"Apabila negara itu buruk, maka orang yang baik sebagai warga negara, yang dalam segala-galanya hidup sesuai dengan aturan negara yang buruk itu, adalah buruk, bahkan jahat, sebagai manusia." (Franz Magnis-Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987, h. 15)
"Leo Tolstoy dengan jujur mengungkapkan bahwa keadilan dan kemanusiaan lebih penting daripada cinta tanah air."
"Dan sebaliknya, dalam negara yang buruk, manusia yang baik sebagai manusia, seseorang yang betul-betul bertanggung jawab, akan buruk sebagai warga negara, karena tidak dapat hidup sesuai dengan aturan buruk negara itu." (Franz Magnis-Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987, h. 15)
Etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia--bukan hanya sebagai warga negara--terhadap negara, hukum yang berlaku, dan lain sebagainya." (Franz Magnis-Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987, h. 14)
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan." (Q.s. Al Maidah/5: 8)
"Negara adalah alat untuk menjamin kedudukan kelas
atas yang fungsinya secara politik meredam usaha-usaha kelas bawah untuk
membebaskan diri dari penghisapan kelas atas. Sedangkan 'superstruktur
ideologis'--istilah Marxis bagi pandangan moral, filsafat, hukum, agama,
estetika, dan lain sebagainya--berfungsi untuk memberikan legitimasi pada
hubungan kekuasaan itu. (Listiyono Santoso dkk, Epistemologi Kiri,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015, h. 82).
"Bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan
mereka, melainkan sebaliknya, keadaan sosiallah yang menentukan kesadaran
mereka." (Karl Marx)
Ket: bukan superstruktur yang menentukan basis, tetapi basislah
yang menentukan superstruktur. Superstruktur merupakan cerminan dari basis.
"Konsep kebenaran adalah sesuatu yang tidak bermakna.
Seluruh wilayah 'benar-salah' hanya digunakan dalam hubungan-hubungan, bukan
'pada dirinya sendiri'. Tidak ada 'esensi pada dirinya' (yang membentuk esensi
hanyalah hubungan- hubungan), demikian juga tidak ada pengetahuan pada dirinya
sendiri." (Nietzsche) baca:
Nice.
"Proses menimbang-nimbang bersama masyarakat dalam
teori politik kontemporer dikenal sebagai 'deliberasi publik'." (F. Budi Hardiman)
"Memberi hukuman yang sama dengan yang dilakukan
pelaku hanya bisa dilakukan oleh korban, dan memberi hukuman yang setimpal
hanya bisa dilakukan oleh Tuhan." (Victor Hugo, Novelis Prancis)
"Summa justitia, summa iniuria; keadilan yang
tertinggi adalah ketidakadilan yang terbesar." (Cicero, dikutip Magnis,
dalam Etika Politik, h. 83)
0 komentar:
Posting Komentar