alt/text gambar

Selasa, 20 Mei 2025

Topik Pilihan:

Perbedaan Teknologi dan Sains


Ada yang beranggapan, sains itu adalah teknologi—atau terkadang disamakan dengan teknologi. Padahal, keduanya itu berbeda alias tak sama. Apa bedanya? 

Dalam bukunya Dari Filsafat ke Filsafat Teknologi, Yesaya Sandang menjelaskan tentang perbedaan antara sains dan teknologi. 

Teknologi berasal dari bahasa Yunani: techne dan logos. Techne berarti seni, keahlian, keterampilan, suatu cara, ataupun sarana untuk mencapai suatu hasil atau tujuan yang diharapkan. Sedangkan logos berarti "kata", atau "ucapan yang mencerminkan jalan pikiran" (Yesaya Sandang, Dari Filsafat ke Filsafat Teknologi, Yogyakarta: PT. Kanisius, 2024, h. 58) 

Teknologi, kata Yesaya, kerap kali dipandang sebagai terapan dari sains dan terkait dengan hal-hal praktis dari sains itu sendiri. Teknologi (melalui instrumen-instrumennya) dengan demikian dianggap merupakan perwujudan konkret dari sains. Tapi, sekadar mengatakan teknologi adalah terapan sains bisa jadi menyesatkan karena secara historis teknologi sebenarnya sudah ada sebelum sains itu sendiri membaku. 

Teknologi itu jangan kita artikan dengan teknologi canggih saja seperti, pesawat terbang, handphone, dsb, tapi peralatan yang sederhana pun, semisal sendok, garpu, dsb, juga merupakan hasil teknologi. Artinya, sebelum ada sains seperti saat ini, manusia sudah menggunakan peralatan (benda) yang berasal dari teknologi (keterampilan) di zamannya, tapi tak secanggih saat ini. Karena itulah dikatakan oleh Yesaya, sebelum ada sains, teknologi sudah terlebih dahulu ada. Karena itu juga, sains berbeda dengan teknologi. 

Mesti disadari, kata Yesaya, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai tujuan yang berbeda dalam melihat dan mengetahui dunia sehingga hubungan keduanya saling beririsan.

Teknologi, jelas Yesaya, hadir dengan tujuan melayani (menunjang) kebutuhan manusia demi kelangsungan hidupnya. Teknologi hadir pertama-tama karena dimotivasi oleh keterbatasan yang dimiliki manusia. Teknologi melihat dunia sejauh manusia memahami dan melihat dunianya.

Sedangkan sains, kata Yesaya, hadir pertama-tama bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai dunia beserta segala isinya. Sains berkembang menjadi suatu disiplin yang bertugas untuk terus mengembangkan pengetahuan manusia lewat seperangkat metode. Sains melihat dunia sebagai suatu belantara misteri yang mesti terus disibak. Sains juga menekankan observasinya yang bersifat indrawi untuk menguji kebenaran yang diandaikan begitu saja mengenai apa pun dalam dunia ini. 

Saat ini, sains mulai mengarahkan dirinya kepada pengetahuan-pengetahuan yang bersifat praktis bagi keberlangsungan hidup manusia. Lewat pengetahuan indrawi yang diperoleh melalui pengamatan dan uji coba, lahir juga pengetahuan fungsional yang dapat digunakan untuk memajukan kehidupan manusia. Dengan semakin tersibaknya misteri alam semesta dan lahirnya pengetahuan-pengetahuan baru, umat manusia diyakini akan menjadi semakin sejahtera. Persis di sinilah teknologi kemudian semakin beririsan dengan sains karena pada akhirnya sains dan teknologi mempunyai tujuan yang sama: memajukan dan menopang kelangsungan hidup manusia. 

Dalam perkembangannya, hubungan antara teknologi dan sains semakin harmonis yang diperkuat dengan unsur perekayasaan. Pada satu sisi, teknologi semakin berkembang lewat metode sains dan di lain pihak sains pun turut berkembang lewat teknologi yang mereka hasilkan (lihat Yesaya Sandang, Dari Filsafat ke Filsafat Teknologi, Yogyakarta: PT. Kanisius, 2024h. 58, dan 65-67).


0 komentar:

Posting Komentar