Berita langsung (straight news) ditulis dengan teknik "melaporkan". Menggunakan pola piramida terbalik dengan rumus 5W+1H. Pesan disusun mulai dari informasi yang paling penting sampai dengan informasi yang kurang dan tidak penting. Informasi terpenting dinyatakan di bagian atas yang dinamakan "lead" (teras berita).
Yang kurang penting ditempatkan di bagian bawah yang dinamakan "leg" (kaki). Tujuannya, secara teknis, jika berita dianggap terlalu panjang, informasi bagian bawah bisa dipotong tanpa mengganggu keseluruhan isi berita.
Apa beda straight news (berita langsung) dengan feature? Bedanya: jika berita langsung menggunakan teknik "melaporkan" (to report), feature menggunakan teknik "mengisahkan" (to story).
Feature tak dapat ditulis dengan pola piramida terbalik. Alasannya jelas dan tegas: bagian bawah feature tak bisa dikatakan tak penting dan dapat semaunya dibuang kapan saja. Bagian bawah feature justru sebaliknya: bagian penutup sama penting dengan bagian lead. Jadi bagian penutup tak bisa dipotong begitu saja.
Tapi, meskipun feature tak menggunakan pola piramida terbalik, ia tetap harus menggunakan rumus 5W+1H. Jika salah satu unsur rumus 5W+1H tidak dilengkapi dalam feature, maka feature tersebut dinamakan cacat teknis. Dalam perspektif jurnalistik, setiap karya yang cacat teknis tak boleh dinaikkan untuk dimuat, ditayangkan, atau disiarkan. Jadi, unsur 5W+1H sifatnya mutlak, baik dalam berita langsung maupun menulis feature. Tak bisa ditawar-tawar.
Dalam penulisan berita, kita mengenal apa yang disebut "lead" atau "teras berita". Secara sederhana, lead adalah paragraf pertama yang memuat fakta atau ringkasan informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita. Dalam penulisan feature, paragraf pertamanya lazim disebut "intro".
(AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014, h. 190-192, 196).
0 komentar:
Posting Komentar