Pilgrimage, atau Ziarah, merupakan novel pertama yang ditulis oleh Paulo Coelho. Dan Coelho adalah satu, dari tiga novelis yang sangat mempengaruhiku, saat masih di bangku S1. Pada usia tiga puluh delapan tahun, Coelho menerbitkan Ziarah. Usia yang tak bisa disebut tua. Sekalipun juga tidak bisa disebut muda. Seperti pengakuannya sendiri, sepuluh tahun pasca Pilgrimage lahir. Coelho menyatakan ibundanya tidak setuju dia menjadi penulis. Larangan tersebut diungkapkan sang ibunda dengan kata-kata yang halus. Dan Coelho menuruti.
Namun jiwa dunia nampaknya, terus memanggil Coelho, hingga akhirnya dia menulis. Memenuhi panggilan takdirnya. Membaca pengakuan Coelho, dalam kompilasi buku "Menulis Itu Indah", lalu kita rangkai dengan Pilgrimage, saya menemukan keyakinan kuat, Santiago dalam Alchemist tak lain adalah perjalanan Coelho sendiri. Perjalanan spiritualnya menjadi seorang pengarang. Ada parafrase yang sangat saya suka dalam Alchemist : "Tahukah kamu dusta terbesar dalam hidup. Yaitu saat dirimu sepenuhnya dikendalikan oleh nasib. Dan kamu tak lagi mengerti apa yang kamu inginkan dari hidupmu". Kata-kata tersebut kini saya yakini ditujukan Coelho kepada dirinya sendiri. Sebelum dia menjadi seorang pengarang. Saat dirinya menjalani profesi pengacara. Maka dalam Alchemist, dikisahkan Santiago tidak puas dengan segala yang dia dapat : Istri cantik, kekayaan, kemasyhuran. Karena semua itu tidak berasal dari mimpinya. Dan apa mimpi seseorang, bagi Coelho adalah, alasan keberadaan seseorang untuk dilahirkan. Dan dalam setiap detik pengejaran impian, merupakan pertemuan dengan Tuhan dan keindahan.
Kini pertanyaannya bagi kita, apakah kita mengerti apa sesungguhnya mimpi kita ? Ataukah kita hanya sekedar melanjutkan kehidupan dengan segala ukuran yang dibuat oleh lingkungan sekitar kita : orang tua, guru, sekolah, atasan, agama, tokoh agama, tv, sosmed ? Kata Coelho, semakin tua seseorang, semakin lemah dia mendengar mimpi-mimpinya. Tapi jalan hidup Coelho berkata lain, dia bahkan mewujudkan mimpinya di usia tiga puluh delapan. Lantas apakah arti tua bagi Coelho ? Barangkali tua tak terkait umur, tapi sejauh mana seseorang bersetia menggarami mimpi-mimpinya.
Makasih ke Kanda Ar Suryawan yang dulu mengenalkanku pada Alchemist :)
0 komentar:
Posting Komentar