Kata Bijak
"Kebahagiaan rakyat, itulah hendaknya sebagai undang-undang tertinggi." (Cicero)
"Apabila negara itu buruk, maka orang yang baik sebagai warga negara, yang dalam segala-galanya hidup sesuai dengan aturan negara yang buruk itu, adalah buruk, bahkan jahat, sebagai manusia." (Franz Magnis-Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987, h. 15)
"Apabila negara itu buruk, maka orang yang baik sebagai warga negara, yang dalam segala-galanya hidup sesuai dengan aturan negara yang buruk itu, adalah buruk, bahkan jahat, sebagai manusia." (Franz Magnis-Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987, h. 15)
"Leo Tolstoy dengan jujur mengungkapkan bahwa keadilan dan kemanusiaan lebih penting daripada cinta tanah air."
"Dan sebaliknya, dalam negara yang buruk, manusia yang baik sebagai manusia, seseorang yang betul-betul bertanggung jawab, akan buruk sebagai warga negara, karena tidak dapat hidup sesuai dengan aturan buruk negara itu." (Franz Magnis-Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987, h. 15)
Etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia--bukan hanya sebagai warga negara--terhadap negara, hukum yang berlaku, dan lain sebagainya." (Franz Magnis-Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987, h. 14)
"Kalau kamu bertemu orang yang sangat cerdas, tanyalah
buku-buku apa yang sudah dia baca." (Ralph Waldo Emerson)
"Demokrasi bertolak dari manusia... Manusia bukan demi
hukum, melainkan hukum demi manusia." (Karl Marx)-- lihat: Franz
Magnis-Suseno, Filsafat sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta:
Kanisius, 1992, h. 122.
"Saya belajar dari Maxim Gorky yang betul-betul saya
kagumi. Gorky kalau menulis bagai memegang tiang rumah, kemudian
mengguncangkannya sehingga semuanya berubah." (Pramoedya Ananta Toer)
"Hidup itu indah. Biarlah generasi masa depan
membersihkannya dari semua yang jahat, penindasan, dan kekejaman, dan
menikmatinya sepenuhnya." Leon Trotsky
"Di mana pun mereka membakar buku, pada akhirnya akan
membakar manusia." (Heinrich Heine)
"Aku pernah tiga kali menemui Bung Karno dan
berdiskusi dengannya. Dan aku muak melihat pembantu-pembantunya yang
menjilat-jilat (aku seorang mahasiswa tidak menjilat-jilat, sedangkan
Kolonel-Kolonel, Menteri-Menteri, menjilat)... Setiap aku keluar dari istana,
aku sedih dan kecewa. Sedangkan biasanya orang lain bangga jika bisa berjabatan
tangan dengan Bung Karno." (Soe Hok Gie)
Waktu itu kita menduga bahwa besar sekali kemungkinan akan
adanya penghancuran gedung DPRGR. Kalau ini tak dapat dicegah, biarlah pikirku.
"DPRGR adalah DPR palsu dan ini adalah lambang akrobat politik Sukarno,
seperti (penjara) Bastille dalam zaman Revolusi Prancis," kataku pada
kawan-kawan karibku. --(Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran, h. 137)
"Saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar
kuasa tapi seorang yang ingin selalu mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia
menghadapi, juga ketidakpopuleran. Ada suatu yang lebih besar: kebenaran."
(Soe Hok Gie)
--Pembicara kedua adalah dari kelompok Resistance. Ia berkata bahwa mereka adalah orang-orang yang anti
Perang Vietnam. Karena perang Vietnam adalah perang agresi dan bertentangan
dengan konstitusi dan hak-hak asasi. "Kami cinta Amerika dan kemerdekaan,
dan Pemerintah sekarang menginjak-injak kemerdekaan. Kami dituduh tidak
menghormati hukum, kami dituduh anti hukum dan lain-lainnya. Tetapi, Nazi juga
membunuh orang-orang Yahudi atas nama hukum yang sah. Ada hal-hal di mana conscience kita sebagai manusia harus
bisa berbicara mengatasi legisme yang ada." (Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran, h.
180-181)
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan." (Q.s. Al Maidah/5: 8)
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (Q.s. an Nahl/16: 125)
"Negara adalah alat untuk menjamin kedudukan kelas
atas yang fungsinya secara politik meredam usaha-usaha kelas bawah untuk
membebaskan diri dari penghisapan kelas atas. Sedangkan 'superstruktur
ideologis'--istilah Marxis bagi pandangan moral, filsafat, hukum, agama,
estetika, dan lain sebagainya--berfungsi untuk memberikan legitimasi pada
hubungan kekuasaan itu. (Listiyono Santoso dkk, Epistemologi Kiri,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015, h. 82).
"Melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah
berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang
lain." (Thomas Hardy)
"Kita tak akan kehilangan apa-apa karena kita tidak
punya apa-apa." (Kahlil Ghibran)
"Jika Anda belum dapat menjelaskan sesuatu secara
sederhana, itu artinya Anda belum terlalu paham." (Albert Einstein)
"Bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan
mereka, melainkan sebaliknya, keadaan sosiallah yang menentukan kesadaran
mereka." (Karl Marx)
Ket: bukan superstruktur yang menentukan basis, tetapi basislah
yang menentukan superstruktur. Superstruktur merupakan cerminan dari basis.
"Dia itu meninggalkan wasiat tulisan pada saya,
isinya: 'Saudara Sidarto, jiwa, ide, ideologi, dan semangat saya tidak bisa
dibunuh. Sukarno, 10 Desember 1967.'" (Sidarto Danusubroto, mantan Ajudan Bung Karno)
"... Merekalah yang harus kita didik kembali... Mereka
melakukan apa yang telah diperbuat karena mereka tidak tahu... Oleh karenanya,
kita yang mengetahui hal ini harus mengerti betul bagaimana mendidik kembali
saudara-saudara kita itu. Dan, kita harus selalu memanjatkan doa kepada Tuhan,
agar saudara-saudara kita yang belum begitu mengerti itu, kembali ke jalan yang
benar." (Gus Dur)
"Mereka yang berjiwa lemah tak akan mampu memberi
seuntai maaf tulus. Pemaaf sejati hanya melekat bagi mereka yang berjiwa
tangguh." (Mahatma Gandhi)
"Konsep kebenaran adalah sesuatu yang tidak bermakna.
Seluruh wilayah 'benar-salah' hanya digunakan dalam hubungan-hubungan, bukan
'pada dirinya sendiri'. Tidak ada 'esensi pada dirinya' (yang membentuk esensi
hanyalah hubungan- hubungan), demikian juga tidak ada pengetahuan pada dirinya
sendiri." (Nietzsche) baca:
Nice.
Hadits tentang Ulama yang Tidak
Mesti Harus Ditaati
Rasulullah: "Taatilah kaum berilmu (baca: ulama)
selama mereka belum mengikuti hawa nafsunya."
Sahabat: "Apa tanda mereka telah mengikuti hawa
nafsunya?"
Rasulullah: "Mereka, para orang berilmu itu,
meninggalkan kelompok fuqara (orang-orang fakir) dan masakin (orang-orang
miskin), dan mengetuk pintu-pintu Sultan (baca: pusat kekuasaan politis maupun
ekonomis)." (HR. Haitami)
"Masyarakat manusia menjadi menderita karena sistem
yang telah mereka ciptakan sendiri. Oleh karenanya, masyarakat harus
mempertanyakan kembali secara kritis semua sistem yang ada hari ini yang telah
membelenggu kebebasan manusia itu sendiri untuk menjadi manusia."
FILSAFAT
"Filsafat memungkinkan masyarakat memikirkan
masalah-masalah dasar hidupnya secara rasional, jadi dengan bahasa, wawasan,
dan argumentasi yang universal, yang dapat dimengerti oleh semua. Dengan
demikian, filsafat membuka cakrawala bagi diskusi terbuka masalah-masalah yang
kita hadapi dan sekaligus membuat jeli terhadap penyempitan-penyempitan
ideologis." Franz Magnis-Suseno
"Adakalanya kita ingin
sendiri bersama angin, menceritakan semua rahasia, sambil meneteskan air
mata." (Bung Karno, 1933)
"Ada saatnya dalam hidupmu,
engkau ingin sendiri saja bersama angin, menceritakan seluruh rahasia, lalu
meneteskan air mata." (Bung Karno, 1933)
"Proses menimbang-nimbang bersama masyarakat dalam
teori politik kontemporer dikenal sebagai 'deliberasi publik'." (F. Budi Hardiman)
"Memberi hukuman yang sama dengan yang dilakukan
pelaku hanya bisa dilakukan oleh korban, dan memberi hukuman yang setimpal
hanya bisa dilakukan oleh Tuhan." (Victor Hugo, Novelis Prancis)
"Summa justitia, summa iniuria; keadilan yang
tertinggi adalah ketidakadilan yang terbesar." (Cicero, dikutip Magnis,
dalam Etika Politik, h. 83)
Dengarlah wahai ananda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu tiada pernah habis dieja
Sebagai bekal sepanjang usia
Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh palu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekal dunia akhirat
"Para kiai itu nggak mau jaim dalam tutur kata maupun
sikap kesehariannya, karena umat bisa tegang terus. Para kiai itu ingin akrab
dan dekat dengan umat, bukan malah menciptakan jarak dengan berbagai atribut
ke-kiai-annya. Ada kalanya para kiai pakai sorban, atau cuma peci, atau malah
pakai blangkon, topi cowboy, atau topi pet gaya anak muda. Kiai yang gondrong juga
ada. Ilmu mereka luas, dan sikap serta penampilan mereka luwes." (Prof.
Nadirsyah Hosen)
"Menghafal itu bagus. Tapi, jika hanya menghafal
sesuatu tanpa mengerti sejarah, konteks, konstruksi, dan manfaatnya, akan
berbahaya. Karena, biasanya, akan muncul rasa 'kaget' saat ada yang dirubah
dari sesuatu tersebut."
"Apa yang ada dalam pikiran Anda ketika nama Ali
Syari'ati disebut? Salah satu arsitek revolusi Islam Iran, seorang muslim yang
Marxis, seorang provokator agar para mahasiswanya turun ke jalan untuk
meruntuhkan rezim Reza Syah Iran." (Ekky Malaky)
Setiap orang terlahir seorang diri, dan kelak saat mati
juga akan sendiri. Jangan bergantung pada siapa pun di dunia ini. Bahkan,
bayanganmu pun meninggalkanmu di tempat gelap.
Hidupku adalah menjalani kesepakatan yang kubuat dengan
nurani kemanusiaan. Jika mau mendengar, nurani kemanusiaan itu hadir menyelinap
dalam pertanyaan-pertanyaan naif kita di
masa kecil. Hidupku adalah mencari jawaban atas semua pertanyaan masa kecil
itu. (Budiman Sudjatmiko)
We have been told that
there is no poor and war in heaven. What is to be done to make heaven on earth?
---Tabare Echeveria
"Dr. Ali Syari'ati
bukan saja pejuang Iran, bukan milik negara ini saja. Dia seorang pejuang
Palestina, Lebanon, Arab, dan juga internasional." (Yassir Arafat)
“Pangkal moralitas itu ialah
kesanggupan menahan diri.” (Cak Nur)
MANUSIA IDEAL DALAM PANDANGAN ALI SYARI’ATI
“Manusia menjadi sempurna atau ideal bukan karena berhasil menjalin
hubungan pribadi dengan Tuhan seraya mengesampingkan kemanusiaan. Justru,
manusia menjadi sempurna adalah dalam perjuangan untuk kesempurnaan umat
manusia. Manusia menjadi ideal dengan mencari serta memperjuangkan umat
manusia, dan dengan demikian, dia menemukan Tuhan. Manusia ideal tidak meninggalkan
alam dan mengabaikan manusia lainnya... Dalam derita kesukaran, lapar,
kemelaratan, dan siksaan demi kebebasan, kesejahteraan dan kebahagiaan manusia,
dalam gejolak api perjuangan intelektual dan sosial, di situlah dia menemukan
kesalehan, kesempurnaan, dan keakraban dengan Allah... Di tangannya tergenggam
pedang Caesar, sedang di dalam dadanya bermukim hati sang Jesus. Dia berpikir
dengan otak Socrates dan mencintai Allah dengan sanubari Al-Hallaj. Sebagaimana
yang didambakan Alexis Carrel, dia adalah manusia yang paham akan keindahan
ilmu dan keindahan Tuhan. Dia memperhatikan kata-kata Pascal dan kata-kata
Descartes... Bagaikan sang Buddha, dia bebas merdeka dari belenggu nafsu dan
egoisme. Bagaikan Abu Dzar, ditebarkannya benih revolusi bagi mereka yang
lapar. Bagaikan Jesus, dia membawa pesan cinta kasih dan perdamaian. Dan
bagaikan Musa, dia adalah pesuruh Jihad dan pembebasan.” (Ali Syariati)---(lihat Ekky Malaky, Ali Syari'ati: Filosof Etika dan Arsitek
Iran Modern, Jakarta: Penerbit Teraju, 2004, h. 115-116)
"Keadilan, kebenaran, kebebasan, itulah pangkal dari kebahagiaan." (Plato)
"Bagaimanapun masih baik dan masih beruntung pemimpin yang dilupakan oleh pengikut daripada seorang penipu yang jadi pemimpin yang berhasil mendapat banyak pengikut." (Pramoedya Ananta Toer, Rumah Kaca)
"Cerita tentang kesenangan selalu tidak menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan kehidupannya, tapi tentang surga, dan jelas tidak terjadi di atas bumi kita ini." (Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia, 1980)
Eleanor Roosevelt, Ibu Negara AS, pernah berkata: “Orang yang berpikir besar membicarakan ide dan gagasan, orang yang berpikir sempit selalu membicarakan orang lain.”
"Cerita tentang kesenangan selalu tidak menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan kehidupannya, tapi tentang surga, dan jelas tidak terjadi di atas bumi kita ini." (Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia, 1980)
Eleanor Roosevelt, Ibu Negara AS, pernah berkata: “Orang yang berpikir besar membicarakan ide dan gagasan, orang yang berpikir sempit selalu membicarakan orang lain.”
0 komentar:
Posting Komentar