alt/text gambar

Rabu, 01 Oktober 2025

Topik Pilihan:

Pram tentang Seorang Terpelajar

Pram


Seorang terpelajar bukan hanya diukur dari seberapa banyak buku yang ia baca atau seberapa tinggi gelar yang ia raih, melainkan dari bagaimana ia mengelola pikirannya. Adil dalam pikiran berarti mampu menimbang sesuatu dengan jernih, tidak dikuasai oleh prasangka, dan tidak terburu-buru menilai hanya dari satu sisi. Ketidakadilan sering lahir bukan dari tindakan besar, melainkan dari cara pandang yang sempit dan pikiran yang penuh bias. Karena itu, menjadi terpelajar sejati berarti menjaga agar pikiran tetap terbuka, seimbang, dan berpihak pada kebenaran.

Keadilan dalam pikiran akan memengaruhi sikap dan cara seseorang bersikap terhadap sesamanya. Ketika seseorang terbiasa adil dalam pikiran, ia tidak mudah terjebak dalam kebencian buta, tidak gampang diprovokasi, dan tidak cepat menghakimi. Ia akan lebih berhati-hati sebelum melontarkan kata-kata, lebih bijak dalam menyikapi perbedaan, dan lebih siap untuk mendengar. Hal ini menjadikan dirinya bukan hanya pintar, tetapi juga bijaksana—dua hal yang seringkali tidak berjalan seiring.

Namun, adil dalam pikiran saja tidak cukup jika tidak diwujudkan dalam perbuatan. Sebab, keadilan sejati menuntut keberanian untuk bertindak. Banyak orang mungkin berpikir dengan benar, tetapi ketika berhadapan dengan situasi nyata, mereka memilih diam atau mengikuti arus. Terpelajar sejati adalah mereka yang mampu menerjemahkan keadilan dalam pikiran menjadi keputusan nyata, meskipun itu berarti harus menghadapi risiko, penolakan, atau ketidaknyamanan.

Lebih jauh, keadilan dalam perbuatan adalah cerminan integritas. Ia menunjukkan kesesuaian antara apa yang diyakini dengan apa yang dilakukan. Orang yang mampu menjaga keselarasan ini akan dihormati, bukan karena kepandaiannya, melainkan karena keteguhannya. Di tengah masyarakat yang sering dipenuhi kepentingan, keadilan dalam perbuatan menjadi oase yang langka, sekaligus pijakan yang kokoh untuk membangun kepercayaan dan harapan.

Akhirnya, seorang terpelajar yang adil sejak dalam pikiran hingga dalam perbuatan bukan hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, melainkan juga bagi lingkungan di sekitarnya. Ia mampu menjadi teladan, bukan sekadar pengajar; ia memberi arah, bukan hanya wacana. Dengan keadilan sebagai napas hidup, ia membuktikan bahwa pendidikan sejati bukanlah menumpuk pengetahuan, tetapi menumbuhkan kebijaksanaan yang menyejukkan dunia.

Sumber: https://www.facebook.com/share/p/1A6USeKMxm/

0 komentar:

Posting Komentar