Ranciere membedakan "politik" dan "polis". Politik adalah perjuangan untuk keadilan, kesetaraan. Sedangkan polis adalah "tatanan" birokratis-oligarkis. Tatanan pemerintahan ini, menurut Ranciere, adalah polis, bukan politik.
Kapan politik terjadi? Jawabannya: jarang terjadi. Kalau pun terjadi, segera setelah subjek politis menjadi bagian tatanan, pada saat itu juga ia menghilang ke dalam tatanan (polis).
Pemikiran Ranciere dalam konteks ini mengingatkan pada kata-kata Hannah Arendt: seorang revolusioner paling radikal sekali pun, akan berubah menjadi konservatif, satu hari setelah revolusi usai.
Salah satu contoh "politik" dalam sejarah bangsa kita adalah Revolusi merebut kemerdekaan 1945.
Padanannya tampak dalam proses subjektivikasi demos (mereka yang luput terhitung). Begitu politik demokrasi terjadi, begitu le part-sans-part menampilkan diri, pada saat itulah subjek muncul. Namun begitu bagian yang tak terhitung diterima masuk dalam tatanan (la police), pada saat itulah subjek hilang lagi. Yang ada kemudian adalah tatanan. Dan tatanan ini akan selalu luput menata semuanya, sehingga pasti akan ada lagi gangguan. Kesetaraan menjadi “gangguan dari dalam” demokrasi itu sendiri. Karena itulah, demokrasi bagi Ranciere, adalah dissensus, bukan konsensus. (Referensi: A. Setyo Wibowo, "Menjaga Gairah Emansipasi: GM Membaca Politik dan Seni Jacques Ranciere", dalam Ayu Utami [ed], Membaca Goenawan Mohamad, Jakarta: Penerbit KPG, 2022 h. 427).
***
Setyo Wibowo menulis:
De facto, kita hidup dalam tatanan oligarkis. Di mana-mana, termasuk di Prancis, demokrasi adalah tatanan oligarkis. Itu tidak bisa diapa-apakan. Demokrasi, dalam bahasa GM, terkutuk dalam kurva lonceng. Tetapi kita tidak perlu khawatir. Tatanan oligarkis—yang adalah situasi sehari-hari kita dalam rezim demokrasi—selalu tidak pernah sempurna dalam menata. Selalu ada yang luput ditata. Maka, sebagai demokrat sejati, kita wait and see saja. Bila ada yang luput dari perhitungan, memunculkan diri, di situ kita bisa ikut bergabung dan mendukungnya. Pada saat-saat yang jarang, politik demokratis akan terjadi. Namun tak perlu berilusi, sekali politik itu terjadi, tatanan akan muncul lagi (A. Setyo Wibowo, "Menjaga Gairah Emansipasi: GM Membaca Politik dan Seni Jacques Ranciere", dalam Ayu Utami [ed], Membaca Goenawan Mohamad, Jakarta: Penerbit KPG, 2022 h. 429).
0 komentar:
Posting Komentar