alt/text gambar

Jumat, 09 Oktober 2015

Topik Pilihan:

Ayat-ayat dan Hadits Revolusioner

Ayat-ayat dan Hadits Revolusioner[1]
(Dalam Rangka Amar Ma’ruf Nahi Mungkar)


Ayat 

1. Al Humazah ayat 104

“Mereka mengumpulkan kekayaan dan menimbunnya. Mereka mengira kekayaannya akan mengekalkannya. Sama sekali tidak! Mereka akan dilemparkan ke dalam Hutamah...”

2. Q.s. 51: 19

“Dalam harta kekayaannya terdapat hak peminta-minta dan orang yang hidup berkekurangan.”

3. At Takatsur ayat 102

“Perlombaan menimbun harta menjadikan kamu lalai, sampai kamu masuk ke liang lahat.”

4. Qs. 2: 219

Al Qur’an mengajarkan bahwa orang yang berlebih atau yang telah mampu mencukupi kebutuhan pokoknya harus memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan. “Mereka menanyakan kepadamu, seberapa banyak harta yang harus diberikan kepada orang lain, jawablah, ‘Kelebihan dari keperluanmu.’”

5. Qs. 9: 34
Mereka yang menimbun emas dan perak, dan tiada menafkahkannya di jalan Allah, beritahulah mereka tentang siksaan yang pedih dan menyakitkan.”

6.       Qs. 2: 275, 278, 279

Al Qur’an sangat mencela riba (praktek eksploitatif dan menguntungkan sistem kapitalisme. Menurut Asghar Ali Enginer dan juga HOS Tjokroaminoto, nilai lebih yang diisap oleh majikan yang bersifat eksplotatif juga termasuk riba (merwarde).

7.       Qs. 107

Bahkan, orang-orang yang shalat, namun tidak mau memperhatikan dan menolong kaum miskin, diancam oleh Allah: “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang mengusir anak yatim dan tidak memberi makan fakir miskin.”

8.       Qs. Al Hujurat ayat 13
Orang yang paling mulia diantara kamu ialah yang paling takwa.”

9.       Qs. 4: 75
Mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah dan membela orang yang tertindas....”

10.   Qs. 8: 39
Muslim diperintahkan untuk berperang sampai tidak ada lagi penindasan.

11.   Qs. 4: 148
Allah tidak menyukai kata-kata kasar, kecuali oleh orang yang teraniaya.

12.   Firman Allah: “Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya.” (Qs. An Nisa’/4:148)

13.   Qs. 2: 188
“Dan janganlah kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil. Dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.”

14.   Qs. 59: 7
Menurut Asghar Ali Engineer, komitmen kepada tatanan sosial yang adil, nir eksploitasi, dan egaliter adalah semangat Islam yang sejati. Al Quran dengan tegas mendukung tatanan yang egaliter, tidak opresif, dan adil. Al Qur’an sangat menentang zulm (penindasan; kejahatan), dan konsentrasi kekayaan. Al Qur’an menuntut distribusi kekayaan dan membagikannya secara adil. “Janganlah kekayaan itu hanya beredar di antara orang-orang kaya di antara kamu,” kata Al Qur’an (59: 7). Komitmen Islam yang seperti ini, tentu saja, jarang dan tidak begitu terlihat. Yang lebih banyak terjadi adalah komitmen keislaman terhadap status quo.

15.   Qs. Ali Imran/3: 104
Dan hendaklah ada di antara kamu, segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.
16.    

Hadits

17.   Aku berlindung kepada Allah dari kemiskinan dan kekufuran (Doa Rasulullah)

18.   Ketika Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat tentang apa adil itu, beliau menjawab, “Adil itu, berikan kepada seseorang apa yang menjadi haknya, dan cabutlah dari seseorang apa yang bukan haknya.

19.   Sebuah negara dapat bertahan hidup walaupun di dalamnya ada kekufuran. Namun, tidak bisa bertahan jika di dalamnya terdapat zulm (penindasan)”. (Hadits).[2]

20.   Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.” (HR. Ahmad)

21.   Hanyalah ketaatan itu dalam hal (perkara) yang ma’ruf.” (HR. Bukhari, no. 7145 dan Muslim no. 4742)

Lain-lain

22.   Zalim itu artinya menyakiti orang lain, sedangkan orang yang menyakiti tidak merasa.

23.   Orang miskin dan budak memiliki hak atas harta orang kaya.

24.   Dalam pidatonya pertamanya setelah terpilih menjadi kalifah, Abu Bakar menegaskan, “Sekarang saya telah ditetapkan menjadi wali bagi kamu sekalian, meskipun saya tidak lebih baik dari kalian. Jika saya benar, dukunglah saya. Namun, jika saya salah, luruskan saya. Kebenaran adalah amanah, dan kebohongan adalah khiyanah. Siapa di antara kalian yang lemah, di mata saya adalah kuat karena saya akan memenuhi hak-hak kalian sehingga hidup sejahtera. Dan, siapa di antara kalian yang kuat, di mata saya adalah lemah. Karena, saya akan mengambil (yang kalian klaim) hak-hak kalian.”

25.   Demi menegakkan kebenaran, teologi Islam harus berjuang atau berjihad melawan segala hal yang menyebabkan kemiskinan (Asghar Ali Enginer).

26.   “Arogansi kekuasaan, ketidakadilan, penindasan terhadap kaum yang lemah, pengekangan terhadap aspirasi masyarakat banyak, diskriminasi kulit, bangsa atau jenis kelamin, penumpukan kekayaan dan pemusatan kekuasaan, semua ini akan mengarah pada struktur sosial ekonomi yang menindas, dan oleh karenanya perlu dilawan dengan iman. Tanpa jihad untuk membebaskan semua itu, maka iman seseorang belumlah sempurna.” (Asghar Ali Enginer).

27.   “Revolusi tidak akan terjadi jika tidak ada penindasan dan jika kebebasan manusia tidak dikekang.”(Asghar Ali Enginer).

28.   “Hukum seringkali menguntungkan orang yang kaya dan kuat.” (Socrates)

29.   “Allah lebih menghargai negara yang adil meskipun kafir, ketimbang negara yang tidak adil meskipun Muslim.” (Ibn Taymiyyah)

30.   Barangsiapa melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, ubahlah dengan lisan. Jika tidak mampu, bencilah di dalam hati. Namun, hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)



[1] Asghar Ali Enginer, Islam dan Teologi Pembebasan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999
[2]Ibid., h. 7.



0 komentar:

Posting Komentar