A. Basis (basis): ekonomi
B. Superstruktur (bangunan atas): terdiri dari:
1. tatanan institusional (segala macam lembaga yang
mengatur kehidupan bersama masyarakat di luar bidang produksi, seperti sistem
pendidikan, sistem hukum, dan negara)
2. Tatanan kesadaran kolektif (memuat segala sistem
kepercayaan, norma-norma dan nilai yang memberikan kerangka pengertian, makna,
dan orientasi spiritual kepada usaha manusia. Di sini termasuk pandangan dunia,
agama, filsafat, moralitas masyarakat, nilai-nilai budaya, seni, dsb).
Ket: Marx bertolak dari pengandaian bahwa
institusi-institusi, agama, moralitas, dsb, ditentukan oleh struktur kelas
dalam masyarakat. Menurut Marx, negara selalu mendukung kelas-kelas atas, dan
agama serta sistem nilai lainnya memberikan legitimasi kepada kekuasaan
kelas-kelas atas itu.Yang paling terkenal adalah kritik Marx terhadap agama.
Menurut Marx, agama (dalam konteks ini adalah agama Katolik pada waktu itu),
adalah candu rakyat. Candu itu memberikan kepuasan, tetapi kepuasan itu semu
karena tidak mengubah situasi buruk si pecandu. Agama menjanjikan ganjaran di
akhirat bagi orang yang tabah menerima nasib. Maka, rakyat kecil bukannya
memperjuangkan perbaikan nasib, tetapi malah bersedia menerima penghisapan dan
penindasan yang dideritanya, hal yang justru menguntungkan kelas-kelas yang
menindas. Begitu juga pandangan-pandangan moral masyarakat, nilai-nilai budaya,
filsafat, dan seni, juga menunjang kepentingan kelas atas. Nilai kerukunan,
misalnya, menguntungkan majikan karena atas nama nilai itu buruh dapat dilarang
mogok: ia bersedia menerima kompromi, bukan memperjuangkan keadilan. Begitu
pula tuntutan moral agar kita bersikap sepi ing pamrih, tidak mau menang
sendiri, secara efektif dapat mematikan ambisi orang kecil untuk membebaskan
diri dari ketertindasannya (lihat Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan
Revisionisme, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999, h. 123-124
0 komentar:
Posting Komentar