"Rakyat hanya dininabobokkan dengan Mahabharata, Mahaputra, Sehrazat, Ashoka oleh ANTV, kompetisi musik oleh Indosiar, dan sederet menu-menu sampah lainnya yang disediakan oleh MNC Group. Buat supaya rakyat negeri ini terlelap dalam mimpi indah dan jangan sampai terbangun untuk mengetahui dunia nyata. Rakyat jelata harus bodoh politik dan cukup kenyang dengan dongeng dan hiburan supaya tidur lagi. Bangun sebentar, tidur lagi. Dan kalau mau bangun harus menggendong beban berat nafkah keluarga." (Fb: MI Bin Hys)
"Mengatakan kebenaran adalah tugas pertama seorang revolusioner." (Fidel Castro)
"Tanda Keberakalan adalah mengingat berbagai pengalaman, dan sebaik baik pengalaman adalah yang memberimu pelajaran". (Sayidina 'Ali bin Abi Thalib KW)
Power Tends to Corrupt
Lord Acton, seorang Inggris yang menggeluti bidang sejarah, mengatakan, "Power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely." Dalam Al Qur' an juga dijelaskan, bahwa orang-orang yang melihat dirinya serba cukup, cenderung berbuat sewenang-wenang.Al Qur'an menjelaskan, "Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. (Q.s. Al-`Alaq: 6-7)
"Do not feel lonely. The entire universe is inside you." Janganlah merasa sepi. Karena seluruh alam semesta ada dalam dirimu. (Jalaluddin Rumi)
"Kalau kita ikut gaya Gus Dur kan pasti ada yang tidak suka. Banyak politisi berpikir begini: yang penting saya punya kedudukan daripada berbicara tentang kebenaran malahan dibenci orang. Padahal, konsep Gus Dur kan menyampaikan kebenaran biar orang terdidik." (Basuki Tjahaja Purnama)
"Kenapa rakyat jadi liar, karena mereka tidak tahu apa itu kebenaran. Rakyat terlalu banyak dibohongi dengan kemunafikan. Kalau kita omong keras ya risiko terjungkal seperti Gus Dur alami. Tapi, bagi saya, walaupun dijungkali jika diinginkan Tuhan ya kita belajar yang baik. Anda mau pilih mana? Yang benar atau ditutup-tutupi?" (Basuki Tjahaja Purnama)
"Keleluasaan berekspresi adalah oksigen bagi demokrasi." (Nezar Patria, aktivis '98)
"Negara adalah hasil dan perwujudan dari tidak terdamaikannya pertentangan kelas. Negara itu muncul ketika, di mana dan pada tingkatan itu secara objektif pertentangan kelas tak dapat didamaikan." (Lenin)
1. Keterangan: negara, maksudnya dalam masyarakat kapitalis, merupakan alat dari kelas yang berkuasa untuk mendamaikan pertentangan kelas dan melanggengkan kepentingan kelas atas.
2. Tapi, dalam revolusi, negara adalah "alat sementara" untuk menghapuskan kelas.
"Bukan cuma negara kuno yang menjadi negaranya pemilik budak untuk mengendalikan budak, seperti juga pada negara feodal sebagai alat kehormatan untuk mengendalikan kaum tani dan hamba, melainkan juga negara perwakilan modern merupakan alat dari kapital untuk menghisap buruh upahan." (Engels)
"Tuhan itu tidak terbatas, tanpa ruang, tanpa waktu. Namun, Dia menjadi kecil sesuai dengan pemahamanmu. Namun, Dia akan datang sebatas kebutuhanmu. Namun, keluasan-Nya sebatas harapanmu. Namun, pembicaraan-Nya sebatas keimananmu. Mereka yang yatim, Dia menjadi ayah dan ibunya. Mereka yang butuh saudara, Dia akan menjadi saudaranya. Mereka yang putus harapan, Dia menjadi harapan. Mereka yang tersesat, dengan-Nya akan menemukan jalan." (Mulla Shadra)
"Dalam konsep hegemonilah berbagai kepentingan yang bersifat nasional dipadukan." (AntonioGramsci)
"Anda dapat membohongi semua orang dalam satu waktu, dan beberapa orang dalam setiap waktu. Tetapi, Anda tidak dapat membohongi semua orang sepanjang waktu." (AbrahamLincoln)
"Seorang sahabat adalah orang yang memiliki musuh yang sama seperti yang Anda miliki." (AbrahamLincoln)
"Saya tak akan menjadi seorang budak pekerja, maka itu saya tak akan menjadi tuannya. Dan ini mengekspresikan ide saya tentang demokrasi." (Abraham Lincoln)
"Saya selalu menemukan bahwa belas kasihan lebih kaya dibandingkan dengan hukum yang ketat." (Abraham Lincoln)
"Pernikahan bukanlah surga atau neraka, hanyalah penyucian." (Abraham Lincoln)
"Seorang pedagang bisa menjual banyak barang, tetapi seorang pekerja biasanya hanya memiliki satu pekerjaan, yang tidak saja menopang kebutuhan hidupnya, tetapi juga kebutuhan identitas dirinya. Barang yang tidak terjual hanya mengganggu, tetapi seorang pekerja yang menganggur adalah sebuah tragedi." (PaulKrugman, ekonom Amerika, profesor ekonomi dan hubungan internasional, peraih Nobel Ekonomi 2008)
"Lihat, biar kau kaya bagaimana pun, kau harus bertindak terhadap siapa saja yang mengambil seluruh atau sebagian dari milikmu, sekali pun hanya segumpil batu yang tergeletak di bawah jendela. Bukan karena batu itu sangat berharga bagimu. Azasnya: mengambil milik tanpa ijin: pencurian; itu tidak benar, harus dilawan. Apalagi pencurian terhadap kebebasan kita. Barang siapa tidak tahu bersedia pada asas, dia terbuka terhadap segala kejahatan: dijahati atau menjahati." (PAT, ASB, h. 4-5)
Episode Anak Semua Bangsa adalah semacam titik balik perjalanan Minke menelusuri kehidupan masyarakatnya dari titiknya yang paling dekat yang dengan perjalanan itu semangat itu pun terkukuhkan: "Dan bukan hanya Eropa! Jaman modern ini telah menyampaikan padaku buah dada untuk menyusui aku, dari Pribumi sendiri, dari Jepang, Tiongkok, Amerika, India, Arab, dari semua bangsa di muka bumi ini."
"Semua percuma kalau toh harus diperintah oleh Angkatan Tua yang bodoh dan korup tapi berkuasa, dan harus ikut jadi bodoh dan korup demi mempertahankan kekuasaan. Sepandai-pandai ahli yang berada dalam kekuasaan yang bodoh ikut juga jadi bodoh." (Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa, h. 87-88)
"Kau, Nak, paling sedikit harus bisa berteriak. Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudianhari." (Mama pada Minke /Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa, h. 112)
"Jangan agungkan Eropa sebagai keseluruhan. Di mana pun ada yang mulia dan jahat. Dan satu yang tetap, Nak, abadi: yang kolonial, dia selalu iblis." (Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa, h. 110)
"Tidak lain dari Mama yang mengatakan: nama berganti seribu kali dalam sehari, makna tetap. Dan birokrat dan ningrat Jawa, bangsaku, suka memilih nama indah-indah sebagai hiasan. Juga untuk mengesani, mempengaruhi diri sendiri serta umum selingkungannya, dengan keindahannya. Shakespear dramawan Inggris itu tak pernah mengenal birokrat dan ningrat Jawa yang suka berindah-indah dengan nama, malahan suka mengukuhkan jabatan pada namanya pula. Jurutulis sebuah kantor suka menggunakan nama Sastra, maka Sastradiwirya akan berarti Jurutulis yang baik dan tegas. Priyayi pengairan suka mengukuhkan diri dengan nama Tirta, maka Tirtanata akan berarti Pejabat yang mengatur pengairan." (Minke/Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa, h. 26)
"Kalau hati dan pikiran manusia sudah tak mampu mencapai lagi, bukankah hanya pada Tuhan juga orang berseru?" (Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa, h. 43)
"Aku sendiri telah kembali pada kegiatan semula: membacai koran, majalah tertentu, buku dan surat-surat, menulis catatan dan karangan. Dan: membantu Mama di kantor dan di lapangan. Semua bacaan itu mengajarkan padaku tentang pribadi di tengah-tengah lingkunganku, dunia besar, dan perederan waktu yang ogah belot." (Minke/ Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa, h. 55)
"Betapa aneh kalau setiap kemuliaan dilahirkan di atas kesengsaraan yang lain." (Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa, h. 57)
"Tak ada guna menyewa tenaga Eropa kalau Pribumi bisa melakukan." (Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa, h. 58)
"Mendapat upah karena menyenangkan orang lain yang tidak punya persangkutan dengan hati sendiri, kan itu di dalam seni namanya pelacuran? Kau masih lebih beruntung dapat tumpahkan isi hati dalam tulisan. Aku tidak." (Jean Marais pada Minke/ Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa, h. 78)
"Kau Pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, Pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus bicara pada mereka, dengan bahasa yanh mereka tahu." (Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa, h. 72)
"Dengan rendahhati aku mengakui: aku adalah bayi semua bangsa dari segala jaman, yang telah lewat dan yang sekarang. Tempat dan waktu kelahiran, orangtua, memang hanya satu kebetulan, sama sekali bukan sesuatu yang keramat." (Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa)
"Yang kolonial selalu iblis. Tak ada yang kolonial pernah mengindahkan kepentingan bangsamu." (Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa, h. 127)
Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran yang kau jalani, yang membuatmu terpana hingga kau lupa pedihnya rasa sakit." (Ali bin Abuthalib)
"Ada banyak cara untuk melawan kesewenang-wenangan dan penindasan. Tapi, menurutku, Mamamu yang tidak terpelajar ini, menulis adalah salah satu yang terbaik, Nak." (Anonim)
"Karena itu, sementara dalam bentuk engkau adalah mikrokosmos, pada hakikatnya engkau adalah makrokosmos. Tampaknya ranting itu tempat tumbuhnya buah, padahal ranting itu tumbuh justru demi buah." (Jalaluddin Rumi)
PENTINGNYA ORGANISASI
"Kesempatan untuk berhasil dalam setiap perjuangan kepentingan sangat tergantung kepada tingkat kebersamaan dalam organisasi. Tingkat kebersamaan itu terorganisasikan secara tertib dan teratur dalam pelaksanaan perjuangan bersama di antara orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama yang menjadi anggota organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa berorganisasi itu merupakan prasyarat mutlak dan hakiki bagi setiap perjuangan politik. Dengan begitu, harus diakui pula bahwa peranan organisasi partai politik sangat penting dalam rangka dinamika pelembagaan demokrasi. Dengan adanya organisasi, perjuangan kepentingan bersama menjadi kuat kedudukannya dalam menghadapi pihak lawan atau saingan." (JimlyAsshiddiqie)
"Buat apa kita membikin grondwet (UUD; konstitusi --NE), apa guna grondwet itu kalau ia tidak dapat mengisi perut orang yang hendak mati kelaparan." (Bung Karno)
"Lahir, berjuang, dan akhirnya mati. Demikianlah kita menjalani hidup." (Dari cover buku Hamka, FalsafahHidup)
"Organisasilah yang melahirkan dominasi si terpilih atas para pemilihnya, antara si mandataris dengan si pemberi mandat, dan antara si penerima kekuasaan dengan sang pemberi. Siapa saja yang berbicara tentang organisasi, maka ia berbicara tentang oligarki." (Robert Michels)
Ctt: itulah salah satu kelemahan organisasi, khususnya organisasi politik. Untuk mengatasinya, maka perlu diatur dalam konstitusi organisasi (anggaran dasar), dan anggaran rumah tangga.
"Setiap pengetahuan yang tidak membantumu melampaui diri sendiri hanyalah kebodohan terselubung." (Sana'i via Annemarie Schimmel)
Cak Nur tentang Oposisi
"Dalam demokrasi yang sehat, diperlukan checkandbalance. Jadi, ada kekuatan pemantau dan pengimbang. Sebab, dari pandangan yang agak filosofis, manusia itu tidak mungkin selalu benar. Karena itu, harus ada cara untuk saling mengingatkan, apa yang tidak baik dan tidak benar. Selanjutnya, kita menghargai sikap seseorang dengan komitmen mereka. Misalnya, seseorang menyatakan, 'Saya hendak melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni.' Dalam melaksanakannya, kan belum tentu dia benar? Karena itu, tanpa mengurangi itikad baiknya, dalam masyarakat harus ada semacam mekanisme untuk tukar pikiran. Atau, dalam bentuk yang lebih canggih, adanya kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan akademik, kebebasan pers, dan sebagainya. Gambarannya adalah, tocheck, yaitu membuktikan apa tindakan-tindakannya yang sudah memasyarakat, mencerminkan itikadnya. Nah, orang itu dengan sendirinya berhak untuk mengakui bahwa saya masih tetap setia kepada cita-cita saya. Tapi, masyarakat juga berhak membuktikan. Jadi, di sini kita bukan bicara tentang itikad, bukan bicara tentang komitmen batin, tapi bicara tentang wujud sosial komitmen batin itu. Soalnya, komitmennya tadi, menyangkut masyarakat luas atau orang lain. Maka, masyarakat berhak mengecek: ini benar nggak? Kalau merasa itu kurang benar atau tidak benar, ya harus diimbangi dengan pikiran lain. Partai oposisi adalah wujud modern dari ide demokrasi. Maksud saya, dalam suatu masyarakat, oposisi itu adalah suatu kenyataan. Jika kelompok itu tidak diakui, yang terjadi adalah mekanisme saling curiga dan melihat oposisi sebagai ancaman." (Nurcholish Madjid, Dialog Keterbukaan: Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Sosial Politik Kontemporer, Jakarta: Paramadina, 1998, h. 6-7)
Cak Nur tentang Syiah
Meskipun terdapat perbedaan ushul, namun adalah tidak mungkin bahwa "Syiah itu kafir". Mereka membaca Al Quran dan sembahyang sama dengan kita. Al Ghazali pernah bilang, "Kalau orang sudah percaya kepada Allah, kepada kitab-Nya dan hari kemudian--termasuk seperti Ibn Sina yang tidak mempercayai Hari Kebangkitan--maka dia adalah muslim." Ibn Sina pada prinsipnya percaya, tetapi terletak pada takwil. (Nurcholish Madjid, Dialog Keterbukaan: Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Sosial Politik Kontemporer, Jakarta: Paramadina, 1998, h. 217)
0 komentar:
Posting Komentar