperinflasi.
Inflasi ini mencapai lebih dari 10 % dan sering kali lebih dari 100 %.
Efek Buruk Inflasi
1. Menurunkan
pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
2. Mengurangi nilai
kekayaan yang berbentuk uang
3.
Memperburuk pembagian kekayaan. (Maksudnya, penerima pendapatan tetap akan
menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatan. Tetapi, pemilik harta-harta
tetap, seperti tanah, bangunan, dan rumah, dapat mempertahankan atau menambah
nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan
nilai riil pendapatannya).
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
MENGATASI INFLASI
1.
Kebijakan Fiskal: Mengurangi pengeluaran pemerintah (permintaan terhadap barang dan jasa)
2.
Kebijakan Moneter: Membatasi kredit dan menaikkan suku bunga (tugas BI). Kebijakan moneter
dapatlah diartikan sebagai kebijakan-kebijakan bank sentral.
3.
Kebijakan Segi Penawaran (Sisi Supply): Melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan
menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak ke atas bahan-bahan
mentah, menggalakkan pertambahan produksi, menggalakkan perkembangan teknologi
serta melakukan penetapan harga.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI
PENGANGGURAN
1.
Kebijakan Fiskal: Menambah pengeluaran pemerintah
2.
Kebijakan Moneter: Menambah penawaran uang dan menurunkan suku bunga
3.
Kebijakan Segi Penawaran:
- Mendorong lebih banyak investasi
- Membangun infrastruktur
- Memperbaiki birokrasi pemerintah
- Memberi subsidi
- Mengurangi pajak perusahaan dan
pajak individu.
KEBIJAKAN UANG KETAT
(TIGHT MONEY POLICY)
Adalah
salah satu jenis dari kebijakan moneter yang dilakukan dalam bentuk
"mengurangi jumlah uang yang beredar". Kebijakan ini dilakukan di
saat perekonomian mengalami inflasi.
TINGKAT ANGKA PENGANGGURAN
YANG RENDAH
Tingkat pengangguran yang
rendah sama dengan tingkat inflasi yang rendah, yakni 2-3% dari tenaga kerja
dalam setahun.
INFLASI DAN KURS
VALUTA ASING
Inflasi sangat besar pengaruhnya terhadap kurs pertukaran valuta asing
(valas). Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai
suatu valas. Kecenderungan ini disebabkan oleh efek inflasi yang berikut:
1.Inflasi menyebabkan harga-harga dalam negeri
lebih mahal dari harga-harga di luar negeri. Oleh karena itu, inflasi cenderung
menambah impor.
2.Inflasi menyebabkan barang-barang ekspor menjadi
lebih mahal. Oleh karena itu, inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor.
Keadaan (1) menyebabkan permintaan valas bertambah, dikarenakan untuk
keperluan mengimpor.
Keadaan (2) menyebabkan penawaran ke atas valas berkurang. Maka, harga
valas akan bertambah. (Berarti, harga mata uang Negara yang mengalami inflasi
merosot).
DEFLASI
Deflasi terjadi karena permintaan konsumen menurun atau karena supply yang terlalu banyak. Atau
kombinasi antara keduanya. Misalnya, harga bahan makanan turun karena dipicu
oleh meningkatnya pasokan bahan makanan tersebut di pasar, baik dari produksi
dalam negeri (domestik), maupun dari pasokan bahan impor.
MENGENAL NERACA PEMBAYARAN
DAN
NERACA TRANSAKSI BERJALAN
Neraca Pembayaran
(Balance of Payment) adalah catatan
transaksi ekonomi internasional yang dilakukan penduduk suatu negara dalam
jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Penduduk yang dimaksud meliputi: orang
perorangan, badan hukum, dan pemerintah.
Komponen Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran mempunyai dua komponen, yaitu Neraca Transaksi Berjalan dan Arus Modal.
1. Transaksi Berjalan
Traksaksi berjalan memberikan gambaran tentang nilai
transaksi yang diakibatkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa. Data yang
ditunjukkan menggambarkan nilai barang (seperti karet, minyak, hasil industri
manufaktur) dan jasa (seperti pelancongan, keuntungan investasi di luar negeri
dan biaya pengangkutan) yang diperdagangkan. Dengan demikian, dalam Transaksi
Berjalan, dicatat transaksi-transaksi berikut ini:
a. Ekspor dan impor barang
b. Ekspor dan impor jasa (misalnya: transaksi dalam
kegiatan pengangkutan, kegiatan perjalanan luar negeri, dan pendapatan dari
investasi modal).
Perbedaan antara nilai ekspor dan nilai impor
barang-barang, disebut neraca perdagangan.
2. Arus modal
Transaksi modal menggambarkan aliran keluar masuk
modal antara Indonesia dengan negara lain. Dalam arus modal, dicatat dua
golongan transaksi, yaitu:
a. Aliran modal pemerintah, yang dapat berupa pinjaman
dan bantuan dari negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah.
b. Aliran modal swasta, yang terdiri dari investasi
langsung, investasi portofolio, dan amortisasi.
Ctt:
Apabila neraca pembayaran
terus surplus, maka dengan sendirinya cadangan valuta asing semakin bertambah.
Dan arah aliran ini akan menstabilkan dan menguatkan nilai mata uang (kurs)
dalam negeri. Sebaliknya, jika defisit neraca pembayaran yang berkepanjangan,
maka akan mengurangi cadangan valuta asing dan menyebabkan melemahnya nilai
tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang negara partner dagang, misalnya
terhadap dolar AS, yen Jepang, yuan China, ringgit Malaysia, dsb. Masalah
seperti ini dapat menyebabkan keadaan pengangguran menjadi semakin buruk dan
tingkat inflasi semakin cepat. Oleh sebab itu, masalah defisit neraca
pembayaran yang berkepanjangan perlu dihindari.
Indikator Makroekonomi
1. Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per
kapita.
2. Pengggunaan tenaga kerja dan pengangguran
3. Tingkat perubahan harga-harga atau inflasi
4. Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran
5. Kestabilan nilai mata uang domestik
MEMAHAMI
UANG
(Mata
Uang dalam Peredaran dan Uang Beredar)
Dalam membahas uang dalam perekonomian, adalah penting
membedakan antara "mata uang dalam peredaran" dan "uang
beredar". "Mata uang dalam peredaran" adalah seluruh jumlah mata
uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral, yang terdiri dari
uang logam dan uang kertas. "Mata uang dalam peredaran" sama dengan
UANG KARTAL.
Sedangkan "uang beredar" adalah semua jenis
uang yang berada di dalam perekonomian, yaitu ia adalah jumlah dari "mata
uang dalam peredaran" ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum.
Uang beredar menurut pengertian luas dinamakan juga LIKUIDITAS.
Pengertian uang beredar atau money supply perlu dibedakan pula menjadi dua pengertian, yaitu
pengertian terbatas dan pengertian luas. Dalam pengertian terbatas, uang
beredar adalah mata uang dalam peredaran (uang logam dan uang kertas/uang
kartal) ditambah dengan uang giral yang dimiliki oleh orang perseorangan,
perusahaan-perusahaan, dan badan-badan pemerintah.
Dalam pengertian luas,
"uang beredar" meliputi:
- Mata uang dalam peredaran (uang logam dan uang kertas atau disebut juga uang kartal);
- Uang giral;
- Uang kuasi (terdiri dari tabungan, deposito berjangka, Surat Pinjaman Jangka Pendek Pemerintah, Sertifikat Bank Indonesia, dan rekening [tabungan]valuta asing milik swasta domestik).
Tingkat mudah tunai tabungan dan deposito berjangka
yang sangat tinggi menyebabkan mereka dinamakan uang kuasi atau hampir uang
(near money).
Surat pinjaman jangka pendek pemerintah juga dapat digolongkan sebagai hampir
uang karena apabila pemiliknya memerlukan uang, maka ia dapat menjual surat
pinjaman jangka pendek pemerintah tersebut kepada bank.
Di dalam mengamati kegiatan ekonomi negara, jumlah
kekayaan mudah tunai yang dimiliki masyarakat perlu dengan sungguh-sungguh
diperhatikan. Nilai kekayaan tersebut mencerminkan sampai di mana masyarakat
dapat menciptakan pengeluaran agregat, yaitu ia dapat menunjukkan besarnya daya
beli masyarakat, yang dalam waktu singkat dapat digunakan untuk membeli barang
dan jasa. Oleh sebab itulah, ahli-ahli ekonomi membedakan pengertian uang
beredar menjadi dua jenis seperti yang diterangkan di atas.
Bank umum, karena kemampuannya menciptakan uang giral,
ia mempunyai pengaruh dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Kemampuannya
sebagai pencipta uang giral inilah yang menyebabkan bank-bank umum dapat
menimbulkan pengaruh yang penting dalam kegiatan ekonomi. Bahkan, di
negara-negara maju, uang giral merupakan bagian terbesar dari jumlah uang
beredar.
JENIS-JENIS TABUNGAN MASYARAKAT
DI BANK
UMUM
- Tabungan giral, yaitu tabungan dalam bank umum yang dapat diambil setiap waktu oleh pemiliknya dengan menggunakan cek.
- Tabungan, yaitu uang yang disimpan di bank yang hanya dapat diambil sendiri oleh pemiliknya di bank tersebut dengan menunjukkan buku tabungan atau melalui ATM.
- Deposito berjangka, yaitu tabungan yang dapat diambil setelah jangka waktu tertentu.
Tidak semua tabungan yang diterima oleh bank umum
dapat dipinjamkan kepada masyarakat yang memerlukan. Karena, sebagian dari
tabungan itu harus tetap berada dalam bank sebagai uang tunai dan sebagian lagi
sebagai simpanan wajib di bank sentral, yang dinamakan cadangan minimum. Oleh
karenanya, dalam perbankan ada istilah Loan to Deposit Ratio
atau LDR.
Lembaga-lembaga Keuangan
Sistem keuangan suatu negara meliputi: institusi
keuangan (bank sentral, bank umum, finance company, merchant bank. perusahaan asuransi,
dan bank tabungan) dan pasar uang (pasar uang, pasar modal, pasar saham, dan
pasar mata uang asing)
PROSES PENCIPTAAN UANG
1. Mencetak uang logam dan uang kertas
Menciptakan uang dalam artian mencetak secara fisik,
adalah wewenang bank sentral. Mencetak uang diperlukan untuk melancarkan
kegiatan perdagangan dan produksi. Bank sentral menentukan besarnya jumlah uang
yang harus disediakan pada suatu waktu tertentu. Ia juga harus menentukan
pertambahan jumlah uang yang diperlukan agar kegiatan perdagangan dan produksi
tetap lancar. Dalam perkembangan ekonomi, nilai transaksi yang dilakukan
masyarakat akan makin betambah besar. Ini berarti, dalam suatu perekonomian
yang berkembang, diperlukan lebih banyak uang. Menentukan besarnya jumlah uang
beredar yang harus ditambah dari satu periode ke periode lainnya merupakan
tugas bank sentral.
2. Proses Penciptaan Uang Giral
Tabungan giral atau rekening koran yang diciptakan
oleh bank umum dapat dibedakan menjadi dua jenis: tabungan giral utama dan
tabungan giral derivatif. Bank umum akan menciptakan tabungan giral utama
apabila ia mendapat uang dari nasabahnya dalam bentuk uang tunai atau cek yang
ditarik dari bank lain. Setelah menerima uang tunai atau cek tersebut, bank
umum akan menambah nilai tabungan giral dari pihak yang memasukkan uang tunai
atau cek tersebut.
Bank umum akan menciptakan tabungan derivatif apabila
bank itu memberikan pinjaman kepada nasabahnya. Contoh terciptanya tabungan
derivatif: misalnya seorang pemilik toko pengecer datang ke bank umum untuk
meminjam. Bank umum itu kemudian mensurvey prospek toko tersebut, terutama
kesanggupan pemilik toko tersebut membayar hutangnya. Apabila bank itu
mengabulkan, bank itu kemudian menciptakan simpanan giral atas nama pemilik
toko tersebut yang nilainya sama dengan pinjaman yang diberikan. Peminjam
tersebut dapat mencairkan uang tunai dari bank itu dengan memakai cek setiap ia
membutuhkan. Jadi, tabungan derivatif adalah tabungan giral yang diciptakan
tanpa memasukkan uang tunai atau cek ke dalam bank tempat meminjam. Nah,
tindakan bank umum dalam hal ini akan menambah uang giral dalam perekonomian.
Jadi, walaupun bank umum tidak dapat mencetak uang
secara fisik seperti yang dilakukan bank sentral, namun ia bisa menciptakan
uang giral. Atau dengan kata lain, bank umum dapat menambah "uang
beredar" (lebih jelas, lihat Sadono Sukirno, Makroekonomi: TeoriPengantar,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 265-285).
PERKEMBANGAN UANG GIRAL
(UANG BANK)
Sekarang ini, wewenang untuk mencetak uang kertas
hanyalah dimiliki oleh bank sentral. Namun demikian, bukan berarti bank-bank
umum tidak mempunyai kekuasaan lagi membuat uang. Malahan, sekarang ini
kekuasaan bank-bank umum menciptakan uang menjadi bertambah besar. Kekuasaan
itu harus dikendalikan dengan sungguh-sungguh agar tidak menimbulkan
akibat-akibat buruk kepada perekonomian. Uang yang diciptakan oleh bank umum
disebut juga sebagai "uang bank" atau "rekening koran".
Oleh karenanya, bank-bank umum mempunyai peranan yang penting sekali dalam
mempengaruhi kegiatan ekonomi.
DUA CARA PENENTUAN KURS (NILAI TUKAR)
MATA UANG
Ada dua cara penentuan kurs:
1. Ditentukan oleh pasaran bebas (berdasarkan
permintaan dan penawaran), cara ini dilakukan dalam "sistem kurs
pertukaran mengapung".
2. Ditentukan oleh pemerintah, yaitu dalam
"sistem kurs pertukaran tetap". Dalam sistem kurs pertukaran tetap,
yakni yang ditetapkan oleh pemerintah, setiap transaksi, baik ekspor maupun
impor, ataupun transfer uang ke luar negeri, harus mengikuti nilai kurs yang
ditetapkan tersebut, walaupun dolar AS mengalami perubahan nilai tukar di
pasaran luar negeri.
Dalam sistem
kurs berubah bebas, neraca pembayaran cenderung menjadi lebih seimbang.
Sedangkan dalam sistem kurs pertukaran tetap, neraca pembayaran cenderung
menjadi lebih tidak seimbang. Oleh karena itu, untuk menjamin kestabilan kurs
valuta asing, negara harus berupaya menyimpan cadangan mata uang asing yang
mencukupi. Itulah yang diistilahkan dengan cadangan devisa. Ketika terjadi
kelebihan permintaan valas, bank sentral perlu menjual valuta asing untuk
menstabilkan nilai tukar. Sebaliknya, ketika terjadi kelebihan penawaran, bank
sentral perlu membeli. Cara yang tepat untuk menguatkan nilai mata uang dalam
negeri adalah meningkatkan ekspor dan mengurangi impor. Cara mengurangi impor, salah satunya adalah
dengan cara menaikkan pajak atau tarif impor. Sehingga, barang-barang impor
menjadi lebih mahal dan sulit dibeli oleh masyarakat (Sadono Sukirno, Makroekonomi: TeoriPengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 410-412)
DUA CARA PENENTUAN KURS
1. Berdasarkan supply and demand mata uang asing di
pasar bebas (disebut juga sistem kurs pertukaran berubah bebas)
2. Ditentukan oleh pemerintah (sistem ini disebut
sistem kurs pertukaran tetap)
Ket:
Sistem kurs mata uang asing dapat mempengaruhi
kedudukan neraca pembayaran. Dalam sistem kurs pertukaran berubah bebas, neraca
pembayaran cenderung untuk menjadi lebih seimbang, sedangkan dalam sistem kurs
pertukaran tetap, neraca pembayaran cenderung menjadi lebih tidak seimbang.
Cara menjamin kestabilan kurs yang tepat ialah negara
harus menyimpan cadangan mata uang asing yang mencukupi. Ketika permintaan mata
asing meningkat, bank sentral perlu menjual mata uang asing dengan cara
melakukan operasi pasar. Dan ketika kelebihan penawaran, bank sentral perlu
membeli valuta asing. Sistem kurs pertukaran tetap bukanlah cara yang terbaik
untuk perekonomian, karena akan membuat neraca pembayaran menjadi tidak stabil.
Ada banyak cara yang baik yang bisa dilakukan pemerintah dalam rangka
menguatkan atau menstabilkan kurs, di antaranya: meningkatkan ekspor dan
mengurangi impor, membatasi penggunaan valas untuk hal-hal yang benar-benar perlu,
menaikkan suku bunga dalam negeri sehingga modal asing banyak masuk ke dalam
negeri dan dengan demikian cenderung menguatkan mata uang dalam negeri, dan
cara-cara ataupun kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya.
MENGUATKAN KURS
Cara menguatkan kurs/menstabilkan kurs, salah satunya,
adalah dengan cara memperkuat cadangan devisa. Dan itu bisa dilakukan dengan
meningkatkan ekspor: kurangi pajak ekspor agar ekspor bisa lancar.
Penciptaan Uang tidak Berdasarkan
Cadangan Emas Lagi
Dalam sejarahnya, setelah perekonomian barter, dan
penggunaan uang dengan menggunakan berbagai macam benda yang disepakati, maka
muncullah emas sebagai uang. Uang jenis emas dan perak digunakan kurang lebih
dua puluh lima abad. Dan paling banyak digunakan di berbagai negara.
Kemudian, untuk mempermudahkan transaksi yang berlipat
ganda, karena perkembangan ekonomi, maka diciptakanlah jenis alat tukar baru,
yaitu uang kertas.
Pada mulanya, uang kertas yang dikeluarkan digunakan
untuk menggantikan sejumlah emas yang dimiliki seseorang yang disimpannya di
bank. Apabila seseorang memiliki sejumlah uang emas, dan uang emas itu disimpan
di sesuatu bank, maka bank tersebut akan mengeluarkan uang kertas yang sama
nilainya dengan uang emas yang disimpan ke dalam bank tersebut. Lama-kelamaan,
uang kertas dikeluarkan oleh bank tidak lagi berdasarkan kepada jumlah uang
emas yang disimpan di dalam bank tersebut.
Saat ini, uang emas tidak lagi digunakan. Di semua
negara, uang dibuat dari kertas atau berbentuk tabungan di bank yang dapat
dikeluarkan dengan menggunakan cek. Uang kertas sebagai alat perantara dalam
perdagangan menjadi sangat banyak setelah bank-bank umum mengeluarkan uang
kertas tanpa terlebih dahulu menerima emas dari para nasabah. Saat ini, uang
kertas yang beredar telah melebihi nilai emas yang disimpan oleh bank-bank
umum.
Uang kertas yang sekarang bukan lagi dikeluarkan oleh
bank-bank umum, tetapi oleh bank sentral.
HUBUNGAN
PERBANKAN DAN
PELEMAHAN RUPIAH
Dampak Pelemahan rupiah terhadap sektor perbankan
adalah ke tingkat kredit macet atau NPL. Logikanya, kalau perusahaan-perusahaan
terpukul akibat dolar menguat, karena perusahaan akan merugi akibat bahan baku
impor menjadi mahal, maka akan terpengaruh terhadap kemampuan pengusaha (baik
usaha besar, kecil, maupun usaha mikro)
untuk melunasi kredit-kreditnya ke sektor perbankan.
Kalau kredit macet tinggi, maka bank kesulitan untuk
mengembalikan simpanan nasabah. Dan selanjutnya akan menjadi bank gagal.
Tujuan-tujuan Kebijakan Makroekonomi
1.
Menstabilkan kegiatan ekonomi (tingkat pengangguran
rendah, inflasi rendah, neraca pembayaran surplus)
2.
Mencapai tingkat pengangguran yang rendah tanpa
inflasi
3.
Menghindari masalah inflasi
4.
Pertumbuhan ekonomi tinggi
5.
Neraca pembayaran surplus
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN
MAKROEKONOMI
1. Kebijakan fiskal
2. Kebijakan moneter
3. Kebijakan segi penawaran
Penjelasan:
Kebijakan fiskal
meliputi langkah-langkah pemerintah dalam bidang perpajakan dan pengeluaran
pemerintah dengan maksud mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.
(Yang berperan utama adalah menteri keuangan)
Kebijakan moneter
meliputi langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh BI untuk mempengaruhi
(mengubah) penawaran uang atau mengubah suku bunga, dengan maksud mempengaruhi
pengeluaran agregat. (Yang berperan utama adalah gubernur bank sentral, di
Indonesia: Gubernur BI)
Kebijakan segi penawaran
lebih menekankan pada peningkatan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja,
meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan
produksinya, dengan cara misalnya memberi insentif fiskal berupa pengurangan
pajak atau pembebasan pajak kepada perusahaan-perusahaan, dsb. Kebijakan segi
penawaran juga dapat dijalankan dengan cara mengembangkan infrastruktur,
meningkatkan pelayanan pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang baik.
Infrastruktur yang lebih baik dan peraturan pemerintah (hukum) yang kondusif sangat
penting peranannya kepada kegiatan ekonomi.
Perbedaan
Makroekonomi dan Mikroekonomi
Makroekonomi adalah toeri dasar kedua dalam ilmu
ekonomi. Teori dasar lainnya adalah mikroekonomi. Teori mikroekonomi
menganalisis kegiatan suatu perekonomian dengan melihat bagian-bagian kecil
dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Sedangkan makroekonomi melihat kegiatan
ekonomi dengan memperhatikan gambaran kegiatan ekonomi secara menyeluruh.
Dalam analisis makroekonomi,
yang terutama
perlu diperhatikan adalah:
1. Pendapatan nasional (PDB dan PNB)
2. Tingkat pertumbuhan ekonomi
3. Tingkat pengangguran
4. Tingkat inflasi
5. Neraca pembayaran
PDB, PNB, dan PENDAPATAN NASIONAL
PDB
(Produk Domestik Bruto; Gross Domestic Product)
adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh
faktor-faktor produksi milik warga
negara tersebut dan milik penduduk negara lain dalam satu tahun tertentu.
Ket:
dalam suatu perekonomian dalam suatu negara, barang dan jasa diproduksi bukan
saja oleh warga negara atau pun perusahaan milik warga negara tersebut, tetapi
juga oleh warga negara lain dan perusahaan negara lain. Selalu didapati
produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar
negeri. Perusahaan multinasional, misalnya, beroperasi di berbagai negara juga
membantu menaikkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara-negara
tersebut. Perusahaan multinasional tersebut menyediakan modal, teknologi, dan
tenaga ahli kepada negara di mana ia beroperasi. Operasinya membantu menambah barang
dan jasa yang diproduksikan di dalam negara, menambah penggunaan tenaga kerja
dan pendapatan dan sering juga membantu menambah ekspor. Karena operasi mereka
merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara, maka
nilai produksi yang disumbangkannya perlu dihitung dalam pendapatan nasional.
PNB
(Produk Nasional Bruto; Gross National Product)=
nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi (sumber daya)
yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya
dihitung. Termasuk juga faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara
tersebut yang digunakan di luar negeri. Ini berarti, pendapatan warga negara
Singapura yang bekerja di Indonesia dan keuntungan perusahaan multinasional
Jepang yang beroperasi di Indonesia tidak termasuk dalam PNB. Tapi sebaliknya,
pendapatan pekerja-pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri adalah
termasuk dalam PNB.
PendapatanNasional
(national income)
adalah gabungan dari PDB dan PNB.
Produk Nasional Bruto
(PNB) dan
Produk Domestik Bruto
(PDB)
PNB= produk nasional yang diwujudkan oleh
faktor-faktor produksi milik warga negara
PDB= produk nasional yang diwujudkan oleh
faktor-faktor produksi di dalam negeri (milik warga negara dan orang asing)
Ket:
Untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara, maka perlu dihitung
pendapatan nasional riil, yaitu PNB riil atau PDB riil.
PENDAPATAN PERKAPITA
(Income Per Capita/IPC)
Pendapatan per kapita (per kepala) digunakan sebagai
ukuran kasar untuk menentukan tingkat kemakmuran penduduknya. Data itu
memberikan gambaran kasar tentang sebanyak mana uang yang tersedia kepada
seorang individu untuk dibelanjakan dalam satu tahun. Pendapatan per kapita
diperoleh dari pendapatan nasional (dalam hal ini adalah PDB atau PNB) pada
suatu tahun tertentu dibagi jumlah penduduk suatu negara.
DUA JENIS PAJAK
1. Pajak langsung
(yang dipungut pemerintah dari pihak yang wajib membayar pajak. Setiap individu
yang bekerja dan perusahaan yang menjalankan kegiatan dan memperoleh
keuntungan, wajib membayar pajak. Pajak yang dipungut ke atas pendapatan
dinamakan pajak langsung).
2. Pajak Tak Langsung
(pajak yang dipindahkan kepada pihak lain. Misalnya, pajak impor. Karena pada
akhirnya yang menanggung beban pajak tersebut adalah para konsumen, yakni dalam
bentuk harga yang lebih tinggi. Contoh lain pajak tak langsung adalah pajak
penjualan. Yang menanggung beban pajak adalah pembeli).
PENGANGGURAN STRUKTURAL
Tidak
semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju. Sebagiannya
akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau
beberapa faktor berikut:
1. Wujudnya barang
baru yang lebih baik;
2. Kemajuan teknologi
mengurangi permintaan ke atas barang tersebut;
3.
Biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing;
4.
Ekspor produksi industri itu sangat menurun karena persaingan yang lebih serius
dari negara-negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi
dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan
dan menjadi penganggur. Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai
pengangguran struktural, karena disebabkan perubahan struktur kegiatan ekonomi.
KEBIJAKAN FISKAL ATAU MONETER?
Dalam
prakteknya, untuk mengatasi masalah pengangguran dan inflasi, kebijakan fiskal
dan kebijakan moneter tidaklah dijalankan secara terpisah, tetapi dijalankan
secara bersama-sama. Langkah-langkah yang dijalankan haruslah saling memperkuat
satu sama lain.
Kebijakan
fiskal dilaksanakan oleh kementerian keuangan. Dan kebijakan moneter dijalankan
oleh bank sentral. Kedua institusi ini haruslah menyesuaikan kebijakan
ekonominya dalam mengatasi masalah ekonomi. Jika tidak demikian, kebijakan
mereka dapat menimbulkan efek yang bertentangan.
Untuk meningkatkan
keefektifan kebijakan pemerintah, masing-masing institusi perlu menjalankan hal
berikut:
1.
Untuk mengatasi pengangguran: Bank
Sentral perlu menurunkan suku bunga dan Kementerian Keuangan menambah
pengeluaran pemerintah yang dapat pula diikuti dengan pengurangan pajak.
Langkah tsb akan menyebabkan kenaikan dalam pengeluaran agregat sebagai akibat:
kenaikan investasi, kenaikan pengeluaran pemerintah, dan kenaikan pengeluaran
rumah tangga.
2.
Untuk mengatasi inflasi: tindakan yang
perlu dijalankan oleh Bank Sentral adalah mengurangi penawaran uang dan
menaikkan suku bunga. Kebijakan moneter ini akan mengurangi investasi dan
pengeluaran rumah tangga (konsumsi). Seterusnya, Kementerian Keuangan perlu
pula mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak individu dan perusahaan.
Langkah tsb dapat mengurangi pengeluaran pemerintah, mengurangi investasi dan
pengeluaran rumah tangga.
(Ctt: kedua kebijakan di atas
teraplikasi dalam bentuk APBN dan kebijakan BI)
KEBIJAKAN SISI SUPPLY
Bentuknya
adalah melakukan langkah-langkah yang dapat menurunkan biaya produksi
perusahaan-perusahaan, (misalnya: mengurangi pajak ke atas bahan mentah atau
menetapkan harga bahan mentah) dan menggalakkan perkembangan teknologi. Bentuk
lain: meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi, memperbaiki iklim investasi,
mendorong lebih banyak investasi, mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi
administrasi pemerintah, memberi subsidi dan mengurangkan pajak perusahaan dan
individu.
PROTEKSI DAN PERDAGANGAN
LUAR NEGERI
Proteksi
dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan-kebijakan pemerintah dalam
membatasi atau mengurangi barang-barang impor. Hal-hal yang dilakukan di
antaranya:
1. Tarif (pajak
impor)
Hambatan
perdagangan yang berbentuk pajak ke atas barang-barang impor dinamakan tarif;
2. Kuota
Pembatas
yang berupa batas maksimum barang yang bisa diimpor dalam suatu periode,
biasanya satu tahun.
3. Hambatan bukan
tarif
Yaitu
yang berbentuk peraturan-peraturan dalam aktivitas impor
4. Pembatasan
penggunaan valuta asing
Contohnya
adalah tidak memberi kemudahan pinjaman bank untuk mengimpor atau melakukan
pembatasan penjualan valuta asing yang
digunakan untuk mengimpor.
PENENTU TABUNGAN DAN INVESTASI
DALAM PANDANGAN KEYNES
Menurut
John Maynard Keynes, seorang ahli ekonomi berkebangsaan Inggris, besarnya
tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga, bukan tergantung kepada tinggi
rendahnya suku bunga, tetapi tergantung kepada besar kecilnya tingkat
pendapatan rumah tangga.
Tingkat
Investasi, menurut Keynes, juga tidak sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga.
Keynes tetap mengakui bahwa suku bunga memegang peranan yang cukup menentukan
dalam pertimbangan para pengusaha melakukan investasi. Tetapi, di samping
faktor itu, terdapat beberapa faktor penting lainnya:
1. Keadaan ekonomi di
masa kini;
2. Ramalan
perkembangannya di masa depan;
3. Luasnya teknologi
yang berlaku.
Jadi,
apabila tingkat ekonomi pada masa kini adalah menggalakkan dan di masa depan
diramalkan perekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka walaupun suku bunga
tinggi, para pengusaha akan melakukan banyak investasi, demikian juga
sebaliknya.
Oleh
karena itu, Keynes tidak sependapat dengan ahli-ahli ekonomi Klasik yang
berkeyakinan bahwa fleksibilitas suku bunga akan selalu menjamin berlakunya
kesamaan di antra jumlah tabungan pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
dengan jumlah investasi yang dilakukan pengusaha (Sukirno, 2004: 80-81)
FUNGSI UANG
1.
Menurut teori Klasik, fungsi uang
hanya sebagai alat untuk melancarkan kegiatan tukar-menukar (transaksi) dengan
menggunakan uang
2.
Menurut teori Keynes, di samping
fungsi menurut teori Klasik sebagaimana nomor 1, uang juga digunakan untuk
tujuan berjaga-jaga dan spekulasi (seperti membeli surat-surat berharga semisal
obligasi pemerintah, saham perusahaan, dsb. Apabila suku bunga obligasi dan
dividen saham tinggi, masyarakat akan menggunakan uang untuk membeli
surat-surat berharga tersebut. Tetapi, jika sebaliknya, yakni tingkat
pengembalian modal rendah, masyarakat akan lebih suka menyimpan uangnya).
TEORI KEUANGAN KEYNES
DAN TINGKAT HARGA
Teori
keuangan Keynes sama sekali tidak memperhatikan efek perubahan penawaran uang
kepada tingkat harga. Oleh karena masih terdapat pengangguran, kenaikan
penawaran uang dianggap hanya akan menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan
kerja. Tingkat harga diasumsikan tidak akan mengalami perubahan.
PENAWARAN UANG
DAN HARGA
1. TEORI KLASIK (TEORI KUANTITAS)
Menurut
teori ini, yang dikemukakan oleh Irving Fisher, perubahan penawaran uang akan
menimbulkan perubahan yang sama persentasenya dengan tingkat harga. Pertambahan
uang sebanyak 5 persen akan menaikkan harga pada tingkat 5 persen juga. Teori klasik
didasarkan pada asumsi bahwa kesempatan kerja penuh selalu tercapai.
2. TEORI KEYNES
Teori
keuangan Keynes sama sekali tidak memperhatikan efek perubahan penawaran uang
kepada tingkat harga. Oleh karena masih terdapat pengangguran, kenaikan
penawaran uang dianggap hanya akan menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan
kerja. Tingkat harga diasumsikan tidak akan mengalami perubahan.
3. GOLONGAN MONETARIS
Setelah
kedua pandangan di atas dikemukakan, Milton Friedman, pelopor golongan
Monetaris, mengemukakan pandangan baru yang pada dasarnya menyempurnakan
pandangan teori kuantitas, tetapi pada waktu yang sama mempertimbangkan
pandangan Keynes. Teori Friedman berpendapat, bahwa pertambahan penawaran uang
dapat menimbulkan kenaikan harga maupun kenaikan pendapatan nasional riil.
Apabila dalam ekonomi terdapat banyak pengangguran, penawaran uang cenderung
akan meningkatkan pendapatan nasional riil. Sebaliknya, apabila pengangguran
rendah dan kesempatan kera penuh tercapai, pertambahan penawaran uang akan
menimbulkan inflasi yang lebih cepat dan kenaikan yang relatif kecil ke atas
pendapatan nasional riil. Jadi, pandangan golongan Klasik maupun Keynes tidak
sepenuhnya benar. Pandangan Klasik tidak sepenuhnya benar karena kesempatan
kerja penuh tidak selalu tercapai. Oleh karenanya, kenaikan harga yang mungkin
berlaku tidaklah sebesar seperti yang diramalkan oleh teori kuantitas, yaitu
kenaikan harga adalah sama tingkat kelajuannya dengan pertambahan penawaran
uang. Sedangkan kelemahan teori Keynes adalah: analisisnya tidak memperhatikan
efek perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga (lebih jelas lihat Sadono
Sukirno, MakroekonomiTeoriPengantar,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 295-310)
PENAWARAN UANG, UANG KARTAL,
UANG GIRAL, M1 DAN M2
Penawaran
uang= jumlah uang yang ada dalam ekonomi, yang meliputi uang kartal (uang
kertas dan uang logam), dan tabungan giral pada suatu masa tertentu. Definisi
ini dinamakan M1. Penawaran uang M2 meliputi: M1 ditambah tabungan dan deposito
berjangka di bank perdagangan.
KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF
Kebijakan
moneter kuantitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang tujuan utamanya
adalah untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga. Dalam masa
deflasi, penawaran uang perlu ditambah. Langkah ini akan menurunkan suku bunga
dan penurunan ini selanjutnya akan menggalakkan perkembangan investasi sehingga
meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran. Dalam masa inflasi,
pengeluaran masyarakat adalah melebihi penawaran barang-barang yang tersedia.
Oleh sebab itu, pengeluaran agregat perlu dikurangi melalui pengurangan dalam
penawaran uang dan menaikkan suku bunga. Perubahan tersebut akan menurunkan pengeluaran
agregat sehingga terdapat keseimbangan antara pengeluaran dalam ekonomi dengan
jumlah penawaran barang-barang.
TIGA BENTUK TINDAKAN DALAM KEBIJAKAN
MONETER KUANTITATIF
1.
Melakukan
jual beli surat-surat berharga di dalam pasar uang dan pasar modal. Langkah ini
dinamakan operasi pasar terbuka. Bank sentral dapat membuat perubahan-perubahan
ke atas jumlah penawaran uang dengan melakukan jual beli surat-surat berharga
(seperti obligasi atau surat pinjaman, dsb). Pada waktu ekonomi mengalami
resesi, penawaran uang perlu ditambah. Bank sentral menambah penawaran uang
dengan melakukan pembelian surat-surat berharga. Penawaran uang akan bertambah
karena apabila bank sentral melakukan pembayaran ke atas pembeliannya itu, maka
cadangan yang ada pada bank perdagangan menjadi lebih besar. Dan selanjutnya,
bank perdagangan dapat menyalurkan kredit ke masyarakat untuk investasi yang
lebih banyak. Pada waktu ekonomi mengalami inflasi, kegiatan ekonomi yang
berlebih-lebihan harus dikurangkan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan
adalah dengan mengurangkan penawaran uang. Caranya: bank sentral membeli
surat-surat berharga. Dengan begitu, tabungan giral masyarakat dan cadangan
bank-bank perdagangan akan berkurang.
2.
Mengubah
tingkat suku bunga diskonto dan suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank
perdagangan.
3.
Membuat
perubahan "cadangan minimum" yang harus disimpan oleh bank-bank
perdagangan.
Catatan: penawaran uang dilakukan dengan cara jual
beli surat-surat berharga.
KEBIJAKAN MONETER KUALITATIF
Kebijakan
moneter kualitatif salah satu bentuknya adalah pengawasan pinjaman secara
terpilih. Misalnya, untuk menggerakkan sektor industri, maka BI dapat membuat
pengarahan kepada bank-bank perdagangan untuk memberi kredit investasi ke
bidang industri. Di samping itu, BI dapat pula mengarahkan agar lebih banyak
kredit ke sektor pertanian, UMKM, dsb, dengan syarat-syarat yang ringan,
misalnya suku bunga adalah rendah. Mengendalikan kredit untuk tujuan spekulasi
di pasar saham juga termasuk ke dalam kebijakan moneter kualitatif. Karena
tujuan untuk spekulasi seperti itu dapat merugikan masyarakat.
MEMAHAMI SURAT UTANG NEGARA
DAN PENCETAKAN UANG
Untuk
menutup defisit APBN, salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah adalah
mengeluarkan SuratUtang. Surat utang
biasanya berjangka (tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, dan bahkan ada yang
satu tahun). Surat Utang tersebut diperjualbelikan kepada lembaga-lembaga
keuangan, masyarakat, dan juga kepada bank sentral. Bank sentral diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menentukan atau mengubah tingkat bunga Surat
Utang tersebut. Cara lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk membiayai
defisit adalah dengan mengeluarkan suratpinjaman
(obligasi) jangka panjang dengan
meminjam langsung pada bank sentral. Apabila pinjaman pada bank sentral itu
sangat berlebih -lebihan, bank sentral harus mencetak lebih banyak uang.
Langkah demikian dapat menimbulkan inflasi. Untuk menghindari hal itu, beberapa
negara membuat undang-undang mengenai besarnya pinjaman yang dapat diambil oleh
pemerintah dari bank sentral. Peraturan tersebut bertujuan untuk membatasi hak
bank sentral untuk mencetak uang dan meminjamkannya kepada pemerintah.
APA ITU SERTIFIKAT BANK INDONESIA,
DISKONTO, BI RATE, DAN SUKU
BUNGA DEPOSITO?
Dalam
menjalankan tugasnya untuk mengawasi kegiatan bank-bank perdagangan, bank
sentral (BI) harus memastikan agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan
kepada sistem bank. Salah satu cara
untuk mewujudkan hal ini adalah dengan berusaha agar bank-bank perdagangan
selalu sanggup membayar semua cek yang dikeluarkan nasabah-nasabahnya. Untuk
mencapai tujuan ini, ada dua langkah yang dapat dilakukan oleh bank sentral:
pertama, membuat pengarahan-pengarahan atau peraturan-peraturan tentang corak
dan jenis investasi yang dapat dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Kedua,
memberi pinjaman kepada bank yang menghadapi masalah dalam cadangannya, yaitu
cadangannya kurang dari cadangan minimum yang ditetapkan oleh peraturan.
Dalam
membantu bank-bank perdagangan, ada dua bentuk bantuan yang dapat diberikan
oleh bank sentral: (1) dengan memberikan pinjaman; (2) dengan membeli surat
berharga yang dimiliki oleh bank perdagangan. Dalam pembelian surat-surat
berharga, bank sentral hanya nenerima surat-surat berharga yang mudah tunai,
seperti SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Apabila bank perdagangan menjual
surat-surat berharga seperti itu kepada bank sentral, maka langkah itu
dinamakan mendiskontokan surat-surat
berharga. Dalam memberikan pinjaman, BI akan menetapkan suku bunga yang harus
dibayar oleh bank perdagangan atas pinjaman yang diterimanya. Juga BI akan
menetapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau surat-surat
berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepada BI. Tingkat yang
ditentukan oleh BI tersebut dinamakan suku diskonto atau suku bank (BI rate).
Peranan
BI sebagai sumber pinjaman atau tempat menjual surat-surat berharga tersebut
dapat digunakan oleh BI sebagai suatu
instrumen dalam mengendalikan jumlah penawaran uang dan tingkat kegiatan
ekonomi. Untuk meningkatkan investasi dan memperluas kesempatan kerja, BI harus
menurunkan BI rate. Dengan begitu,
utang yang harus dibayar bank perdagangan ke BI menjadi lebih murah. Ini akan
menggalakkan bank perdagangan mengucurkan lebih banyak kredit ke masyarakat
untuk investasi (Sukirno, 2004: 312)
Catatan: BI rate berbeda dengan suku bunga deposito.
Secara umum, suku bunga deposito akan lebih rendah dari BI rate. Mengapa? Bank
akan mencari sumber dana yang lebih murah. Jika bank kelebihan likuiditas dan
tidak dapat menyalurkan dalam bentuk kredit ke masyarakat, maka bank akan
membeli SBI (Serifikat Bank Indonesia). Jika suku bunga deposito lebih tinggi
dari suku bunga SBI, maka bank rugi.
Pasar uang= pasar modal. Yaitu tempat
dilakukannya pembelian dan penjualan surat-surat berharga yang digunakan sebagai
instrumen kebijakan moneter kuantitaf bank sentral.
HUBUNGAN KONSUMSI DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pada
waktu ekonomi sedang menghadapi banyak pengangguran, pemerintah perlu
menggalakkan para konsumen untuk melakukan lebih banyak perbelanjaan. Bank
sentral dapat melaksanakan tujuan ini dengan memberi syarat-syarat lebih ringan
kepada peminjam (kredit) untuk membeli barang tahan lama atau rumah. Oleh
karenanya, kita kenal ada kredit perumahan rakyat.
Penawaran agregat= penawaran
barang dan jasa atau keinginan para pengusaha untuk menghasilkan barang dan
jasa pada berbagai tingkat harga.
Istilah-istilah Ekonomi
Sektor Riil=
sektor yang meliputi semua kegiatan produksi yang menghasilkan jasa secara
riil. Yang dihasilkan dari empat faktor produksi (sumber daya): tenaga kerja,
barang modal, tanah, dan kewiraswstaan.
Sektor moneter=
sektor yang meliputi peredaran uang atau finansial,
serta lembaga bank dan non-bank, dan pasar uang dan finansial. Fungsi sektor
moneter adalah untuk menservis sektor riil, ibarat pelumas bagi sebuah mesin.
Fiscal= yang
berhubungan dgn keuangan
Fiscal policy= politik
keuangan; kebijakan keuangan
Pendapatan perkapita=
pendapatan per kepala (kapita=kepala). Cara menghitungnya ialah pendapatan
nasional dibagi jumlah penduduk.
Depresiasi=
lemahnya nilai mata uang akibat perubahan permintaan dan penawaran mata uang di
pasar valas. Perubahan itu terjadi tanpa dilakukan oleh pemerintah. Keadaan ini
berlaku dalam sistem kurs pertukaran berubah bebas.
Devaluasi=
pengurangan nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing yang dilakukan
oleh pemerintah, dengan tujuan memperbaiki neraca pembayaran. Devaluasi
dilakukan dalam sistem kurs pertukaran tetap.
Investasi portfolio=
investasi dalam bentuk membeli harta keuangan seperti bond, saham perusahaan,
dan obligasi pemerintah.
RekeningKoran=
Tabungan Giral (dalam bentuk cek)
Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan
perusahaan-perusahaan.
Investasi portofolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-saham di
negara lain.
Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan
lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara lain.
Faktor-faktorproduksi= sumber-sumber daya (resources)
NILAI TUKAR=harga
jual
Nilai Tukar Mata Uang Asing= harga jual mata uang asing
Hargapasar=
nilai suatu barang yang ditentukan oleh pembayaran yang dilakukan konsumen atau
pengguna lain untuk memperoleh barang tersebut.
Perekonomian dua sektor=
rumah tangga dan perusahaan.
Perekonomian tiga sektor
= disebut juga perekonomian tertutup,
yaitu terdiri dari sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.
Perekonomian empat sektor
(perekonomian terbuka)= terdiri dari
rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan sektor luar negeri.
Pengeluaran agregat (permintaan efektif) = jumlah seluruh pengeluaran dalam
perekonomian (keseluruhan permintaan). Pengeluaran agregat dalam perekonomian dapat
dibedakan kepada empat komponen: konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan,
pengeluaran pemerintah, dan ekspor. (Magnitud atau nilai pengeluaran dari
keempat komponen pengeluaran agregat ini akan menentukan kegiatan perekonomian,
kesempatan kerja, dan pendapatan nasional).
Pengeluaran agregat (perbelanjaan agregat)= perbelanjaan atau
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang akan dilakukan dalam
perekonomian dalam suatu tahun tertentu.
Stagflasi: inflasi ketika pengangguran
adalah tinggi. Asal katanya: stagnation dan inflation. Stagflation
menggambarkan keadaan di mana kegiatan ekonomi sudah semakin menurun,
pengangguran semakin tinggi dan pada waktu yang sama proses harga-harga semakin
bertambah cepat.
Perdagangan bebas= kegiatan ekspor dan
impor/sistem perdagangan luar negeri di mana setiap negara melakukan
perdagangan tanpa ada halangan perdagangan, seperti pajak maupun
peraturan-peraturan yang dapat melarang ekspor dan impor.
Pertumbuhan ekonomi= tingkat kenaikan PDB atau PNB
riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar