alt/text gambar

Kamis, 01 Mei 2025

Topik Pilihan:

Georg Wilhelm Friedrich Hegel: Setiap Ide Memiliki Kontradiksi yang Harus Diatasi

 

Friedrich Hegel

Oleh: Suhandoko

Filsuf Jerman terkenal, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, menyampaikan sebuah gagasan revolusioner dalam sejarah filsafat dunia: “Setiap ide memiliki kontradiksi yang harus diatasi.” Pandangan ini tidak hanya mencerminkan cara berpikir dialektis yang khas dari Hegel, tetapi juga membuka cakrawala baru dalam memahami perkembangan pemikiran, sejarah, dan masyarakat.

Konsep kontradiksi dalam ide menjadi dasar utama dari metode dialektika Hegel. Dalam pandangannya, setiap tesis (gagasan awal) akan melahirkan antitesis (gagasan yang berlawanan), dan ketegangan antara keduanya mendorong terbentuknya sintesis (pemahaman baru). Proses ini tidak berhenti pada satu siklus, melainkan berlangsung terus-menerus, menciptakan evolusi pemikiran dan realitas historis secara dinamis.

Menurut Hegel, dunia tidak berkembang secara linier, melainkan melalui konflik dan negasi yang produktif. Inilah mengapa kontradiksi tidak dipandang sebagai kegagalan logika, melainkan sebagai elemen vital dalam membentuk kesadaran dan kebebasan manusia.

Dalam bukunya yang monumental, Phenomenology of Spirit (1807), Hegel menggambarkan perjalanan kesadaran manusia melalui berbagai tahap, mulai dari kesadaran paling sederhana hingga mencapai absolute knowing (pengetahuan mutlak). Setiap tahap kesadaran membawa serta kontradiksi internal yang mendorongnya menuju tahap yang lebih tinggi. Dengan kata lain, konflik dalam pikiran dan kenyataan adalah niscaya untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam.

Pemikiran ini turut memengaruhi berbagai bidang, mulai dari filsafat politik, sejarah, teologi, hingga sains sosial modern. Karl Marx, misalnya, mengambil inspirasi dari metode dialektika Hegel, meski dengan pendekatan materialis, dan membalikkan dialektika idealis Hegel untuk membaca dinamika masyarakat kapitalis. Bagi Marx, perjuangan kelas adalah bentuk nyata dari kontradiksi dalam struktur ekonomi yang perlu diatasi untuk menuju masyarakat tanpa kelas.

Hegel juga percaya bahwa kebebasan bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dicapai melalui perjuangan historis yang dialektis. Kontradiksi antara keinginan individu dan norma sosial adalah bagian dari dinamika menuju negara etis, di mana kebebasan individu dan kolektif menemukan harmoni. Gagasan ini juga tercermin dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovasi sering kali lahir dari krisis atau keterbatasan paradigma lama. Ketika teori lama tidak mampu menjelaskan fenomena baru, muncullah kontradiksi yang menuntut pemikiran ulang, menghasilkan teori baru yang lebih komprehensif. Inilah dialektika yang terus mendorong kemajuan.

Dalam konteks sosial dan budaya kontemporer, pemikiran Hegel mengajarkan pentingnya membuka ruang dialog dan menerima perbedaan sebagai bagian dari proses kemajuan. Setiap konflik bukan untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditransformasikan menjadi jalan menuju sintesis baru yang lebih matang.

Di tengah dunia yang penuh polarisasi dan disinformasi, ajaran Hegel relevan untuk mengingatkan kita bahwa kebenaran tidak hadir secara instan, tetapi melalui proses reflektif yang kompleks dan penuh ketegangan. Justru dalam keberanian untuk menghadapi kontradiksi, manusia menemukan arah baru menuju pemahaman dan kebijaksanaan.

Sebagai bagian dari warisan intelektual Eropa, pemikiran Hegel tidak hanya hidup dalam ruang akademik, tetapi juga menjadi fondasi dalam membentuk cara berpikir kritis dan konstruktif di berbagai belahan dunia. Ia mengajarkan bahwa di balik setiap konflik, terdapat peluang untuk menciptakan sesuatu yang lebih tinggi dan lebih utuh.


Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Kamis, 1 Mei 2025 - 00:45 WIB Judul Artikel: Georg Wilhelm Friedrich Hegel: Setiap Ide Memiliki Kontradiksi yang Harus Diatasi

Link Artikel:  https://wisata.viva.co.id/pendidikan/18111-georg-wilhelm-friedrich-hegel-setiap-ide-memiliki-kontradiksi-yang-harus-diatasi?page=2Oleh 

0 komentar:

Posting Komentar