"Wa kafa bil mauti wa'izho; cukuplah kematian itu sebagai pelajaran tertinggi bagimu." (Hadits)
"Kerendahan seseorang diketahui melalui dua hal: banyak berbicara tentang hal-hal yang tidak berguna, dan bercerita padahal tidak ditanya. " (Plato)
"Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Mahaesa." ( Soekarno, 1967)
"Masyarakat kamu sudah mengeluarkan orang yang lebih dari seorang Darwin, Newton, Marx, dan Lenin, barulah kamu boleh berbangga." (Tan Malaka)
"Minal
'AidinwalFaizin
merupakan kependekan dari ucapan harapan dan doa yang lebih lengkap: Ja 'alanallahuminal
'aidinwalfa'izinwalmaqbulin, (semoga Allah menjadikan kita semua tergolong
mereka yg kembali [ke fitrah kesucian] dan beruntung, serta diterima [segala
amal perbuatan kita])."---Nurcholish Madjid, DialogRamadhanBersamaCakNur, Jakarta: Paramadina, 2000, h. 30.
PERJANJIANPRIMORDIAL
DANPUASA
"Menurut
Cak Nur, pada dasarnya, manusia itu diciptakan Allah dalam keadaan suci,
cenderung kepada kebenaran atau hanif karena adanya perjanjian primordial.
Tapi, manusia juga adalah makhluk yang bersifat lemah, yang mudah tergoda
dengan dosa-dosa. Dosa itu selalu dirumuskan sebagai godaan. Manusia juga
senang dengan hal-hal yang bersifat segera atau dalam Al Quran disebut sebagai
makhluk yang tergesa-gesa. Melakukan dosa membuat hati manusia menjadi gelap.
Dalam al Quran, dosa itu disebut zhulm, yang berarti kegelapan. Orang yang
melakukan dosa disebut zhalim: melakukan kegelapan. Maksudnya: menggelapi hati
yang dalam bahasa Arab, terutama dalam literatur kesufian, disebut nurani
(bersifat cahaya). Hati adalah modal primordial manusia untuk mengetahui benar
dan salah. Maka ada hadits: "Tanyalah
kepada hati kecilmu." Dalam surat Ar Ruum/30:30, menerima agama itu
dikaitkan dengan menerima agama yang
hanif, menuruti kecenderungan alami kita sendiri untuk mencari kebenaran
dan kebaikan sesuai dengan fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atas
fitrah itu. Tidak ada perubahan ciptaan Allah itu. Artinya, fitrah itu abadi.
Jadi, agama yang benar dan lurus adalah agama kemanusiaan primordial, ajaran
ketundukan kemanusiaan universal, yakni kesucian asal kita. Namun, tidak banyak
orang yang mengetahui. Jadi, sesuatu yang abadi dalam diri kita adalah
kecenderungan akan hal-hal yang baik, dan kecenderungan untuk kembali kepada
Allah. Itu sudah given, sudah fitrah kita. Akan tetapi, karena manusia juga
bersifat "lembek", maka kita melakukan dosa yang menimbulkan efek
membuat hati menjadi gelap. Ada stadium ketika kita mengalami
"kebangkrutan spiritual", yaitu, seperti disebutkan dalam Al Quran,
sebagai orang yang dihiaskan kepadanya kejahatannya sendiri, sehingga dosa
sudah dipandangnya baik. Nah, untuk membimbing manusia agar tetap berada dalam
fitrahnya, kesuciannya, maka Allah memberikan wahyu sebagaimana yang kita baca
dalam Kitab-kitab Suci. Dalam Kitab Suci, terdapat berbagai aturan, termasuk
juga di antaranya adalah perintah berpuasa. Puasa, salah satunya, adalah
bertujuan agar manusia kembali kepada fitrahnya atau kepada perjanjian
primordialnya. (Lihat Ahmad Gaus AF [ed.], DialogRamadlanBersamaCakNur,
Jakarta: Paramadina, 2000).
TAUHID
Menurut
Cak Nur, untuk dapat memulai hidup yang benar, manusia pertama-tama dituntut
untuk membebaskan diri dari kepercayaan-kepercayaan palsu. Ini dinyatakan dalam
penggal pertama kalimat persaksian (syahadat): "Tidak ada satu jenis tuhan
apa pun". Setelah berhasil membebaskan diri dari kepercayaan palsu jenis
apa pun itu, maka diteruskan dengan penegasan: "kecuali Allah", yakni
Tuhan yang sebenarnya, Al-Ilah. Karena itu, kalimat syahadat pertama yang juga
disebut kalimat tauhid itu, menurut Ibn Taymiyah, maknanya yang paling pokok
ialah membebaskan diri dari segala kepercayaan selain kepada Allah, yaitu
kepercayaan kepada tuhan-tuhan palsu baik berupa hawa nafsu ataupun ketaatan
(penyembahan) kepada sesama makhluk ataupun lainnya. Karena adanya perjanjian
primordial, manusia selalu rindu dengan Tuhan. Buktinya, banyak sasaran yang
dijadikan objek penyembahan. Dan problem manusia yang paling banyak itu
bukanlah ateisme (anti Tuhan), tetapi politeisme (mengakui banyak Tuhan; syirik; paham banyak Tuhan).
Oleh karena itu, dalam al Quran, yang paling banyak dibicarakan adalah fenomena
syirik atau menserikatkan Tuhan, bukan ateisme. Hanya satu ayat dalam al Quran
yang menyinggung soal ateisme, yaitu Qs. 45: 24. Yang banyak itu ialah
persoalan syirik, atau paham banyak Tuhan, atau menserikatkan Tuhan dengan
sesuatu.(Lihat Ahmad Gaus AF [ed.], DialogRamadlanBersamaCakNur,
Jakarta: Paramadina, 2000, h. 133).
MUHAMMADIYAHITUNU,
NUITUMUHAMMADIYAH
"Partai
politik itu yang bikin siapa? Manusia. Muhammadiyah itu yang bikin siapa?
Manusia. NU itu yang bikin siapa? Manusia. Islam itu yang bikin siapa? Allah.
Al Quran yang bikin siapa? Allah. Makanya ojo dumeh (jangan mentang-mentang).
Kita sebagai manusia jangan merasa yang paling benar. Muhammadiyah dan NU itu
sebenarnya tidak ada bedanya, karena Muhammadiyah itu artinya berkarakter Muhammad, sementara NU bermakna kebangkitan
ulama. Jadi, kalau sudah ikut Muhammadiyah, otomatis jadi NU, jadi ulama.
Sebaliknya, kalau ikut NU, puncaknya ya jadi Muhammadiyah, berkarakter
Muhammad. Jadi, ayo bareng-bareng bangun Indonesia." (EmhaAinunNajib)
"Rumahku
berkata kepadaku, "Jangan kau pergi meninggalkan diriku, sebab di sini
tinggal masa lalumu." Dan jalan berkata kepadaku, "Mari ikuti aku,
sebab aku adalah masa depanmu." Berkata aku, "Aku tak punya masa
lalu, pun masa depan. Jika aku tetap tinggal di sini, akan ada yang pergi. Dan
kalau aku pergi, akan ada yang tetap tinggal. Hanya cinta dan kematian mengubah
segalanya." (KahlilGibran)
"Orang
cerdas akan tahu bahwa proses belajar adalah perjalanan yang tak akan berakhir
yang harus dinikmati sepanjang hidup." (Anonim)
"Orang
yang cerdas tidak terpuruk di saat gagal, namun mampu melihat sisi positif dari
kegagalan yang ia rasakan." (Anonim)
"Bacalah
karya-karya sastra, yang ditulis para pujangga. Dengannya, kamu akan lebih tahu
apa arti menjadi seorang manusia. Dengannya pula, hatimu akan menjadi lebih
lembut. Namun, jika boleh aku menyarankan, bacalah sastra yang mampu
menerbitkan mentari keberanian di dadamu. Karena hati yang lembut, tanpa ada
keberanian, hanya milik orang lain yang lemah." (Anonim)
"Sastra
bukanlah segala-galanya dalam kehidupan manusia. Namun, apakah bisa kau
bayangkan apabila kehidupan manusia tiada mempunyai cerita untuk dibaca? Betapa
hanya kesepian, kesunyian, dan keterasingan yang akan menimpanya. Karena
bagaimanapun juga, manusia adalah makhluk yang menyukai cerita. Ia akan
membangun hidupnya bersandarkan pada cerita yang diyakininya sebagai sebuah
kebenaran." (Anonim)
"Setiap
orang terlahir seorang diri di muka bumi, dan kelak juga akan mati seorang
diri. Maka jangan pernah takut atau ragu, untuk menjadi dirimu sendiri. Dalam
segala hal, milikilah pendapat, dan jangan takut untuk mengungkapkannya."
"Harta
tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan
Allah tambahkan kewibawaan baginya." (HR. Muslim, no. 2588)
"Ma, Mama. Apa kita kalah,
Ma?"
"Setiap
yang kalah, tak selalu ia telah salah, Nak. Memang sering dikatakan, kebenaran
akan menang. Tapi itu kapan? Di mana, Nak? Dalam khotbah-khotbah memang selalu
dikatakan begitu. Kebenaran akan menang. Jika kamu berpikir demikian, artinya
kamu tengah berkhotbah. Bukan sedang menulis. Jika menulis, tulislah yang nyata
terlihat ada saja. Tak usah yang hanya ada dalam anganmu."
"Kebenaran.
Hanya dan jika ia didukung orang yang kuat dan berani sajalah, ia akan menang.
Kebenaran yang dibela kaum lemah, dan penakut, akan selalu tetap kalah. Sedang
keburukan jika dibela orang kuat, orang banyak, dan rapi terorganisasi, akan
bisa menang. Begitulah hukum kehidupan berjalan."
Verbodenvoorhondeneninlanders; anjing dan Pribumi dilarang masuk (sebuah tulisan yg
sangat rasialis yg terpampang di papan pengumuman di Hotel Kalitaman di zaman
kolonial Belanda. Hotel ini didirikan atas prakarsa Pierre de la Brethoniere
Hamar yg dijuluki "Raja Kopi Salatiga", sebagai persiapan menyambut
kedatangan Pangeran Henry William Frederick [putra Raja William II] ke Salatiga
pada 1837).
"Keberanian
itu sama seperti otot manusia. Kalau tidak latih, dia akan menjadi lemah. Dalam
hidup ini, kita banyak menghadapi tantangan. Latihan pertama adalah jangan
lari. Hadapi semuanya. Itu cara untuk melatih keberanian." (Pramoedya)
"Pelajaran
toleransi harus dibarengi dengan pelajaran politik dan kekuasaan. Karena, tanpa
berkuasa, sebuah kaum hanya akan menjadi minoritas, menjadi kelompok yang
lemah, akan menjadi manusia kelas dua, dan mereka akan ditindas. Jangankan
untuk bertoleransi, untuk mempertahankan hak-haknya saja, berat. Setelah punya
power, orang baru bisa mempraktikkan toleransi. Karena si lemah yang tidak
toleran akan diberangus oleh penguasa yang sudah lelah menanggung rasa.
"Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu berjabat
tangan, melainkan keduanya sudah diampuni sebelum berpisah." (HR. Abu
Dawud)
"Tak
perlu takut pada mereka yang memiliki perpustakaan dan membaca banyak buku.
Justru yang mesti ditakuti adalah mereka yang hanya punya satu buku dan
menganggap buku tersebut 'bebas kritik', namun buku tersebut tak pernah
dibaca." (Nietzsche)
"Dari
atas ke bawah yang ada adalah larangan, penindasan, perintah, hinaan. Dari
bawah ke atas yang ada adalah penjilat, kepatuhan, dan perhambaan."
(Pramoedya Ananta Toer dalam Rumah Kaca)
"PNS harus tinggalkan mental
priyayi atau mental penguasa. PNS harus menunjukkan mental melayani."
(Jokowi)
"Kemampuan
terpenting dalam kehidupan adalah meningkatkan kemampuan menghasilkan uang, dan
membaca buku adalah proses penting yang termudah dan paling fleksibel dalam mengembangkan diri
Anda." (Anonim)
"Ketika
kita berhenti belajar, di situ kita menua. Sepanjang kita terus belajar, kita
akan selalu muda." (Anonim)
"Nenek
ingin aku memperoleh pendidikan, karenanya ia melarangku sekolah."
(Margaret Mead)
"...
apa guna kita memiliki sekian ratus ribu alumni sekolah yang cerdas, tetapi
massa rakyat dibiarkan bodoh? Segeralah kaum sekolah itu pasti akan menjadi
penjajah rakyat dengan modal kepintaran mereka." (Y.B. Mangunwijaya)
Dalam
kehidupan, manusia dianjurkan untuk melakukan tiga hal: bersyukur ketika
mendapat nikmat, bersabar ketika mendapat cobaan, dan istigfar ketika
terjerumus melakukan dosa. (Sebuah ceramah di RojaTV)
"Kaum
buruh menjadi kekuatan pokok revolusi oleh karena mereka, berhubung dengan
kedudukan sosialnya, adalah yang paling konsekuen berjuang untuk sosialisme,
yaitu masyarakat yang bersih dari penghisapan atas manusia oleh manusia."
(D.N. Aidit, Ketua cc PKI 1965). Baca di internet: D.N. Aidit: PKI dan AD
(1963)
"Jabatan
presiden itu terlalu kecil untuk seorang Gus Dur. Atau Gus Dur itu terlalu
besar untuk menjadi seorang presiden." (Fachry Ali dalam Mata Najwa di
MetroTV)
Sosialisme
(paham persahabatan) lawannya: individualisme (mementingkan diri sendiri). (HOS
Tjokroaminoto)
Dalam
sebuah hadis diriwayatkan bahwa Rasulullah mengatakan, "Tidak seorang pun
masuk surga karena amalnya." Sahabat bertanya, "Engkau pun
tidak?" Beliau menjawab, "Saya pun tidak, kecuali berkat rahmat Allah
kepadaku."!
"Marx
sendiri memang tidak pernah memahami pemikirannya sebagai usaha
teoritis-intelektual semata-mata, melainkan sebagai usaha nyata dan praktis
untuk menciptakan kondisi-kondisi kehidupan yang lebih baik." (Franz
Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan
Revisionisme, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999, h. 4)
Dalam
Manifesto Kaum Plebeyi, Francois-Noel Babeuf (1760-1797), menulis:
"Semoga
rakyat menyatakan bahwa rakyat menuntut agar segala apa yang telah dicuri
dikembalikan, segala apa yang secara memalukan dirampas oleh kaum kaya dari
kaum miskin! ...Kami akan membuktikan bahwa tanah dan bumi bukan milik pribadi,
melainkan milik semua. Kami akan membuktikan bahwa apa yang diambil darinya
oleh seseorang melebihi kebutuhan makannya, merupakan pencurian terhadap
masyarakat." (Ibid., h. 20)
"Inti
pandangan materialis sejarah adalah bahwa perkembangan masyarakat ditentukan
oleh perkembangan dalam bidang ekonomi." (Ibid., h. 53). Ctt: menurut
tesisnya, Marx menteorikan bahwa kapitalis sebenarnya menuju kehancurannya
sendiri: karena dengan mengakumulasi kekayaan yang berlebihan, akan semakin
mempertajam pertentangan kelas (kaya-miskin), dan inilah yang akan menjadi
pemicu pemberontakan (revolusi) kaum miskin (buruh; proletar) terhadap kaum
kaya (borjouis; kapitalis). Dengan begitu, muncullah masyarakat sosialis.
"Hegel
menunjukkan (dengan melaksanakannya dalam Phenomenologi of Mind, secara logis
dalam The Science of Logic), bahwa pengetahuan dan pengertian kita secara
hakiki bersifat dialektis dan bertambah secara dialektis. Hanya melalui negasi
kita dapat maju secara positif. Tetapi, realitas pun maju secara dialektis,
melalui konflik dan penyangkalan yang selalu menghasilkan bentuk yang lebih
tinggi, yang kemudian di sangkal dan menghasilkan bentuk lebih tinggi lagi.
Kesadaran akan dialektika total (yang menyatu di puncak filsafat) itulah
pengetahuan absolut." (Ibid., h. 62)
"Harta
memang penting. Tetapi, kita harus menyadari bahwa harta itu hanyalah merupakan
kelengkapan (alat) hidup, bukan merupakan tujuan hidup. Tujuan hidup yang utama
adalah menggapai ridho Allah. (Baca Q.s. Ali Imran: 14)
Asal
kata "kafir" adalah "kufr". Muhammad Asad menafsirkan kufr
lebih dekat pada makna asalnya dalam bahasa Arab, yaitu "kafara",
yang berarti: "menyembunyikan". Orang yang menyembunyikan kebenaran
adalah kafir, siapa pun orangnya (lihat AsgharAliEngineer,
IslamdanTeologiPembebasan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, h. 179).
"Deposuit
potentes de sede et exaltavat humiles; Dia rendahkan mereka yang berkuasa dan
naikkan mereka yang terhina." (Rumah Kaca, h. 646)
Karakter
manusia Indonesia menurut Mochtar Lubis (sastrawan besar): munafik, tidak mau
bertanggung jawab atas perbuatannya, berjiwa feodal, percaya takhayul/mistik,
artistik/berjiwa seni, dan berwatak yang lemah.
4 hal
yang ditentukan Allah bagi manusia yang sedang dalam kandungan: Rezeki, umur,
pekerjaan (perbuatan/amal, baik dan buruk), celaka dan bahagia.
O,
ibu... Seperti pernah ditanyakan dalam film Hellboy, "What makes a man to
be a man?" Apa yang membuat laki-laki menjadi seorang laki-laki? Apakah
pekerjaannya sekarang ini, atau semangatnya untuk berjuang yang tak pernah
henti?
Musuh
sejati manusia adalah iblis, yang bersemayam dalam diri manusia, yang bernama:
egosentrisme. Ia bisa dihancurkan dg puasa dan shalat yang selalu niatnya
berserah diri (muslim) kepada Allah.
"Buta
yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan
tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup,
harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat,
semua tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodoh
sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci
politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur,
anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk,
rusaknya perusahaan nasional dan multinasional." (BertoltBrecht, penyairJerman)
ASALKATA"ADAT"
"Kata-kata
'id adalah dari akar yang sama dengan
kata-kata 'awdah atau 'awdat-un, 'adah, atau 'adat-un dan isti'adat-un. Semua kata-kata itu mengandung makna
asal "kembali" atau "terulang" (perkataan Indonesia
"adat-istiadat" adalah pinjaman dari bahasa Arab 'adat-unwaisti'adat-un
yang berarti sesuatu yang selalu akan terulang dan diharapkan akan terus
terulang, yakni, sebagai "adat kebiasaan" (NurcholishMadjid)
"Tak
semua yang kita suka akan tergapai. Tak semua yang kita ingin akan tergenapi.
Dan sebaliknya, yang kita ingin hindarkan justru tak terelakkan. Yang kita
benci justru menjadi bagian hari-hari. Namun, justru pada yang demikianlah kita
bisa bertumbuh secara ruhani dan potensi kejiwaan. Jika semua ada begitu saja,
mudah diraih, gampang disandang, mungkin rasa makna akan berkurang. Pada mereka
yang disulitkan jalannya, kehidupan akan memberikan kelimpahan makna. Dan pada
mereka yang sarat kemudahan, jika tidak pandai memicing mata untuk bersyukur,
bisa saja kehampaan menimpa dan menyapa jiwanya."
"Penjara
yang paling nyaman adalah tempurung kepicikan pikiran sendiri. Karena
nyamannya, orang baru tersadar ketika sudah berada di dalam neraka Wil." (HidayatNataatmaja)
"Kebahagiaan
tidak tinggal dalam harta benda, dan bukan emas, kebahagiaan berdiam di dalam
jiwa." (Democritus)
"Sebuah
ruangan tanpa buku adalah seperti tubuh tanpa jiwa." (Cicero)
"Tidak
benar bahwa keadilan sosial hanya dapat tercapai melalui revolusi
struktur-struktur sosial yang ada (dengan cara kekerasan, NE). Yang benar ialah
bahwa tanpa tekanan dari bawah, keadilan sosial memang tidak dapat tercipta.
Jadi, perjuangan kelas-kelas bawah untuk memperoleh hak-hak mereka memang
diperlukan. Mengharapkan keadilan sosial semata-mata dari kebaikan kelas-kelas
atas tidak beralasan, karena mereka tidak dapat diharapkan menggergaji dahan di
mana mereka duduk. Hanya perjuangan golongan-golongan bawah itulah yang menghasilkan
cukup tekanan untuk membuat kelas-kelas atas mau berkompromi. Maka, di satu
pihak ajaran Marx tentang revolusi yang tak terelakkan harus dilepaskan, tetapi
kelas-kelas bawah memang harus memperjuangkan sendiri kemajuan mereka." (FranzMagnisSuseno, PemikiranKarlMarx: DariSosialismeUtopiskePerselisihanRevisionisme,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999, h. 157-158)
"Perjuangan
kelas adalah motor kemajuan sejarah." (inti materialisme sejarah Karl
Marx)
"Di
alam kekacaubalauan, segala macam perubahan ditentukan oleh hukum-hukum gerakan
dialektis sama dengan hukum-hukum yang menentukan kejadian-kejadian yang
tampaknya kebetulan dalam sejarah." (Friedrich Engels)
"Dua
penemuan besar ini: pandangan sejarah materialis dan penyingkapan rahasia
produksi kapitalisme melalui teori nilai-lebih adalah jasa Marx. Dengan dua
penemuan ini, sosialisme menjadi ilmu pengetahuan." (Friedrich Engels)
"Sejarah
dari setiap masyarakat yang ada sampai sekarang adalah sejarah pertentangan
kelas. Orang merdeka atau budak, bangsawan dan jembel, tuan dan pelayan, kepala
tukang dan pekerjaan ahli, pendeknya yang menindas dan yang tertindas, berada
dalam pertentangan yang tiada akhirnya." (Karl Marx dan Friederick Engels,
dalam Manifesto Komunis)
"Bukanlah
kesadaran manusia yang menentukan eksistensi mereka, tetapi penghidupan sosial
merekalah yang menentukan kesadarannya." (Karl Marx dalam bukunya The
German Ideology)
PerubahanSosialHarusDiperjuangkan?
"Tidak
benar bahwa perbaikan sosial selalu mengandaikan revolusi (dengan kekerasan).
Kepentingan yang bertentangan antara buruh dan pemilik dapat saja dikompromikan
atas dasar kepentingan bersama yang lebih mendasar agar perusahaan mereka maju.
Yang benar adalah bahwa setiap perbaikan sosial harus diperjuangkan. Hanya
kalau kelas buruh kuat dan terorganisasi, dia dapat memaksa para pemilik untuk
memperlakukannya dengan wajar. Para pemilik hanya akan mengurangi eksploitasi
buruh apabila eksistensi mereka sebagai kelas betul-betul terancam. Hanya kalau
kelas buruh dapat menekan kelas pemilik, keadaan mereka akan berubah. (Franz
Magnis-Suseno, h. 131). Karena kepentingan kelas pemilik dan kelas buruh secara
objektif bertentangan, mereka juga akan mengambil sikap dasar yang berbeda
terhadap perubahan sosial. Kelas pemilik, dan kelas-kelas atas pada umumnya,
mesti bersikap konservatif, sedangkan kelas buruh, dan kelas-kelas bawah pada
umumnya, akan bersikap progresif dan revolusioner. Kelas atas sudah berkuasa,
ia hidup dari pekerjaan kelas bawah. Karena itu, kelas atas secara hakiki berkepentingan
untuk mempertahankan status quo, untuk menentang segala perubahan dalam
struktur kekuasaan. Mengingat mereka sudah mantap, setiap perubahan mesti
mengancam kedudukan mereka itu. Sebaliknya, kelas-kelas bawah berkepentingan
terhadap perubahan. Karena mereka tertindas, setiap perubahan merupakan
kemajuan. Bagi mereka, setiap perubahan mesti berupa pembebasan. Marx, dalam
Manifesto Komunisnya, menulis, proletariat paling-paling kehilangan
belenggu-belenggu mereka. Tetapi, menurut Franz Magnis-Suseno, perubahan itu
tidaklah mesti selalu dengan kekerasan. Meski demikian, perubahan tetaplah
harus diperjuangkan. Karena, secara logika, kelas atas tidaklah mungkin rela
memotong dahan tempat mereka berdiri. Ingat juga ucapanHannahArendt, teoritikus
politik Jerman, "Revolusioner yang
paling radikal pun akan berubah menjadi seorang konservatif satu hari setelah
revolusi usai."
Maksudnya:
setelah menduduki tahta, sang penguasa yang dulunya radikal akan berupaya
mempertahankan kekuasaannya atau akan pro terhadap status quo. Oleh karena itu,
bagi revolusioner sejati, tak ada kata akhir untuk revolusi. Semuanya dalam
"proses menjadi". Tidak ada titik final dari suatu perubahan.
Perubahan bukanlah sebuah titik beku yang akan tercapai melalui revolusi yang
bersifat temporer(lebih jelas, lihat Franz Magnis-Suseno, PemikiranKarlMarx: DariSosialismeUtopiskePerselisihanRevisionisme,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999).
"Yang
lemah itu tidak mungkin memaafkan, karena memaafkan itu adalah ciri-ciri orang
kuat." (Mahatma Gandhi)
0 komentar:
Posting Komentar