Materialis sejarah adalah teori Marx tentang hukum perkembangan masyarakat. Inti pandangan ini ialah bahwa perkembangan masyarakat ditentukan oleh bidang produksi. Bidang ekonomi adalah basis. Sedangkan dua dimensi kehidupan masyarakat lainnya, institusi-institusi sosial, terutama negara, dan bentuk-bentuk kesadaran sosial merupakan bangunan atas (superstruktur). Ciri yang paling menentukan bagi semua bentuk ekonomi sampai sekarang ialah pemisahan antara para pemilik dan pekerja.
Pada garis besarnya, (terutama semakin produksi masyarakat mendekati pola kapitalis) kelas-kelas sosial termasuk salah satu dari dua kelompok kelas: kelas-kelas pemilik dan kelas-kelas pekerja. Yang pertama memiliki sarana-sarana kerja, sedangkan yang kedua hanya memiliki tenaga kerja mereka sendiri. Oleh karena kelas-kelas pekerja tergantung dari sarana kerja agar dapat hidup, kelas-kelas pekerja dapat dikontrol oleh kelas-kelas pemilik. Pemilik tanah, misalnya, mengontrol para buruh tani. Itu berarti bahwa para pemilik dapat menghisap tenaga kerja para pekerja, mereka hidup dari penghisapan tenaga mereka yang harus bekerja. Kelas-kelas pemilik merupakan kelas-kelas atas dan kelas-kelas pekerja merupakan kelas-kelas bawah dalam masyarakat. Jadi, menurut Marx, ciri khas semua pola masyarakat sampai sekarang ialah, masyarakat dibagi ke dalam kelas-kelas atas dan kelas-kelas bawah, dan struktur proses ekonomi tersusun sedemikian rupa hingga yang pertama dapat hidup dari penghisapan tenaga kerja yang kedua. Bangunan atas (superstruktur) adalah cermin keadaan basis. Negara adalah alat kelas-kelas atas untuk menjamin kedudukan mereka, untuk seperlunya menindas usaha kelas-kelas bawah untuk membebaskan diri dari penghisapan oleh kelas-kelas atas. Sedangkan 'bangunan atas ideologi'--istilah Marxis bagi agama, filsafat, pandangan-pandangan moral, hukum, seni, dsb--berfungsi untuk memberikan legitimasi pada hubungan kekuasaan itu. Jadi, Marx menolak paham bahwa negara mewakili kepentingan seluruh masyarakat. Negara dikuasai oleh dan berpihak pada kelas-kelas atas (Franz Magnis-Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987, h. 265-266)
Determinisme
Ekonomi
Dari paham basis-superstruktur, Marx menarik kesimpulan
bahwa suatu perubahan mendalam dalam struktur masyarakat tidak dapat dicapai
melalui tindakan-tindakan politik dan juga tidak dapat diharapkan dari
perubahan dalam cara manusia berpikir, melainkan hanya dari suatu perubahan
dalam bidang ekonomi (Franz Magnis-Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral
Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987, h. 267)
Kritik Magnis terhadap Skema
Basis-Bangunan Atas Marx
Menurut Marx, pola produksi mempunyai pengaruh mendalam
atas pola kelembagaan sosial, terutama negara, dan cara berpikir masyarakat.
Struktur sosial politik dan bentuk-bentuk kesadaran sosial (budaya, filsafat,
pandangan moral, seni, agama, hukum) suatu masyarakat tidak dapat dipahami
dengan tepat kalau struktur-struktur kekuasaan ekonomis tidak diperhatikan.
Itulah jasa historis Marx. Namun, menurut Magnis, Marx mengeksklusifkan arah
dampak bidang ekonomi itu. Ia tidak melihat bahwa bidang politik dan cara
manusia berpikir juga mempengaruhi cara manusia berproduksi. Suatu pengaruh
timbal-balik oleh Marx direduksi menjadi pengaruh searah saja Saling
ketergantungan bidang produksi, bidang politik dan bentuk-bentuk keagamaan,
filsafat, pandangan-pandangan moral dan hukum direduksi menjadi ketergantungan
sepihak bidang politik dan pikiran dari bidang ekonomi. Reduksionalisme itu
tertanam ke dalam skema basis-bangunan atas atau superstruktur (Franz
Magnis-Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987, h. 272)
0 komentar:
Posting Komentar