alt/text gambar

Jumat, 09 Oktober 2015

Topik Pilihan: ,

Kata Bijak (bagian 3)



"Wa kafa bil mauti wa'izho; cukuplah kematian itu sebagai pelajaran tertinggi bagimu." (Hadits)

"Kerendahan seseorang diketahui melalui dua hal: banyak berbicara tentang hal-hal yang tidak berguna, dan bercerita padahal tidak ditanya. " (Plato)

"Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Mahaesa." ( Soekarno, 1967)

"Masyarakat kamu sudah mengeluarkan orang yang lebih dari seorang Darwin, Newton, Marx, dan Lenin, barulah kamu boleh berbangga." (Tan Malaka)

"Minal 'AidinwalFaizin merupakan kependekan dari ucapan harapan dan doa yang lebih lengkap: Ja 'alanallahuminal 'aidinwalfa'izinwalmaqbulin, (semoga Allah menjadikan kita semua tergolong mereka yg kembali [ke fitrah kesucian] dan beruntung, serta diterima [segala amal perbuatan kita])."---Nurcholish Madjid, DialogRamadhanBersamaCakNur, Jakarta: Paramadina, 2000, h. 30.


PERJANJIANPRIMORDIAL
DANPUASA

"Menurut Cak Nur, pada dasarnya, manusia itu diciptakan Allah dalam keadaan suci, cenderung kepada kebenaran atau hanif karena adanya perjanjian primordial. Tapi, manusia juga adalah makhluk yang bersifat lemah, yang mudah tergoda dengan dosa-dosa. Dosa itu selalu dirumuskan sebagai godaan. Manusia juga senang dengan hal-hal yang bersifat segera atau dalam Al Quran disebut sebagai makhluk yang tergesa-gesa. Melakukan dosa membuat hati manusia menjadi gelap. Dalam al Quran, dosa itu disebut zhulm, yang berarti kegelapan. Orang yang melakukan dosa disebut zhalim: melakukan kegelapan. Maksudnya: menggelapi hati yang dalam bahasa Arab, terutama dalam literatur kesufian, disebut nurani (bersifat cahaya). Hati adalah modal primordial manusia untuk mengetahui benar dan salah. Maka ada hadits: "Tanyalah  kepada hati kecilmu." Dalam surat Ar Ruum/30:30, menerima agama itu dikaitkan dengan menerima agama yang  hanif, menuruti kecenderungan alami kita sendiri untuk mencari kebenaran dan kebaikan sesuai dengan fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak ada perubahan ciptaan Allah itu. Artinya, fitrah itu abadi. Jadi, agama yang benar dan lurus adalah agama kemanusiaan primordial, ajaran ketundukan kemanusiaan universal, yakni kesucian asal kita. Namun, tidak banyak orang yang mengetahui. Jadi, sesuatu yang abadi dalam diri kita adalah kecenderungan akan hal-hal yang baik, dan kecenderungan untuk kembali kepada Allah. Itu sudah given, sudah fitrah kita. Akan tetapi, karena manusia juga bersifat "lembek", maka kita melakukan dosa yang menimbulkan efek membuat hati menjadi gelap. Ada stadium ketika kita mengalami "kebangkrutan spiritual", yaitu, seperti disebutkan dalam Al Quran, sebagai orang yang dihiaskan kepadanya kejahatannya sendiri, sehingga dosa sudah dipandangnya baik. Nah, untuk membimbing manusia agar tetap berada dalam fitrahnya, kesuciannya, maka Allah memberikan wahyu sebagaimana yang kita baca dalam Kitab-kitab Suci. Dalam Kitab Suci, terdapat berbagai aturan, termasuk juga di antaranya adalah perintah berpuasa. Puasa, salah satunya, adalah bertujuan agar manusia kembali kepada fitrahnya atau kepada perjanjian primordialnya. (Lihat Ahmad Gaus AF [ed.], DialogRamadlanBersamaCakNur, Jakarta: Paramadina, 2000).

TAUHID

Menurut Cak Nur, untuk dapat memulai hidup yang benar, manusia pertama-tama dituntut untuk membebaskan diri dari kepercayaan-kepercayaan palsu. Ini dinyatakan dalam penggal pertama kalimat persaksian (syahadat): "Tidak ada satu jenis tuhan apa pun". Setelah berhasil membebaskan diri dari kepercayaan palsu jenis apa pun itu, maka diteruskan dengan penegasan: "kecuali Allah", yakni Tuhan yang sebenarnya, Al-Ilah. Karena itu, kalimat syahadat pertama yang juga disebut kalimat tauhid itu, menurut Ibn Taymiyah, maknanya yang paling pokok ialah membebaskan diri dari segala kepercayaan selain kepada Allah, yaitu kepercayaan kepada tuhan-tuhan palsu baik berupa hawa nafsu ataupun ketaatan (penyembahan) kepada sesama makhluk ataupun lainnya. Karena adanya perjanjian primordial, manusia selalu rindu dengan Tuhan. Buktinya, banyak sasaran yang dijadikan objek penyembahan. Dan problem manusia yang paling banyak itu bukanlah ateisme (anti Tuhan), tetapi politeisme (mengakui  banyak Tuhan; syirik; paham banyak Tuhan). Oleh karena itu, dalam al Quran, yang paling banyak dibicarakan adalah fenomena syirik atau menserikatkan Tuhan, bukan ateisme. Hanya satu ayat dalam al Quran yang menyinggung soal ateisme, yaitu Qs. 45: 24. Yang banyak itu ialah persoalan syirik, atau paham banyak Tuhan, atau menserikatkan Tuhan dengan sesuatu.(Lihat Ahmad Gaus AF [ed.], DialogRamadlanBersamaCakNur, Jakarta: Paramadina, 2000, h. 133).

MUHAMMADIYAHITUNU,
NUITUMUHAMMADIYAH

"Partai politik itu yang bikin siapa? Manusia. Muhammadiyah itu yang bikin siapa? Manusia. NU itu yang bikin siapa? Manusia. Islam itu yang bikin siapa? Allah. Al Quran yang bikin siapa? Allah. Makanya ojo dumeh (jangan mentang-mentang). Kita sebagai manusia jangan merasa yang paling benar. Muhammadiyah dan NU itu sebenarnya tidak ada bedanya, karena Muhammadiyah itu artinya berkarakter  Muhammad, sementara NU bermakna kebangkitan ulama. Jadi, kalau sudah ikut Muhammadiyah, otomatis jadi NU, jadi ulama. Sebaliknya, kalau ikut NU, puncaknya ya jadi Muhammadiyah, berkarakter Muhammad. Jadi, ayo bareng-bareng bangun Indonesia." (EmhaAinunNajib)

"Rumahku berkata kepadaku, "Jangan kau pergi meninggalkan diriku, sebab di sini tinggal masa lalumu." Dan jalan berkata kepadaku, "Mari ikuti aku, sebab aku adalah masa depanmu." Berkata aku, "Aku tak punya masa lalu, pun masa depan. Jika aku tetap tinggal di sini, akan ada yang pergi. Dan kalau aku pergi, akan ada yang tetap tinggal. Hanya cinta dan kematian mengubah segalanya." (KahlilGibran)

"Orang cerdas akan tahu bahwa proses belajar adalah perjalanan yang tak akan berakhir yang harus dinikmati sepanjang hidup." (Anonim)

"Orang yang cerdas tidak terpuruk di saat gagal, namun mampu melihat sisi positif dari kegagalan yang ia rasakan." (Anonim)

"Bacalah karya-karya sastra, yang ditulis para pujangga. Dengannya, kamu akan lebih tahu apa arti menjadi seorang manusia. Dengannya pula, hatimu akan menjadi lebih lembut. Namun, jika boleh aku menyarankan, bacalah sastra yang mampu menerbitkan mentari keberanian di dadamu. Karena hati yang lembut, tanpa ada keberanian, hanya milik orang lain yang lemah." (Anonim)

"Sastra bukanlah segala-galanya dalam kehidupan manusia. Namun, apakah bisa kau bayangkan apabila kehidupan manusia tiada mempunyai cerita untuk dibaca? Betapa hanya kesepian, kesunyian, dan keterasingan yang akan menimpanya. Karena bagaimanapun juga, manusia adalah makhluk yang menyukai cerita. Ia akan membangun hidupnya bersandarkan pada cerita yang diyakininya sebagai sebuah kebenaran." (Anonim)

"Setiap orang terlahir seorang diri di muka bumi, dan kelak juga akan mati seorang diri. Maka jangan pernah takut atau ragu, untuk menjadi dirimu sendiri. Dalam segala hal, milikilah pendapat, dan jangan takut untuk mengungkapkannya."

"Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya." (HR. Muslim, no. 2588)

"Ma, Mama. Apa kita kalah, Ma?"
"Setiap yang kalah, tak selalu ia telah salah, Nak. Memang sering dikatakan, kebenaran akan menang. Tapi itu kapan? Di mana, Nak? Dalam khotbah-khotbah memang selalu dikatakan begitu. Kebenaran akan menang. Jika kamu berpikir demikian, artinya kamu tengah berkhotbah. Bukan sedang menulis. Jika menulis, tulislah yang nyata terlihat ada saja. Tak usah yang hanya ada dalam anganmu."
"Kebenaran. Hanya dan jika ia didukung orang yang kuat dan berani sajalah, ia akan menang. Kebenaran yang dibela kaum lemah, dan penakut, akan selalu tetap kalah. Sedang keburukan jika dibela orang kuat, orang banyak, dan rapi terorganisasi, akan bisa menang. Begitulah hukum kehidupan berjalan."

Verbodenvoorhondeneninlanders; anjing dan Pribumi dilarang masuk (sebuah tulisan yg sangat rasialis yg terpampang di papan pengumuman di Hotel Kalitaman di zaman kolonial Belanda. Hotel ini didirikan atas prakarsa Pierre de la Brethoniere Hamar yg dijuluki "Raja Kopi Salatiga", sebagai persiapan menyambut kedatangan Pangeran Henry William Frederick [putra Raja William II] ke Salatiga pada 1837).

"Keberanian itu sama seperti otot manusia. Kalau tidak latih, dia akan menjadi lemah. Dalam hidup ini, kita banyak menghadapi tantangan. Latihan pertama adalah jangan lari. Hadapi semuanya. Itu cara untuk melatih keberanian." (Pramoedya)

"Pelajaran toleransi harus dibarengi dengan pelajaran politik dan kekuasaan. Karena, tanpa berkuasa, sebuah kaum hanya akan menjadi minoritas, menjadi kelompok yang lemah, akan menjadi manusia kelas dua, dan mereka akan ditindas. Jangankan untuk bertoleransi, untuk mempertahankan hak-haknya saja, berat. Setelah punya power, orang baru bisa mempraktikkan toleransi. Karena si lemah yang tidak toleran akan diberangus oleh penguasa yang sudah lelah menanggung rasa.

"Tidaklah  dua orang muslim bertemu lalu berjabat tangan, melainkan keduanya sudah diampuni sebelum berpisah." (HR. Abu Dawud)

"Tak perlu takut pada mereka yang memiliki perpustakaan dan membaca banyak buku. Justru yang mesti ditakuti adalah mereka yang hanya punya satu buku dan menganggap buku tersebut 'bebas kritik', namun buku tersebut tak pernah dibaca." (Nietzsche)

"Dari atas ke bawah yang ada adalah larangan, penindasan, perintah, hinaan. Dari bawah ke atas yang ada adalah penjilat, kepatuhan, dan perhambaan." (Pramoedya Ananta Toer dalam Rumah Kaca)

"PNS harus tinggalkan mental priyayi atau mental penguasa. PNS harus menunjukkan mental melayani." (Jokowi)

"Kemampuan terpenting dalam kehidupan adalah meningkatkan kemampuan menghasilkan uang, dan membaca buku adalah proses penting yang termudah dan paling  fleksibel dalam mengembangkan diri Anda." (Anonim)

"Ketika kita berhenti belajar, di situ kita menua. Sepanjang kita terus belajar, kita akan selalu muda." (Anonim)

"Nenek ingin aku memperoleh pendidikan, karenanya ia melarangku sekolah." (Margaret Mead)

"... apa guna kita memiliki sekian ratus ribu alumni sekolah yang cerdas, tetapi massa rakyat dibiarkan bodoh? Segeralah kaum sekolah itu pasti akan menjadi penjajah rakyat dengan modal kepintaran mereka." (Y.B. Mangunwijaya)

Dalam kehidupan, manusia dianjurkan untuk melakukan tiga hal: bersyukur ketika mendapat nikmat, bersabar ketika mendapat cobaan, dan istigfar ketika terjerumus melakukan dosa. (Sebuah ceramah di RojaTV)

"Kaum buruh menjadi kekuatan pokok revolusi oleh karena mereka, berhubung dengan kedudukan sosialnya, adalah yang paling konsekuen berjuang untuk sosialisme, yaitu masyarakat yang bersih dari penghisapan atas manusia oleh manusia." (D.N. Aidit, Ketua cc PKI 1965). Baca di internet: D.N. Aidit: PKI dan AD (1963)

"Jabatan presiden itu terlalu kecil untuk seorang Gus Dur. Atau Gus Dur itu terlalu besar untuk menjadi seorang presiden." (Fachry Ali dalam Mata Najwa di MetroTV)

Sosialisme (paham persahabatan) lawannya: individualisme (mementingkan diri sendiri). (HOS Tjokroaminoto)

Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa Rasulullah mengatakan, "Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya." Sahabat bertanya, "Engkau pun tidak?" Beliau menjawab, "Saya pun tidak, kecuali berkat rahmat Allah kepadaku."!

"Marx sendiri memang tidak pernah memahami pemikirannya sebagai usaha teoritis-intelektual semata-mata, melainkan sebagai usaha nyata dan praktis untuk menciptakan kondisi-kondisi kehidupan yang lebih baik." (Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999, h. 4)

Dalam Manifesto Kaum Plebeyi, Francois-Noel Babeuf (1760-1797), menulis:
"Semoga rakyat menyatakan bahwa rakyat menuntut agar segala apa yang telah dicuri dikembalikan, segala apa yang secara memalukan dirampas oleh kaum kaya dari kaum miskin! ...Kami akan membuktikan bahwa tanah dan bumi bukan milik pribadi, melainkan milik semua. Kami akan membuktikan bahwa apa yang diambil darinya oleh seseorang melebihi kebutuhan makannya, merupakan pencurian terhadap masyarakat." (Ibid., h. 20)

"Inti pandangan materialis sejarah adalah bahwa perkembangan masyarakat ditentukan oleh perkembangan dalam bidang ekonomi." (Ibid., h. 53). Ctt: menurut tesisnya, Marx menteorikan bahwa kapitalis sebenarnya menuju kehancurannya sendiri: karena dengan mengakumulasi kekayaan yang berlebihan, akan semakin mempertajam pertentangan kelas (kaya-miskin), dan inilah yang akan menjadi pemicu pemberontakan (revolusi) kaum miskin (buruh; proletar) terhadap kaum kaya (borjouis; kapitalis). Dengan begitu, muncullah masyarakat sosialis.

"Hegel menunjukkan (dengan melaksanakannya dalam Phenomenologi of Mind, secara logis dalam The Science of Logic), bahwa pengetahuan dan pengertian kita secara hakiki bersifat dialektis dan bertambah secara dialektis. Hanya melalui negasi kita dapat maju secara positif. Tetapi, realitas pun maju secara dialektis, melalui konflik dan penyangkalan yang selalu menghasilkan bentuk yang lebih tinggi, yang kemudian di sangkal dan menghasilkan bentuk lebih tinggi lagi. Kesadaran akan dialektika total (yang menyatu di puncak filsafat) itulah pengetahuan absolut." (Ibid., h. 62)

"Harta memang penting. Tetapi, kita harus menyadari bahwa harta itu hanyalah merupakan kelengkapan (alat) hidup, bukan merupakan tujuan hidup. Tujuan hidup yang utama adalah menggapai ridho Allah. (Baca Q.s. Ali Imran: 14)

Asal kata "kafir" adalah "kufr". Muhammad Asad menafsirkan kufr lebih dekat pada makna asalnya dalam bahasa Arab, yaitu "kafara", yang berarti: "menyembunyikan". Orang yang menyembunyikan kebenaran adalah kafir, siapa pun orangnya (lihat AsgharAliEngineer, IslamdanTeologiPembebasan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, h. 179).

"Deposuit potentes de sede et exaltavat humiles; Dia rendahkan mereka yang berkuasa dan naikkan mereka yang terhina." (Rumah Kaca, h. 646)

Karakter manusia Indonesia menurut Mochtar Lubis (sastrawan besar): munafik, tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya, berjiwa feodal, percaya takhayul/mistik, artistik/berjiwa seni, dan berwatak yang lemah.

4 hal yang ditentukan Allah bagi manusia yang sedang dalam kandungan: Rezeki, umur, pekerjaan (perbuatan/amal, baik dan buruk), celaka dan bahagia.

O, ibu... Seperti pernah ditanyakan dalam film Hellboy, "What makes a man to be a man?" Apa yang membuat laki-laki menjadi seorang laki-laki? Apakah pekerjaannya sekarang ini, atau semangatnya untuk berjuang yang tak pernah henti?

Musuh sejati manusia adalah iblis, yang bersemayam dalam diri manusia, yang bernama: egosentrisme. Ia bisa dihancurkan dg puasa dan shalat yang selalu niatnya berserah diri (muslim) kepada Allah.

"Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional." (BertoltBrecht, penyairJerman)

ASALKATA"ADAT"

"Kata-kata 'id adalah dari akar yang sama dengan kata-kata 'awdah atau 'awdat-un, 'adah, atau 'adat-un dan isti'adat-un. Semua kata-kata itu mengandung makna asal "kembali" atau "terulang" (perkataan Indonesia "adat-istiadat" adalah pinjaman dari bahasa Arab 'adat-unwaisti'adat-un yang berarti sesuatu yang selalu akan terulang dan diharapkan akan terus terulang, yakni, sebagai "adat kebiasaan" (NurcholishMadjid)

"Tak semua yang kita suka akan tergapai. Tak semua yang kita ingin akan tergenapi. Dan sebaliknya, yang kita ingin hindarkan justru tak terelakkan. Yang kita benci justru menjadi bagian hari-hari. Namun, justru pada yang demikianlah kita bisa bertumbuh secara ruhani dan potensi kejiwaan. Jika semua ada begitu saja, mudah diraih, gampang disandang, mungkin rasa makna akan berkurang. Pada mereka yang disulitkan jalannya, kehidupan akan memberikan kelimpahan makna. Dan pada mereka yang sarat kemudahan, jika tidak pandai memicing mata untuk bersyukur, bisa saja kehampaan menimpa dan menyapa jiwanya."

"Penjara yang paling nyaman adalah tempurung kepicikan pikiran sendiri. Karena nyamannya, orang baru tersadar ketika sudah berada di dalam neraka Wil." (HidayatNataatmaja)

"Kebahagiaan tidak tinggal dalam harta benda, dan bukan emas, kebahagiaan berdiam di dalam jiwa." (Democritus)

"Sebuah ruangan tanpa buku adalah seperti tubuh tanpa jiwa." (Cicero)

"Tidak benar bahwa keadilan sosial hanya dapat tercapai melalui revolusi struktur-struktur sosial yang ada (dengan cara kekerasan, NE). Yang benar ialah bahwa tanpa tekanan dari bawah, keadilan sosial memang tidak dapat tercipta. Jadi, perjuangan kelas-kelas bawah untuk memperoleh hak-hak mereka memang diperlukan. Mengharapkan keadilan sosial semata-mata dari kebaikan kelas-kelas atas tidak beralasan, karena mereka tidak dapat diharapkan menggergaji dahan di mana mereka duduk. Hanya perjuangan golongan-golongan bawah itulah yang menghasilkan cukup tekanan untuk membuat kelas-kelas atas mau berkompromi. Maka, di satu pihak ajaran Marx tentang revolusi yang tak terelakkan harus dilepaskan, tetapi kelas-kelas bawah memang harus memperjuangkan sendiri kemajuan mereka." (FranzMagnisSuseno, PemikiranKarlMarx: DariSosialismeUtopiskePerselisihanRevisionisme, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999, h. 157-158)

"Perjuangan kelas adalah motor kemajuan sejarah." (inti materialisme sejarah Karl Marx)

"Di alam kekacaubalauan, segala macam perubahan ditentukan oleh hukum-hukum gerakan dialektis sama dengan hukum-hukum yang menentukan kejadian-kejadian yang tampaknya kebetulan dalam sejarah." (Friedrich Engels)

"Dua penemuan besar ini: pandangan sejarah materialis dan penyingkapan rahasia produksi kapitalisme melalui teori nilai-lebih adalah jasa Marx. Dengan dua penemuan ini, sosialisme menjadi ilmu pengetahuan." (Friedrich Engels)

"Sejarah dari setiap masyarakat yang ada sampai sekarang adalah sejarah pertentangan kelas. Orang merdeka atau budak, bangsawan dan jembel, tuan dan pelayan, kepala tukang dan pekerjaan ahli, pendeknya yang menindas dan yang tertindas, berada dalam pertentangan yang tiada akhirnya." (Karl Marx dan Friederick Engels, dalam Manifesto Komunis)

"Bukanlah kesadaran manusia yang menentukan eksistensi mereka, tetapi penghidupan sosial merekalah yang menentukan kesadarannya." (Karl Marx dalam bukunya The German Ideology)

PerubahanSosialHarusDiperjuangkan?

"Tidak benar bahwa perbaikan sosial selalu mengandaikan revolusi (dengan kekerasan). Kepentingan yang bertentangan antara buruh dan pemilik dapat saja dikompromikan atas dasar kepentingan bersama yang lebih mendasar agar perusahaan mereka maju. Yang benar adalah bahwa setiap perbaikan sosial harus diperjuangkan. Hanya kalau kelas buruh kuat dan terorganisasi, dia dapat memaksa para pemilik untuk memperlakukannya dengan wajar. Para pemilik hanya akan mengurangi eksploitasi buruh apabila eksistensi mereka sebagai kelas betul-betul terancam. Hanya kalau kelas buruh dapat menekan kelas pemilik, keadaan mereka akan berubah. (Franz Magnis-Suseno, h. 131). Karena kepentingan kelas pemilik dan kelas buruh secara objektif bertentangan, mereka juga akan mengambil sikap dasar yang berbeda terhadap perubahan sosial. Kelas pemilik, dan kelas-kelas atas pada umumnya, mesti bersikap konservatif, sedangkan kelas buruh, dan kelas-kelas bawah pada umumnya, akan bersikap progresif dan revolusioner. Kelas atas sudah berkuasa, ia hidup dari pekerjaan kelas bawah. Karena itu, kelas atas secara hakiki berkepentingan untuk mempertahankan status quo, untuk menentang segala perubahan dalam struktur kekuasaan. Mengingat mereka sudah mantap, setiap perubahan mesti mengancam kedudukan mereka itu. Sebaliknya, kelas-kelas bawah berkepentingan terhadap perubahan. Karena mereka tertindas, setiap perubahan merupakan kemajuan. Bagi mereka, setiap perubahan mesti berupa pembebasan. Marx, dalam Manifesto Komunisnya, menulis, proletariat paling-paling kehilangan belenggu-belenggu mereka. Tetapi, menurut Franz Magnis-Suseno, perubahan itu tidaklah mesti selalu dengan kekerasan. Meski demikian, perubahan tetaplah harus diperjuangkan. Karena, secara logika, kelas atas tidaklah mungkin rela memotong dahan tempat mereka berdiri. Ingat juga ucapanHannahArendt, teoritikus politik Jerman, "Revolusioner yang paling radikal pun akan berubah menjadi seorang konservatif satu hari setelah revolusi usai."
Maksudnya: setelah menduduki tahta, sang penguasa yang dulunya radikal akan berupaya mempertahankan kekuasaannya atau akan pro terhadap status quo. Oleh karena itu, bagi revolusioner sejati, tak ada kata akhir untuk revolusi. Semuanya dalam "proses menjadi". Tidak ada titik final dari suatu perubahan. Perubahan bukanlah sebuah titik beku yang akan tercapai melalui revolusi yang bersifat temporer(lebih jelas, lihat Franz Magnis-Suseno, PemikiranKarlMarx: DariSosialismeUtopiskePerselisihanRevisionisme, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999).


"Yang lemah itu tidak mungkin memaafkan, karena memaafkan itu adalah ciri-ciri orang kuat." (Mahatma Gandhi)



0 komentar:

Posting Komentar