alt/text gambar

Sabtu, 19 September 2015

Topik Pilihan:

SEPUTAR EKONOMI


                                                          APA ITU INFLASI?


Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum. Berdasarkan kepada sumber dan penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi dibedakan kepada tiga bentuk:

1. INFLASI TARIKAN PERMINTAAN
2. INFLASI DESAKAN BIAYA
3. INFLASI DIIMPOR



INFLASI TARIKAN PERMINTAAN
Inflasi ini terjadi karena permintaan akan barang dan jasa melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Permintaan yang tinggi terhadap barang dan jasa akan menaikkan harga-harga (supply and demand). Permintaan dari pemerintah yang berlebihan juga dapat menyebabkan inflasi. Hal ini terjadi karena permintaan agregat melebihi kemampuan ekonomi menyediakan barang dan jasa. Dalam bahasa sederhananya, inflasi ini disebabkan oleh permintaan (demand) barang dan jasa lebih tinggi dari penawaran (supply). Sesuai dengan hukum pasar, jika permintaan tinggi, penawaran tetap, harga akan naik. Sebaliknya, jika penawaran tinggi, permintaan tetap, harga akan turun.

INFLASI DESAKAN BIAYA
Inflasi ini terjadi karena tingginya biaya produksi perusahaan-perusahaan. Sehingga, perusahaan tersebut menaikkan harga-harga produknya. Salah satu faktor penyebabnya ialah tuntutan kenaikan upah oleh para pekerja.

INFLASI DIIMPOR
Inflasi ini terjadi karena naiknya harga barang-barang impor. Kenaikan harga barang-barang impor yang penting untuk kebutuhan industri dalam negeri (domestik) akan menyebabkan naiknya biaya produksi dan pada akhirnya akan menaikkan harga-harga produk. Salah satu contoh, misalnya, efek kenaikan harga minyak terhadap negara-negara pengimpor minyak. Di samping itu, krisis nilai tukar juga akan menaikan barang-barang impor. Karena untuk melakukan impor negara pengimpor harus menggunakan dolar. Oleh karenanya, dengan jatuhnya nilai rupiah terhadap dolar akan menaikkan harga-harga produk perusahaan-perusahaan yang menggunakan bahan baku atau kebutuhan-kebutuhan industrinya dari barang-barang impor. Inflasi diimpor inilah salah satu penyebab krisis ekonomi Indonesia tahun 1997/1998 yang berawal dari krisis nilai tukar. Krisis nilai tukar disebabkan oleh kenaikan nilai mata uang dolar terhadap rupiah. "Nilai tukar" arti sederhananya adalah: harga jual. Kenaikan nilai dolar terhadap rupiah disebabkan oleh kebutuhan akan dolar yang tinggi.

Kebutuhan dolar yang tinggi dikarenakan oleh berbagai hal, di antaranya adalah keperluan untuk pembayaran utang yang telah jatuh tempo, untuk mengimpor bahan baku perusahaan dalam negeri. Utang luar negeri diperlukan untuk mengimpor barang-barang keperluan produksi dan konsumsi dalam negeri dan untuk keperluan menutup utang itu sendiri. Mengimpor BBM dari luar negeri, misalnya, juga menggunakan mata uang dolar.


BEBERAPA PENYEBAB INFLASI
SECARA UMUM



1. Ketidakstabilan ekonomi dan politik suatu negara

2. Permintaan masyarakat yang berlebihan

3. Partambahan penawaran uang yang berlebihan

4. Kenaikan biaya produksi


TINGKAT LAJU INFLASI



Tingkat laju inflasi (kenaikan harga-harga) dapat dibedakan kepada tiga golongan:



1.   Inflasi merayap  2 - 3 %, atau 3 - 4 % setahun.  Inflasi pada tingkat ini disebut inflasi yang rendah.

2.   Inflasi sederhana (moderat), yakni 5 - 10 % setahun.

3.   Hiperinflasi.  Inflasi ini mencapai lebih dari 10 % dan sering kali lebih dari 100 %.



Efek Buruk Inflasi


1. Menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
2. Mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang
3. Memperburuk pembagian kekayaan. (Maksudnya, penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatan. Tetapi, pemilik harta-harta tetap, seperti tanah, bangunan, dan rumah, dapat mempertahankan atau menambah nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya).



KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
MENGATASI INFLASI



1.   Kebijakan Fiskal: Mengurangi pengeluaran pemerintah (permintaan  terhadap barang dan jasa)

2.   Kebijakan Moneter: Membatasi kredit dan menaikkan suku bunga (tugas BI). Kebijakan moneter dapatlah diartikan sebagai kebijakan-kebijakan bank sentral.

3.   Kebijakan Segi Penawaran (Sisi Supply): Melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak ke atas bahan-bahan mentah, menggalakkan pertambahan produksi, menggalakkan perkembangan teknologi serta melakukan penetapan harga.



KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI
PENGANGGURAN



1.   Kebijakan Fiskal: Menambah pengeluaran pemerintah                            

2.   Kebijakan Moneter: Menambah penawaran uang dan menurunkan suku bunga

3.   Kebijakan Segi Penawaran:

   - Mendorong lebih banyak investasi

   - Membangun infrastruktur

   - Memperbaiki birokrasi pemerintah

   - Memberi subsidi

   - Mengurangi pajak perusahaan dan pajak individu.



KEBIJAKAN UANG KETAT

(TIGHT MONEY POLICY)



Adalah salah satu jenis dari kebijakan moneter yang dilakukan dalam bentuk "mengurangi jumlah uang yang beredar". Kebijakan ini dilakukan di saat perekonomian mengalami inflasi.




TINGKAT ANGKA PENGANGGURAN
YANG RENDAH



Tingkat pengangguran yang rendah sama dengan tingkat inflasi yang rendah, yakni 2-3% dari tenaga kerja dalam setahun.




INFLASI DAN KURS VALUTA ASING



Inflasi sangat besar pengaruhnya terhadap kurs pertukaran valuta asing (valas). Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai suatu valas. Kecenderungan ini disebabkan oleh efek inflasi yang berikut:

1.Inflasi menyebabkan harga-harga dalam negeri lebih mahal dari harga-harga di luar negeri. Oleh karena itu, inflasi cenderung menambah impor.

2.Inflasi menyebabkan barang-barang ekspor menjadi lebih mahal. Oleh karena itu, inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor.

Keadaan (1) menyebabkan permintaan valas bertambah, dikarenakan untuk keperluan mengimpor.

Keadaan (2) menyebabkan penawaran ke atas valas berkurang. Maka, harga valas akan bertambah. (Berarti, harga mata uang Negara yang mengalami inflasi merosot).



DEFLASI



Deflasi terjadi karena permintaan konsumen menurun atau karena supply yang terlalu banyak. Atau kombinasi antara keduanya. Misalnya, harga bahan makanan turun karena dipicu oleh meningkatnya pasokan bahan makanan tersebut di pasar, baik dari produksi dalam negeri (domestik), maupun dari pasokan bahan impor.





MENGENAL NERACA PEMBAYARAN
DAN
NERACA TRANSAKSI BERJALAN



Neraca Pembayaran (Balance of Payment) adalah catatan transaksi ekonomi internasional yang dilakukan penduduk suatu negara dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Penduduk yang dimaksud meliputi: orang perorangan, badan hukum, dan pemerintah.



Komponen Neraca Pembayaran

Neraca Pembayaran mempunyai dua komponen, yaitu Neraca Transaksi Berjalan dan Arus Modal.



1. Transaksi Berjalan

Traksaksi berjalan memberikan gambaran tentang nilai transaksi yang diakibatkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa. Data yang ditunjukkan menggambarkan nilai barang (seperti karet, minyak, hasil industri manufaktur) dan jasa (seperti pelancongan, keuntungan investasi di luar negeri dan biaya pengangkutan) yang diperdagangkan. Dengan demikian, dalam Transaksi Berjalan, dicatat transaksi-transaksi berikut ini:

a. Ekspor dan impor barang

b. Ekspor dan impor jasa (misalnya: transaksi dalam kegiatan pengangkutan, kegiatan perjalanan luar negeri, dan pendapatan dari investasi modal).

Perbedaan antara nilai ekspor dan nilai impor barang-barang, disebut neraca perdagangan.



2. Arus modal

Transaksi modal menggambarkan aliran keluar masuk modal antara Indonesia dengan negara lain. Dalam arus modal, dicatat dua golongan transaksi, yaitu:

a. Aliran modal pemerintah, yang dapat berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah.

b. Aliran modal swasta, yang terdiri dari investasi langsung, investasi portofolio, dan amortisasi.



Ctt:



  Apabila neraca pembayaran terus surplus, maka dengan sendirinya cadangan valuta asing semakin bertambah. Dan arah aliran ini akan menstabilkan dan menguatkan nilai mata uang (kurs) dalam negeri. Sebaliknya, jika defisit neraca pembayaran yang berkepanjangan, maka akan mengurangi cadangan valuta asing dan menyebabkan melemahnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang negara partner dagang, misalnya terhadap dolar AS, yen Jepang, yuan China, ringgit Malaysia, dsb. Masalah seperti ini dapat menyebabkan keadaan pengangguran menjadi semakin buruk dan tingkat inflasi semakin cepat. Oleh sebab itu, masalah defisit neraca pembayaran yang berkepanjangan perlu dihindari.



Indikator Makroekonomi



1. Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.

2. Pengggunaan tenaga kerja dan pengangguran

3. Tingkat perubahan harga-harga atau inflasi

4. Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran

5. Kestabilan nilai mata uang domestik





MEMAHAMI UANG

(Mata Uang dalam Peredaran dan Uang Beredar)



Dalam membahas uang dalam perekonomian, adalah penting membedakan antara "mata uang dalam peredaran" dan "uang beredar". "Mata uang dalam peredaran" adalah seluruh jumlah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral, yang terdiri dari uang logam dan uang kertas. "Mata uang dalam peredaran" sama dengan UANG KARTAL.
Sedangkan "uang beredar" adalah semua jenis uang yang berada di dalam perekonomian, yaitu ia adalah jumlah dari "mata uang dalam peredaran" ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum.
Uang beredar menurut pengertian luas dinamakan juga LIKUIDITAS.

Pengertian uang beredar atau money supply perlu dibedakan pula menjadi dua pengertian, yaitu pengertian terbatas dan pengertian luas. Dalam pengertian terbatas, uang beredar adalah mata uang dalam peredaran (uang logam dan uang kertas/uang kartal) ditambah dengan uang giral yang dimiliki oleh orang perseorangan, perusahaan-perusahaan, dan badan-badan pemerintah.



Dalam pengertian luas, "uang beredar" meliputi:



  1. Mata uang dalam peredaran (uang logam dan uang kertas atau disebut juga uang kartal);
  2. Uang giral;
  3. Uang kuasi (terdiri dari tabungan, deposito berjangka, Surat Pinjaman Jangka Pendek Pemerintah, Sertifikat Bank Indonesia, dan rekening [tabungan]valuta asing milik swasta domestik).



Tingkat mudah tunai tabungan dan deposito berjangka yang sangat tinggi menyebabkan mereka dinamakan uang kuasi atau hampir uang (near money). Surat pinjaman jangka pendek pemerintah juga dapat digolongkan sebagai hampir uang karena apabila pemiliknya memerlukan uang, maka ia dapat menjual surat pinjaman jangka pendek pemerintah tersebut kepada bank.
Di dalam mengamati kegiatan ekonomi negara, jumlah kekayaan mudah tunai yang dimiliki masyarakat perlu dengan sungguh-sungguh diperhatikan. Nilai kekayaan tersebut mencerminkan sampai di mana masyarakat dapat menciptakan pengeluaran agregat, yaitu ia dapat menunjukkan besarnya daya beli masyarakat, yang dalam waktu singkat dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa. Oleh sebab itulah, ahli-ahli ekonomi membedakan pengertian uang beredar menjadi dua jenis seperti yang diterangkan di atas.
Bank umum, karena kemampuannya menciptakan uang giral, ia mempunyai pengaruh dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Kemampuannya sebagai pencipta uang giral inilah yang menyebabkan bank-bank umum dapat menimbulkan pengaruh yang penting dalam kegiatan ekonomi. Bahkan, di negara-negara maju, uang giral merupakan bagian terbesar dari jumlah uang beredar.



JENIS-JENIS TABUNGAN MASYARAKAT
DI BANK UMUM



  1. Tabungan giral, yaitu tabungan dalam bank umum yang dapat diambil setiap waktu oleh pemiliknya dengan menggunakan cek.
  2. Tabungan, yaitu uang yang disimpan di bank yang hanya dapat diambil sendiri oleh pemiliknya di bank tersebut dengan menunjukkan buku tabungan atau melalui ATM.
  3. Deposito berjangka, yaitu tabungan yang dapat diambil setelah jangka waktu tertentu.

Tidak semua tabungan yang diterima oleh bank umum dapat dipinjamkan kepada masyarakat yang memerlukan. Karena, sebagian dari tabungan itu harus tetap berada dalam bank sebagai uang tunai dan sebagian lagi sebagai simpanan wajib di bank sentral, yang dinamakan cadangan minimum. Oleh karenanya, dalam perbankan ada istilah Loan to Deposit Ratio atau LDR.



Lembaga-lembaga Keuangan



Sistem keuangan suatu negara meliputi: institusi keuangan (bank sentral, bank umum, finance company, merchant bank. perusahaan asuransi, dan bank tabungan) dan pasar uang (pasar uang, pasar modal, pasar saham, dan pasar mata uang asing)



PROSES PENCIPTAAN UANG



1. Mencetak uang logam dan uang kertas


Menciptakan uang dalam artian mencetak secara fisik, adalah wewenang bank sentral. Mencetak uang diperlukan untuk melancarkan kegiatan perdagangan dan produksi. Bank sentral menentukan besarnya jumlah uang yang harus disediakan pada suatu waktu tertentu. Ia juga harus menentukan pertambahan jumlah uang yang diperlukan agar kegiatan perdagangan dan produksi tetap lancar. Dalam perkembangan ekonomi, nilai transaksi yang dilakukan masyarakat akan makin betambah besar. Ini berarti, dalam suatu perekonomian yang berkembang, diperlukan lebih banyak uang. Menentukan besarnya jumlah uang beredar yang harus ditambah dari satu periode ke periode lainnya merupakan tugas bank sentral.



2. Proses Penciptaan Uang Giral



Tabungan giral atau rekening koran yang diciptakan oleh bank umum dapat dibedakan menjadi dua jenis: tabungan giral utama dan tabungan giral derivatif. Bank umum akan menciptakan tabungan giral utama apabila ia mendapat uang dari nasabahnya dalam bentuk uang tunai atau cek yang ditarik dari bank lain. Setelah menerima uang tunai atau cek tersebut, bank umum akan menambah nilai tabungan giral dari pihak yang memasukkan uang tunai atau cek tersebut.
Bank umum akan menciptakan tabungan derivatif apabila bank itu memberikan pinjaman kepada nasabahnya. Contoh terciptanya tabungan derivatif: misalnya seorang pemilik toko pengecer datang ke bank umum untuk meminjam. Bank umum itu kemudian mensurvey prospek toko tersebut, terutama kesanggupan pemilik toko tersebut membayar hutangnya. Apabila bank itu mengabulkan, bank itu kemudian menciptakan simpanan giral atas nama pemilik toko tersebut yang nilainya sama dengan pinjaman yang diberikan. Peminjam tersebut dapat mencairkan uang tunai dari bank itu dengan memakai cek setiap ia membutuhkan. Jadi, tabungan derivatif adalah tabungan giral yang diciptakan tanpa memasukkan uang tunai atau cek ke dalam bank tempat meminjam. Nah, tindakan bank umum dalam hal ini akan menambah uang giral dalam perekonomian.
Jadi, walaupun bank umum tidak dapat mencetak uang secara fisik seperti yang dilakukan bank sentral, namun ia bisa menciptakan uang giral. Atau dengan kata lain, bank umum dapat menambah "uang beredar" (lebih jelas, lihat Sadono Sukirno, Makroekonomi: TeoriPengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 265-285).



PERKEMBANGAN UANG GIRAL (UANG BANK)



Sekarang ini, wewenang untuk mencetak uang kertas hanyalah dimiliki oleh bank sentral. Namun demikian, bukan berarti bank-bank umum tidak mempunyai kekuasaan lagi membuat uang. Malahan, sekarang ini kekuasaan bank-bank umum menciptakan uang menjadi bertambah besar. Kekuasaan itu harus dikendalikan dengan sungguh-sungguh agar tidak menimbulkan akibat-akibat buruk kepada perekonomian. Uang yang diciptakan oleh bank umum disebut juga sebagai "uang bank" atau "rekening koran". Oleh karenanya, bank-bank umum mempunyai peranan yang penting sekali dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi.




DUA CARA PENENTUAN KURS (NILAI TUKAR)
MATA UANG



Ada dua cara penentuan kurs:
1. Ditentukan oleh pasaran bebas (berdasarkan permintaan dan penawaran), cara ini dilakukan dalam "sistem kurs pertukaran mengapung".
2. Ditentukan oleh pemerintah, yaitu dalam "sistem kurs pertukaran tetap". Dalam sistem kurs pertukaran tetap, yakni yang ditetapkan oleh pemerintah, setiap transaksi, baik ekspor maupun impor, ataupun transfer uang ke luar negeri, harus mengikuti nilai kurs yang ditetapkan tersebut, walaupun dolar AS mengalami perubahan nilai tukar di pasaran luar negeri.
    Dalam sistem kurs berubah bebas, neraca pembayaran cenderung menjadi lebih seimbang. Sedangkan dalam sistem kurs pertukaran tetap, neraca pembayaran cenderung menjadi lebih tidak seimbang. Oleh karena itu, untuk menjamin kestabilan kurs valuta asing, negara harus berupaya menyimpan cadangan mata uang asing yang mencukupi. Itulah yang diistilahkan dengan cadangan devisa. Ketika terjadi kelebihan permintaan valas, bank sentral perlu menjual valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar. Sebaliknya, ketika terjadi kelebihan penawaran, bank sentral perlu membeli. Cara yang tepat untuk menguatkan nilai mata uang dalam negeri adalah meningkatkan ekspor dan mengurangi impor.  Cara mengurangi impor, salah satunya adalah dengan cara menaikkan pajak atau tarif impor. Sehingga, barang-barang impor menjadi lebih mahal dan sulit dibeli oleh masyarakat (Sadono Sukirno, Makroekonomi: TeoriPengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 410-412)



DUA CARA PENENTUAN KURS

1. Berdasarkan supply and demand mata uang asing di pasar bebas (disebut juga sistem kurs pertukaran berubah bebas)

2. Ditentukan oleh pemerintah (sistem ini disebut sistem kurs pertukaran tetap)

Ket:

Sistem kurs mata uang asing dapat mempengaruhi kedudukan neraca pembayaran. Dalam sistem kurs pertukaran berubah bebas, neraca pembayaran cenderung untuk menjadi lebih seimbang, sedangkan dalam sistem kurs pertukaran tetap, neraca pembayaran cenderung menjadi lebih tidak seimbang.
Cara menjamin kestabilan kurs yang tepat ialah negara harus menyimpan cadangan mata uang asing yang mencukupi. Ketika permintaan mata asing meningkat, bank sentral perlu menjual mata uang asing dengan cara melakukan operasi pasar. Dan ketika kelebihan penawaran, bank sentral perlu membeli valuta asing. Sistem kurs pertukaran tetap bukanlah cara yang terbaik untuk perekonomian, karena akan membuat neraca pembayaran menjadi tidak stabil. Ada banyak cara yang baik yang bisa dilakukan pemerintah dalam rangka menguatkan atau menstabilkan kurs, di antaranya: meningkatkan ekspor dan mengurangi impor, membatasi penggunaan valas untuk hal-hal yang benar-benar perlu, menaikkan suku bunga dalam negeri sehingga modal asing banyak masuk ke dalam negeri dan dengan demikian cenderung menguatkan mata uang dalam negeri, dan cara-cara ataupun kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya.



MENGUATKAN KURS



Cara menguatkan kurs/menstabilkan kurs, salah satunya, adalah dengan cara memperkuat cadangan devisa. Dan itu bisa dilakukan dengan meningkatkan ekspor: kurangi pajak ekspor agar ekspor bisa lancar.



Penciptaan Uang tidak Berdasarkan
Cadangan Emas Lagi



Dalam sejarahnya, setelah perekonomian barter, dan penggunaan uang dengan menggunakan berbagai macam benda yang disepakati, maka muncullah emas sebagai uang. Uang jenis emas dan perak digunakan kurang lebih dua puluh lima abad. Dan paling banyak digunakan di berbagai negara.
Kemudian, untuk mempermudahkan transaksi yang berlipat ganda, karena perkembangan ekonomi, maka diciptakanlah jenis alat tukar baru, yaitu uang kertas.
Pada mulanya, uang kertas yang dikeluarkan digunakan untuk menggantikan sejumlah emas yang dimiliki seseorang yang disimpannya di bank. Apabila seseorang memiliki sejumlah uang emas, dan uang emas itu disimpan di sesuatu bank, maka bank tersebut akan mengeluarkan uang kertas yang sama nilainya dengan uang emas yang disimpan ke dalam bank tersebut. Lama-kelamaan, uang kertas dikeluarkan oleh bank tidak lagi berdasarkan kepada jumlah uang emas yang disimpan di dalam bank tersebut.
Saat ini, uang emas tidak lagi digunakan. Di semua negara, uang dibuat dari kertas atau berbentuk tabungan di bank yang dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek. Uang kertas sebagai alat perantara dalam perdagangan menjadi sangat banyak setelah bank-bank umum mengeluarkan uang kertas tanpa terlebih dahulu menerima emas dari para nasabah. Saat ini, uang kertas yang beredar telah melebihi nilai emas yang disimpan oleh bank-bank umum.
Uang kertas yang sekarang bukan lagi dikeluarkan oleh bank-bank umum, tetapi oleh bank sentral.




HUBUNGAN PERBANKAN DAN
PELEMAHAN RUPIAH



Dampak Pelemahan rupiah terhadap sektor perbankan adalah ke tingkat kredit macet atau NPL. Logikanya, kalau perusahaan-perusahaan terpukul akibat dolar menguat, karena perusahaan akan merugi akibat bahan baku impor menjadi mahal, maka akan terpengaruh terhadap kemampuan pengusaha (baik usaha besar, kecil, maupun usaha mikro)  untuk melunasi kredit-kreditnya ke sektor perbankan.

Kalau kredit macet tinggi, maka bank kesulitan untuk mengembalikan simpanan nasabah. Dan selanjutnya akan menjadi bank gagal.



Tujuan-tujuan Kebijakan Makroekonomi



1.      Menstabilkan kegiatan ekonomi (tingkat pengangguran rendah, inflasi rendah, neraca pembayaran surplus)

2.      Mencapai tingkat pengangguran yang rendah tanpa inflasi

3.      Menghindari masalah inflasi

4.      Pertumbuhan ekonomi tinggi

5.      Neraca pembayaran surplus



BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN
MAKROEKONOMI



1.  Kebijakan fiskal

2.  Kebijakan moneter

3. Kebijakan segi penawaran

Penjelasan:

Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. (Yang berperan utama adalah menteri keuangan)
Kebijakan moneter meliputi langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh BI untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran uang atau mengubah suku bunga, dengan maksud mempengaruhi pengeluaran agregat. (Yang berperan utama adalah gubernur bank sentral, di Indonesia: Gubernur BI)
Kebijakan segi penawaran lebih menekankan pada peningkatan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja, meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksinya, dengan cara misalnya memberi insentif fiskal berupa pengurangan pajak atau pembebasan pajak kepada perusahaan-perusahaan, dsb. Kebijakan segi penawaran juga dapat dijalankan dengan cara mengembangkan infrastruktur, meningkatkan pelayanan pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang baik. Infrastruktur yang lebih baik dan peraturan pemerintah (hukum) yang kondusif sangat penting peranannya kepada kegiatan ekonomi.



Perbedaan Makroekonomi dan Mikroekonomi



Makroekonomi adalah toeri dasar kedua dalam ilmu ekonomi. Teori dasar lainnya adalah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis kegiatan suatu perekonomian dengan melihat bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Sedangkan makroekonomi melihat kegiatan ekonomi dengan memperhatikan gambaran kegiatan ekonomi secara menyeluruh.



Dalam analisis makroekonomi, yang terutama
perlu diperhatikan adalah:



1. Pendapatan nasional (PDB dan PNB)

2. Tingkat pertumbuhan ekonomi

3. Tingkat pengangguran

4. Tingkat inflasi

5. Neraca pembayaran





PDB, PNB, dan PENDAPATAN NASIONAL



PDB (Produk Domestik Bruto; Gross Domestic Product) adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi  milik warga negara tersebut dan milik penduduk negara lain dalam satu tahun tertentu.
Ket: dalam suatu perekonomian dalam suatu negara, barang dan jasa diproduksi bukan saja oleh warga negara atau pun perusahaan milik warga negara tersebut, tetapi juga oleh warga negara lain dan perusahaan negara lain. Selalu didapati produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri. Perusahaan multinasional, misalnya, beroperasi di berbagai negara juga membantu menaikkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara-negara tersebut. Perusahaan multinasional tersebut menyediakan modal, teknologi, dan tenaga ahli kepada negara di mana ia beroperasi. Operasinya membantu menambah barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negara, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan dan sering juga membantu menambah ekspor. Karena operasi mereka merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara, maka nilai produksi yang disumbangkannya perlu dihitung dalam pendapatan nasional.



PNB (Produk Nasional Bruto; Gross National Product)= nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi (sumber daya) yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung. Termasuk juga faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara tersebut yang digunakan di luar negeri. Ini berarti, pendapatan warga negara Singapura yang bekerja di Indonesia dan keuntungan perusahaan multinasional Jepang yang beroperasi di Indonesia tidak termasuk dalam PNB. Tapi sebaliknya, pendapatan pekerja-pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri adalah termasuk dalam PNB.



PendapatanNasional (national income) adalah gabungan dari PDB dan PNB.




Produk Nasional Bruto (PNB) dan

Produk Domestik Bruto (PDB)



PNB= produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara

PDB= produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi di dalam negeri (milik warga negara dan orang asing)

Ket: Untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara, maka perlu dihitung pendapatan nasional riil, yaitu PNB riil atau PDB riil.





PENDAPATAN PERKAPITA
(Income Per Capita/IPC)



Pendapatan per kapita (per kepala) digunakan sebagai ukuran kasar untuk menentukan tingkat kemakmuran penduduknya. Data itu memberikan gambaran kasar tentang sebanyak mana uang yang tersedia kepada seorang individu untuk dibelanjakan dalam satu tahun. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional (dalam hal ini adalah PDB atau PNB) pada suatu tahun tertentu dibagi jumlah penduduk suatu negara.

DUA JENIS PAJAK

1. Pajak langsung (yang dipungut pemerintah dari pihak yang wajib membayar pajak. Setiap individu yang bekerja dan perusahaan yang menjalankan kegiatan dan memperoleh keuntungan, wajib membayar pajak. Pajak yang dipungut ke atas pendapatan dinamakan pajak langsung).
2. Pajak Tak Langsung (pajak yang dipindahkan kepada pihak lain. Misalnya, pajak impor. Karena pada akhirnya yang menanggung beban pajak tersebut adalah para konsumen, yakni dalam bentuk harga yang lebih tinggi. Contoh lain pajak tak langsung adalah pajak penjualan. Yang menanggung beban pajak adalah pembeli).





PENGANGGURAN STRUKTURAL



Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju. Sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut:

1. Wujudnya barang baru yang lebih baik;

2. Kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut;

3. Biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing;

4. Ekspor produksi industri itu sangat menurun karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur. Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai pengangguran struktural, karena disebabkan perubahan struktur kegiatan ekonomi.







KEBIJAKAN FISKAL ATAU MONETER?



Dalam prakteknya, untuk mengatasi masalah pengangguran dan inflasi, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter tidaklah dijalankan secara terpisah, tetapi dijalankan secara bersama-sama. Langkah-langkah yang dijalankan haruslah saling memperkuat satu sama lain.

Kebijakan fiskal dilaksanakan oleh kementerian keuangan. Dan kebijakan moneter dijalankan oleh bank sentral. Kedua institusi ini haruslah menyesuaikan kebijakan ekonominya dalam mengatasi masalah ekonomi. Jika tidak demikian, kebijakan mereka dapat menimbulkan efek yang bertentangan.

Untuk meningkatkan keefektifan kebijakan pemerintah, masing-masing institusi perlu menjalankan hal berikut:

1. Untuk mengatasi pengangguran: Bank Sentral perlu menurunkan suku bunga dan Kementerian Keuangan menambah pengeluaran pemerintah yang dapat pula diikuti dengan pengurangan pajak. Langkah tsb akan menyebabkan kenaikan dalam pengeluaran agregat sebagai akibat: kenaikan investasi, kenaikan pengeluaran pemerintah, dan kenaikan pengeluaran rumah tangga.

2. Untuk mengatasi inflasi: tindakan yang perlu dijalankan oleh Bank Sentral adalah mengurangi penawaran uang dan menaikkan suku bunga. Kebijakan moneter ini akan mengurangi investasi dan pengeluaran rumah tangga (konsumsi). Seterusnya, Kementerian Keuangan perlu pula mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak individu dan perusahaan. Langkah tsb dapat mengurangi pengeluaran pemerintah, mengurangi investasi dan pengeluaran rumah tangga.

(Ctt: kedua kebijakan di atas teraplikasi dalam bentuk APBN dan kebijakan BI)



KEBIJAKAN SISI SUPPLY



Bentuknya adalah melakukan langkah-langkah yang dapat menurunkan biaya produksi perusahaan-perusahaan, (misalnya: mengurangi pajak ke atas bahan mentah atau menetapkan harga bahan mentah) dan menggalakkan perkembangan teknologi. Bentuk lain: meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi, memperbaiki iklim investasi, mendorong lebih banyak investasi, mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi administrasi pemerintah, memberi subsidi dan mengurangkan pajak perusahaan dan individu.



PROTEKSI DAN PERDAGANGAN
LUAR NEGERI



Proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan-kebijakan pemerintah dalam membatasi atau mengurangi barang-barang impor. Hal-hal yang dilakukan di antaranya:
1. Tarif (pajak impor)
Hambatan perdagangan yang berbentuk pajak ke atas barang-barang impor dinamakan tarif;
2. Kuota
Pembatas yang berupa batas maksimum barang yang bisa diimpor dalam suatu periode, biasanya satu tahun.
3. Hambatan bukan tarif
Yaitu yang berbentuk peraturan-peraturan dalam aktivitas impor
4. Pembatasan penggunaan valuta asing
Contohnya adalah tidak memberi kemudahan pinjaman bank untuk mengimpor atau melakukan pembatasan  penjualan valuta asing yang digunakan untuk mengimpor.



PENENTU TABUNGAN DAN INVESTASI
DALAM PANDANGAN KEYNES


Menurut John Maynard Keynes, seorang ahli ekonomi berkebangsaan Inggris, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga, bukan tergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga, tetapi tergantung kepada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga.

Tingkat Investasi, menurut Keynes, juga tidak sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga. Keynes tetap mengakui bahwa suku bunga memegang peranan yang cukup menentukan dalam pertimbangan para pengusaha melakukan investasi. Tetapi, di samping faktor itu, terdapat beberapa faktor penting lainnya:
1. Keadaan ekonomi di masa kini;
2. Ramalan perkembangannya di masa depan;
3. Luasnya teknologi yang berlaku.
Jadi, apabila tingkat ekonomi pada masa kini adalah menggalakkan dan di masa depan diramalkan perekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka walaupun suku bunga tinggi, para pengusaha akan melakukan banyak investasi, demikian juga sebaliknya.
Oleh karena itu, Keynes tidak sependapat dengan ahli-ahli ekonomi Klasik yang berkeyakinan bahwa fleksibilitas suku bunga akan selalu menjamin berlakunya kesamaan di antra jumlah tabungan pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dengan jumlah investasi yang dilakukan pengusaha (Sukirno, 2004: 80-81)



FUNGSI UANG



1. Menurut teori Klasik, fungsi uang hanya sebagai alat untuk melancarkan kegiatan tukar-menukar (transaksi) dengan menggunakan uang
2. Menurut teori Keynes, di samping fungsi menurut teori Klasik sebagaimana nomor 1, uang juga digunakan untuk tujuan berjaga-jaga dan spekulasi (seperti membeli surat-surat berharga semisal obligasi pemerintah, saham perusahaan, dsb. Apabila suku bunga obligasi dan dividen saham tinggi, masyarakat akan menggunakan uang untuk membeli surat-surat berharga tersebut. Tetapi, jika sebaliknya, yakni tingkat pengembalian modal rendah, masyarakat akan lebih suka menyimpan uangnya).



TEORI KEUANGAN KEYNES
DAN TINGKAT HARGA



Teori keuangan Keynes sama sekali tidak memperhatikan efek perubahan penawaran uang kepada tingkat harga. Oleh karena masih terdapat pengangguran, kenaikan penawaran uang dianggap hanya akan menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Tingkat harga diasumsikan tidak akan mengalami perubahan.





PENAWARAN UANG
DAN HARGA





1. TEORI KLASIK (TEORI KUANTITAS)
Menurut teori ini, yang dikemukakan oleh Irving Fisher, perubahan penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama persentasenya dengan tingkat harga. Pertambahan uang sebanyak 5 persen akan menaikkan harga pada tingkat 5 persen juga. Teori klasik didasarkan pada asumsi bahwa kesempatan kerja penuh selalu tercapai.
2. TEORI KEYNES
Teori keuangan Keynes sama sekali tidak memperhatikan efek perubahan penawaran uang kepada tingkat harga. Oleh karena masih terdapat pengangguran, kenaikan penawaran uang dianggap hanya akan menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Tingkat harga diasumsikan tidak akan mengalami perubahan.
3. GOLONGAN MONETARIS
Setelah kedua pandangan di atas dikemukakan, Milton Friedman, pelopor golongan Monetaris, mengemukakan pandangan baru yang pada dasarnya menyempurnakan pandangan teori kuantitas, tetapi pada waktu yang sama mempertimbangkan pandangan Keynes. Teori Friedman berpendapat, bahwa pertambahan penawaran uang dapat menimbulkan kenaikan harga maupun kenaikan pendapatan nasional riil. Apabila dalam ekonomi terdapat banyak pengangguran, penawaran uang cenderung akan meningkatkan pendapatan nasional riil. Sebaliknya, apabila pengangguran rendah dan kesempatan kera penuh tercapai, pertambahan penawaran uang akan menimbulkan inflasi yang lebih cepat dan kenaikan yang relatif kecil ke atas pendapatan nasional riil. Jadi, pandangan golongan Klasik maupun Keynes tidak sepenuhnya benar. Pandangan Klasik tidak sepenuhnya benar karena kesempatan kerja penuh tidak selalu tercapai. Oleh karenanya, kenaikan harga yang mungkin berlaku tidaklah sebesar seperti yang diramalkan oleh teori kuantitas, yaitu kenaikan harga adalah sama tingkat kelajuannya dengan pertambahan penawaran uang. Sedangkan kelemahan teori Keynes adalah: analisisnya tidak memperhatikan efek perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga (lebih jelas lihat Sadono Sukirno, MakroekonomiTeoriPengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 295-310)



PENAWARAN UANG, UANG KARTAL,
UANG GIRAL, M1 DAN M2



Penawaran uang= jumlah uang yang ada dalam ekonomi, yang meliputi uang kartal (uang kertas dan uang logam), dan tabungan giral pada suatu masa tertentu. Definisi ini dinamakan M1. Penawaran uang M2 meliputi: M1 ditambah tabungan dan deposito berjangka di bank perdagangan.



KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF



Kebijakan moneter kuantitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga. Dalam masa deflasi, penawaran uang perlu ditambah. Langkah ini akan menurunkan suku bunga dan penurunan ini selanjutnya akan menggalakkan perkembangan investasi sehingga meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran. Dalam masa inflasi, pengeluaran masyarakat adalah melebihi penawaran barang-barang yang tersedia. Oleh sebab itu, pengeluaran agregat perlu dikurangi melalui pengurangan dalam penawaran uang dan menaikkan suku bunga. Perubahan tersebut akan menurunkan pengeluaran agregat sehingga terdapat keseimbangan antara pengeluaran dalam ekonomi dengan jumlah penawaran barang-barang.



TIGA BENTUK TINDAKAN DALAM KEBIJAKAN
MONETER KUANTITATIF



1.      Melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar uang dan pasar modal. Langkah ini dinamakan operasi pasar terbuka. Bank sentral dapat membuat perubahan-perubahan ke atas jumlah penawaran uang dengan melakukan jual beli surat-surat berharga (seperti obligasi atau surat pinjaman, dsb). Pada waktu ekonomi mengalami resesi, penawaran uang perlu ditambah. Bank sentral menambah penawaran uang dengan melakukan pembelian surat-surat berharga. Penawaran uang akan bertambah karena apabila bank sentral melakukan pembayaran ke atas pembeliannya itu, maka cadangan yang ada pada bank perdagangan menjadi lebih besar. Dan selanjutnya, bank perdagangan dapat menyalurkan kredit ke masyarakat untuk investasi yang lebih banyak. Pada waktu ekonomi mengalami inflasi, kegiatan ekonomi yang berlebih-lebihan harus dikurangkan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangkan penawaran uang. Caranya: bank sentral membeli surat-surat berharga. Dengan begitu, tabungan giral masyarakat dan cadangan bank-bank perdagangan akan berkurang.
2.      Mengubah tingkat suku bunga diskonto dan suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan.
3.      Membuat perubahan "cadangan minimum" yang harus disimpan oleh bank-bank perdagangan.

Catatan: penawaran uang dilakukan dengan cara jual beli surat-surat berharga.


KEBIJAKAN MONETER KUALITATIF


Kebijakan moneter kualitatif salah satu bentuknya adalah pengawasan pinjaman secara terpilih. Misalnya, untuk menggerakkan sektor industri, maka BI dapat membuat pengarahan kepada bank-bank perdagangan untuk memberi kredit investasi ke bidang industri. Di samping itu, BI dapat pula mengarahkan agar lebih banyak kredit ke sektor pertanian, UMKM, dsb, dengan syarat-syarat yang ringan, misalnya suku bunga adalah rendah. Mengendalikan kredit untuk tujuan spekulasi di pasar saham juga termasuk ke dalam kebijakan moneter kualitatif. Karena tujuan untuk spekulasi seperti itu dapat merugikan masyarakat.





MEMAHAMI SURAT UTANG NEGARA
DAN PENCETAKAN UANG


Untuk menutup defisit APBN, salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah adalah mengeluarkan SuratUtang. Surat utang biasanya berjangka (tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, dan bahkan ada yang satu tahun). Surat Utang tersebut diperjualbelikan kepada lembaga-lembaga keuangan, masyarakat, dan juga kepada bank sentral. Bank sentral diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menentukan atau mengubah tingkat bunga Surat Utang tersebut. Cara lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk membiayai defisit adalah dengan mengeluarkan suratpinjaman (obligasi) jangka panjang dengan meminjam langsung pada bank sentral. Apabila pinjaman pada bank sentral itu sangat berlebih -lebihan, bank sentral harus mencetak lebih banyak uang. Langkah demikian dapat menimbulkan inflasi. Untuk menghindari hal itu, beberapa negara membuat undang-undang mengenai besarnya pinjaman yang dapat diambil oleh pemerintah dari bank sentral. Peraturan tersebut bertujuan untuk membatasi hak bank sentral untuk mencetak uang dan meminjamkannya kepada pemerintah.





APA ITU SERTIFIKAT BANK INDONESIA,
DISKONTO, BI RATE, DAN SUKU
BUNGA DEPOSITO?



Dalam menjalankan tugasnya untuk mengawasi kegiatan bank-bank perdagangan, bank sentral (BI) harus memastikan agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan kepada sistem bank.  Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan berusaha agar bank-bank perdagangan selalu sanggup membayar semua cek yang dikeluarkan nasabah-nasabahnya. Untuk mencapai tujuan ini, ada dua langkah yang dapat dilakukan oleh bank sentral: pertama, membuat pengarahan-pengarahan atau peraturan-peraturan tentang corak dan jenis investasi yang dapat dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Kedua, memberi pinjaman kepada bank yang menghadapi masalah dalam cadangannya, yaitu cadangannya kurang dari cadangan minimum yang ditetapkan oleh peraturan.
Dalam membantu bank-bank perdagangan, ada dua bentuk bantuan yang dapat diberikan oleh bank sentral: (1) dengan memberikan pinjaman; (2) dengan membeli surat berharga yang dimiliki oleh bank perdagangan. Dalam pembelian surat-surat berharga, bank sentral hanya nenerima surat-surat berharga yang mudah tunai, seperti SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Apabila bank perdagangan menjual surat-surat berharga seperti itu kepada bank sentral, maka langkah itu dinamakan mendiskontokan surat-surat berharga. Dalam memberikan pinjaman, BI akan menetapkan suku bunga yang harus dibayar oleh bank perdagangan atas pinjaman yang diterimanya. Juga BI akan menetapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau surat-surat berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepada BI. Tingkat yang ditentukan oleh BI tersebut dinamakan suku diskonto atau suku bank (BI rate).
Peranan BI sebagai sumber pinjaman atau tempat menjual surat-surat berharga tersebut dapat digunakan oleh  BI sebagai suatu instrumen dalam mengendalikan jumlah penawaran uang dan tingkat kegiatan ekonomi. Untuk meningkatkan investasi dan memperluas kesempatan kerja, BI harus menurunkan BI rate. Dengan begitu, utang yang harus dibayar bank perdagangan ke BI menjadi lebih murah. Ini akan menggalakkan bank perdagangan mengucurkan lebih banyak kredit ke masyarakat untuk investasi (Sukirno, 2004: 312)
Catatan: BI rate berbeda dengan suku bunga deposito. Secara umum, suku bunga deposito akan lebih rendah dari BI rate. Mengapa? Bank akan mencari sumber dana yang lebih murah. Jika bank kelebihan likuiditas dan tidak dapat menyalurkan dalam bentuk kredit ke masyarakat, maka bank akan membeli SBI (Serifikat Bank Indonesia). Jika suku bunga deposito lebih tinggi dari suku bunga SBI, maka bank rugi.



Pasar uang= pasar modal. Yaitu tempat dilakukannya pembelian dan penjualan surat-surat berharga yang digunakan sebagai instrumen kebijakan moneter kuantitaf bank sentral.




HUBUNGAN KONSUMSI DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI


Pada waktu ekonomi sedang menghadapi banyak pengangguran, pemerintah perlu menggalakkan para konsumen untuk melakukan lebih banyak perbelanjaan. Bank sentral dapat melaksanakan tujuan ini dengan memberi syarat-syarat lebih ringan kepada peminjam (kredit) untuk membeli barang tahan lama atau rumah. Oleh karenanya, kita kenal ada kredit perumahan rakyat.



Istilah-istilah Ekonomi



Sektor Riil= sektor yang meliputi semua kegiatan produksi yang menghasilkan jasa secara riil. Yang dihasilkan dari empat faktor produksi (sumber daya): tenaga kerja, barang modal, tanah, dan kewiraswstaan.
Sektor moneter= sektor yang meliputi peredaran uang atau finansial, serta lembaga bank dan non-bank, dan pasar uang dan finansial. Fungsi sektor moneter adalah untuk menservis sektor riil, ibarat pelumas bagi sebuah mesin.
Fiscal= yang berhubungan dgn keuangan
Fiscal policy= politik keuangan; kebijakan keuangan
Pendapatan perkapita= pendapatan per kepala (kapita=kepala). Cara menghitungnya ialah pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk.
Depresiasi= lemahnya nilai mata uang akibat perubahan permintaan dan penawaran mata uang di pasar valas. Perubahan itu terjadi tanpa dilakukan oleh pemerintah. Keadaan ini berlaku dalam sistem kurs pertukaran berubah bebas.
Devaluasi= pengurangan nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing yang dilakukan oleh pemerintah, dengan tujuan memperbaiki neraca pembayaran. Devaluasi dilakukan dalam sistem kurs pertukaran tetap.
Investasi portfolio= investasi dalam bentuk membeli harta keuangan seperti bond, saham perusahaan, dan obligasi pemerintah.
RekeningKoran= Tabungan Giral (dalam bentuk cek)
Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan.
Investasi portofolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-saham di negara lain.
Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara lain.
Faktor-faktorproduksi= sumber-sumber daya (resources)
NILAI TUKAR=harga jual
Nilai Tukar Mata Uang Asing= harga jual mata uang asing
Obligasi= surat pinjaman
Hargapasar= nilai suatu barang yang ditentukan oleh pembayaran yang dilakukan konsumen atau pengguna lain untuk memperoleh barang tersebut.
Perekonomian dua sektor= rumah tangga dan perusahaan.
Perekonomian tiga sektor = disebut juga perekonomian tertutup, yaitu terdiri dari sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.
Perekonomian empat sektor (perekonomian terbuka)= terdiri dari rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan sektor luar negeri.
Pengeluaran agregat (permintaan efektif) = jumlah seluruh pengeluaran dalam perekonomian (keseluruhan permintaan). Pengeluaran agregat dalam perekonomian dapat dibedakan kepada empat komponen: konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, dan ekspor. (Magnitud atau nilai pengeluaran dari keempat komponen pengeluaran agregat ini akan menentukan kegiatan perekonomian, kesempatan kerja, dan pendapatan nasional).
Pengeluaran agregat (perbelanjaan agregat)= perbelanjaan atau pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang akan dilakukan dalam perekonomian dalam suatu tahun tertentu.
Penawaran agregat= penawaran barang dan jasa atau keinginan para pengusaha untuk menghasilkan barang dan jasa pada berbagai tingkat harga.

Stagflasi: inflasi ketika pengangguran adalah tinggi. Asal katanya: stagnation dan inflation. Stagflation menggambarkan keadaan di mana kegiatan ekonomi sudah semakin menurun, pengangguran semakin tinggi dan pada waktu yang sama proses harga-harga semakin bertambah cepat.

Perdagangan bebas= kegiatan ekspor dan impor/sistem perdagangan luar negeri di mana setiap negara melakukan perdagangan tanpa ada halangan perdagangan, seperti pajak maupun peraturan-peraturan yang dapat melarang ekspor dan impor.

Pertumbuhan ekonomi= tingkat kenaikan PDB atau PNB riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.








0 komentar:

Posting Komentar