Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, bukan suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.
Kata David Krech, "Peta kognitif individu bukanlah representasi fotografik dari suatu kenyataan fisik, melainkan bersifat konstruksi pribadi mengenai objek tertentu yang kurang sempurna, diseleksi sesuai kepentingan utamanya dan dipahami menurut kebiasaannya. Setiap orang yang memahami atau mempersepsi (perciever) pada derajat tertentu bukanlah seniman yang representatif, karena lukisan gambar tentang kenyataan itu hanya mengekspresikan pandangan individu atas realitas." (lihat Miftah Toha, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003, h. 141-142)
Jadi, dapat disimpulkan, bahwa persepsi adalah suatu proses kognitif yang komplek dan menghasilkan suatu gambar yang unik tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dari kenyataan.
Karena itu, filsuf Jerman Friedrich Nietzsche hanya mengakui satu kebenaran: tidak ada kebenaran. Segalanya hanyalah perspektif dan interpretasi (lihat St. Sunardi, Nietzsche, h. 183)
0 komentar:
Posting Komentar