Ayat-ayat dan Hadits
Revolusioner[1]
(Dalam Rangka Amar Ma’ruf Nahi Mungkar)
Ayat
1. Al Humazah ayat 104
“Mereka mengumpulkan kekayaan dan menimbunnya. Mereka mengira kekayaannya akan mengekalkannya. Sama sekali tidak! Mereka akan dilemparkan ke dalam Hutamah...”
2. Q.s. 51: 19
“Dalam harta kekayaannya terdapat hak peminta-minta dan orang yang hidup berkekurangan.”
3. At Takatsur ayat 102
“Perlombaan menimbun harta menjadikan kamu lalai, sampai kamu masuk ke liang lahat.”
4. Qs. 2: 219
Al Qur’an mengajarkan bahwa orang yang berlebih atau yang telah mampu mencukupi kebutuhan pokoknya harus memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan. “Mereka menanyakan kepadamu, seberapa banyak harta yang harus diberikan kepada orang lain, jawablah, ‘Kelebihan dari keperluanmu.’”
5. Qs. 9: 34
“Mereka yang menimbun emas dan perak, dan
tiada menafkahkannya di jalan Allah, beritahulah mereka tentang siksaan yang
pedih dan menyakitkan.”
6. Qs. 2: 275, 278, 279
Al
Qur’an sangat mencela riba (praktek eksploitatif dan menguntungkan sistem
kapitalisme. Menurut Asghar Ali Enginer dan juga HOS Tjokroaminoto, nilai lebih
yang diisap oleh majikan yang bersifat eksplotatif juga termasuk riba (merwarde).
7. Qs. 107
Bahkan,
orang-orang yang shalat, namun tidak mau memperhatikan dan menolong kaum
miskin, diancam oleh Allah: “Tahukah kamu
orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang mengusir anak yatim dan tidak
memberi makan fakir miskin.”
8. Qs. Al Hujurat ayat 13
“Orang yang paling mulia diantara kamu ialah
yang paling takwa.”
9. Qs. 4: 75
“Mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah
dan membela orang yang tertindas....”
10. Qs. 8: 39
Muslim
diperintahkan untuk berperang sampai tidak ada lagi penindasan.
11. Qs. 4: 148
Allah
tidak menyukai kata-kata kasar, kecuali oleh orang yang teraniaya.
12. Firman Allah: “Allah tidak
menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang
yang dianiaya.” (Qs. An Nisa’/4:148)
13. Qs. 2: 188
“Dan
janganlah kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan
yang bathil. Dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim supaya
kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan jalan
berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.”
14. Qs. 59: 7
Menurut
Asghar Ali Engineer, komitmen kepada tatanan sosial yang adil, nir eksploitasi,
dan egaliter adalah semangat Islam yang sejati. Al Quran dengan tegas mendukung
tatanan yang egaliter, tidak opresif, dan adil. Al Qur’an sangat menentang zulm
(penindasan; kejahatan), dan konsentrasi kekayaan. Al Qur’an menuntut distribusi
kekayaan dan membagikannya secara adil. “Janganlah
kekayaan itu hanya beredar di antara orang-orang kaya di antara kamu,” kata
Al Qur’an (59: 7). Komitmen Islam yang seperti ini, tentu saja, jarang dan
tidak begitu terlihat. Yang lebih banyak terjadi adalah komitmen keislaman
terhadap status quo.
15. Qs. Ali Imran/3: 104
“Dan hendaklah ada di antara kamu, segolongan
umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.”
16.
Hadits
17. Aku berlindung kepada Allah
dari kemiskinan dan kekufuran (Doa Rasulullah)
18. Ketika Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat tentang apa adil itu,
beliau menjawab, “Adil itu, berikan
kepada seseorang apa yang menjadi haknya, dan cabutlah dari seseorang apa yang
bukan haknya.
19. “Sebuah negara dapat bertahan
hidup walaupun di dalamnya ada kekufuran. Namun, tidak bisa bertahan jika di
dalamnya terdapat zulm (penindasan)”.
(Hadits).[2]
20. “Tidak ada ketaatan kepada
makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.” (HR. Ahmad)
21. “Hanyalah ketaatan itu dalam hal
(perkara) yang ma’ruf.” (HR. Bukhari, no. 7145 dan Muslim no. 4742)
Lain-lain
22. Zalim itu artinya menyakiti orang lain, sedangkan orang yang menyakiti
tidak merasa.
23. Orang miskin dan budak memiliki hak atas harta orang kaya.
24. Dalam pidatonya pertamanya setelah terpilih menjadi kalifah, Abu Bakar
menegaskan, “Sekarang saya telah
ditetapkan menjadi wali bagi kamu sekalian, meskipun saya tidak lebih baik dari
kalian. Jika saya benar, dukunglah saya. Namun, jika saya salah, luruskan saya.
Kebenaran adalah amanah, dan kebohongan adalah khiyanah. Siapa di antara kalian
yang lemah, di mata saya adalah kuat karena saya akan memenuhi hak-hak kalian
sehingga hidup sejahtera. Dan, siapa di antara kalian yang kuat, di mata saya
adalah lemah. Karena, saya akan mengambil (yang kalian klaim) hak-hak kalian.”
25. Demi menegakkan kebenaran, teologi Islam harus berjuang atau berjihad
melawan segala hal yang menyebabkan kemiskinan (Asghar Ali Enginer).
26. “Arogansi kekuasaan, ketidakadilan, penindasan terhadap kaum yang
lemah, pengekangan terhadap aspirasi masyarakat banyak, diskriminasi kulit,
bangsa atau jenis kelamin, penumpukan kekayaan dan pemusatan kekuasaan, semua
ini akan mengarah pada struktur sosial ekonomi yang menindas, dan oleh
karenanya perlu dilawan dengan iman. Tanpa jihad untuk membebaskan semua itu,
maka iman seseorang belumlah sempurna.” (Asghar Ali Enginer).
27. “Revolusi tidak akan terjadi jika tidak ada penindasan dan jika
kebebasan manusia tidak dikekang.”(Asghar Ali Enginer).
28. “Hukum seringkali menguntungkan orang yang kaya dan kuat.” (Socrates)
29. “Allah lebih menghargai negara yang adil meskipun kafir, ketimbang
negara yang tidak adil meskipun Muslim.” (Ibn Taymiyyah)
30. “Barangsiapa melihat kemungkaran,
maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, ubahlah dengan lisan. Jika
tidak mampu, bencilah di dalam hati. Namun, hal tersebut adalah
selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar