alt/text gambar

Kamis, 09 Januari 2025

Topik Pilihan:

Kemuliaan menurut Syariati


Ali Syariati, seorang intelektual Muslim kontemporer, menekankan pentingnya pengetahuan sebagai dasar kemuliaan dan martabat manusia. Dalam pandangannya, martabat manusia tidak boleh diukur dari faktor-faktor luar seperti garis keturunan, status sosial, atau kekayaan. Sebaliknya, pengetahuan adalah elemen yang membedakan manusia dan mengangkat derajatnya.

Pengetahuan sebagai sumber martabat:

Ali Syariati percaya bahwa pengetahuan memungkinkan manusia untuk memahami dirinya sendiri, lingkungannya, dan hubungannya dengan Tuhan. Dengan pengetahuan, manusia bisa melampaui takdir biologis atau sosial yang diwariskan, menjadi agen perubahan, dan menciptakan makna dalam hidup. Pengetahuan mencakup ilmu duniawi sekaligus pemahaman spiritual, yang membuat manusia mampu menggapai kemuliaan sejati.

Kritik terhadap garis keturunan:

Syariati mengkritik pandangan yang menempatkan garis keturunan sebagai tolok ukur kehormatan, karena hal ini bersifat pasif dan tidak diperoleh melalui usaha. Martabat yang hanya berdasarkan faktor bawaan seperti suku, ras, atau keluarga, menurutnya, tidak memiliki nilai intrinsik. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menyatakan bahwa kemuliaan manusia terletak pada ketakwaan dan amal, bukan pada asal-usulnya.

Relevansi dalam masyarakat modern:

Pesan ini sangat relevan di dunia modern yang sering kali masih terjebak dalam hierarki sosial dan diskriminasi berbasis identitas. Ali Syariati mengingatkan bahwa yang membedakan manusia bukanlah “siapa dia dilahirkan,” tetapi “apa yang dia upayakan dan pelajari.”

Pernyataan ini mengajarkan bahwa untuk menjadi manusia yang bermartabat, seseorang harus terus belajar, mengembangkan akal budi, dan menjalani hidup dengan kesadaran dan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri serta masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar