alt/text gambar

Senin, 12 Mei 2025

Topik Pilihan:

SAINS BUKAN SATU-SATUNYA JALAN MENUJU KEBENARAN

 Oleh: Nani Efendi


Sains itu salah satu cara menghadapi realitas. Bukan satu-satunya. Menganggap metode sains adalah satu-satunya jalan menuju kebenaran, inilah yang ditentang oleh filsuf seperti Paul K Feyerabend, Nietzsche, dan lain-lain. 

Kita kadang-kadang menganggap kalau sudah ilmiah, itu sudah luar biasa. Padahal tidak. Ilmiah itu salah satu mode atau gaya saja dalam mendekati realitas. Mode yang lain banyak. Tak harus mode ilmiah. Dan tak selalu juga yang ilmiah itu lebih benar dan lebih baik. 

Seni juga bisa menjadi mode lain untuk mendekati realita. Seni tak melihat sesuatu itu melulu dari perspektif "benar-salah" atau "betul-keliru", tapi indah atau tidak indah.

"Nietzsche menutup diri dari kemampuan kritis rasio dan menobatkan daya apresiasi estetis-arkhias sebagai sesuatu yang melampaui dinding-dinding 'benar' dan 'salah'," tulis F. Budi Hardiman, dalam bukunya Melampaui Positivisme, (h. 160-161).

Dalam pandangan Nietzsche, sebagaimana ditulis Handoko dalam viva.co.id, seni dan estetika berperan penting dalam memahami realita. Seniman dan penyair, dalam pandangan Nietzsche, punya kemampuan lebih dalam memahami sisi terdalam realita—bukan karena mereka menemukan kebenaran objektif, tapi karena mereka mampu menciptakan makna baru dari pengalaman subjektif.



0 komentar:

Posting Komentar