![]() |
Struktur piramida terbalik dalam penulisan berita langsung (straight news) |
Berita langsung (straight news) ditulis dengan teknik "melaporkan". Menggunakan pola piramida terbalik dengan rumus 5W+1H. Pesan disusun mulai dari informasi yang paling penting sampai dengan informasi yang kurang dan tidak penting. Informasi terpenting dinyatakan di bagian atas yang dinamakan "lead" (teras berita). Yang kurang penting ditempatkan di bagian bawah yang dinamakan "leg" (kaki). Tujuannya, secara teknis, jika berita dianggap terlalu panjang, informasi bagian bawah bisa dipotong tanpa mengganggu keseluruhan isi berita (AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014, h. 190-191).
Jadi, berita ditulis dengan menggunakan teknik melaporkan (to report), dengan merujuk kepada pola piramida terbalik (inverted pyramid), dan mengacu kepada rumus 5W1H.
Sebuah berita mempunyai tiga unsur penting: judul (headline), teras berita (lead), dan tubuh berita. Judul disarikan dari teras, dan teras disarikan dari tubuh berita.
Pada berita langsung (straight news), teras berita ditulis pada alinea pertama. Teras berita adalah unsur yang penting dalam sebuah berita. Bahkan ada media yang menganggap teras berita adalah bagian paling penting dari sebuah berita setelah judul. Karena, di dalamnya memuat saripati berita yang akan membuat pembaca tertarik melanjutkan membaca berita atau tidak.
Teras berita tak selalu bisa menggambarkan berita secara keseluruhan. Penulis perlu menjaga agar tidak menulis teras berita terlalu lengkap sehingga menyebabkan pembaca merasa cukup mengetahui inti berita dan tidak melanjutkan membaca seluruhnya. Oleh karena itu, teras berita yang baik biasanya hanya tersusun dari satu atau dua kalimat yang bersifat mempertinggi rasa penasaran pembaca (provokatif).
Pada awal ditemukannya rumus teras berita (5W+1H), keenam unsur itu dijejalkan pada alinea pertama, bahkan hanya dalam satu kalimat. Media konvensional yang mematuhi 5W+1H dalam kalimat pertama adalah Harian Kompas. Alinea pertamanya terdiri atas satu kalimat dengan jumlah 60-an kata. Pembaca yang belum terbiasa membaca koran akan kesulitan mengambil intinya.
Piramida terbalik
Susunan tulisan yang meletakkan informasi-informasi pokok di bagian atas, dan informasi yang tidak begitu penting di bagian bawah--hingga mudah untuk dibuang bila tulisan itu perlu diperpendek (lihat Goenawan Mohamad dkk, Seandainya Saya Wartawan Tempo, Jakarta: Penerbit ISAI dan Yayasan Alumni Tempo, 1996, h. 21)
Syarat judul berita:
1. Harus relevan. Tidak menyimpang dari teras berita. Judul berita sangat berlainan dengan judul karangan pada umumnya, semisal cerita pendek atau novel. Pada cerita pendek, setiap kata yang terdapat dalam bangunan cerita dapat kita jadikan judul. Bebas, semau kita saja. Pada berita media massa tidak demikian. Tak ada pilihan lain kecuali harus berpijak pada teras berita. Sekali dilanggar, maka media kita divonis tidak berbobot. Kita sebagai wartawan dianggap bukan sebagai jurnalis sekolahan melainkan sebagai jurnalis karbitan yang tidak tahu ruh dan tradisi luhur jurnalistik. Tugas redaktur media massa adalah memulangkan naskah berita seperti itu kepada wartawan yang menulisnya, atau melemparkannya ke dalam keranjang sampah (AS Haris Sumadiria, h. 123). Judul yang baik harus diambil dari teras berita (lead). Sedangkan teras berita yang baik harus mencerminkan keseluruhan uraian berita. Mempunyai pertalian dengan tema atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut;
2. Harus provokatif. Menarik, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu si pembaca;
3. Singkat dan padat. Tak boleh berbentuk kalimat atau frasa yang panjang, tapi berupa kata atau rangkaian kata yang singkat. Secara teknis, judul berita yang baik tidak lebih dari 4-7 kata.
4. Representatif. Artinya, judul berita mewakili dan mencerminkan teras berita.
Menurut Husnun N Djuraid, dalam bukunya Panduan Menulis Berita, idealnya, dalam sebuah berita lempang (straight news), antara judul dan lead tak boleh jauh berbeda. Judul yang baik harus diambil dari lead. Dan lead yang baik pun harus sesuai judul. Judul bisa langsung diambil dari lead (lihat Husnun N Djuraid, Panduan Menulis Berita, Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2012, h. 78-80)
Jadi, judul identik dengan kandungan isi tulisan, dengan teras berita. Judul sering diartikan sebagai pintu masuk.
Pada berita-berita yang dianggap penting, judul sering kali disertai subjudul. Judul utama digunakan untuk memberi penekanan akan pentingnya sebuah berita, sedangkan subjudul untuk menambahkan keterangan tambahan yang memberikan penjelasan lebih dari judul utama.
Contohnya, berita kerusuhan di London, Inggris, bisa diberi judul utama: "London Rusuh", dan subjudul: "Puluhan Rumah dan Kendaraan Dibakar", atau bisa juga "Aksi Meluas ke Pinggiran Kota".
Di koran, subjudul ditulis dengan huruf lebih kecil dari judul utama, bisa ditempatkan setelah atau sebelum judul utama.
Usahakan pemilihan judul itu menarik minat pembaca, menggambarkan peristiwa yang sesungguhnya terjadi. Karena itu, dalam straight news (berita langsung), harus dihindari judul yang berbunga-bunga atau metafora agar pembaca tak salah paham. Tentu berbeda dengan berita ringan/berita kisah/karangan khas (feature) yang bisa dibuat lebih puitis atau berseni.
Pedoman Pembuatan Judul Berita:
Pada puncak piramida, ada judul berita (headline). Di bawahnya dateline (baris tanggal atau titimangsa), kemudian teras berita (lead), kemudian perangkai (bridge), tubuh berita (body), dan kaki berita (leg). Menurut teori jurnalistik, judul harus mencerminkan pokok berita sebagimana tertuang dalam teras berita. Judul yang baik harus diambil dari teras berita dan tidak boleh dari tubuh apalagi dari kaki berita. Sedangkan teras berita yang baik harus mencerminkan keseluruhan uraian isi berita. Secara sederhana, teras berita adalah paragraf (atau alinea) pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita (lihat AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014, h. 120).
![]() |
Piramida terbalik. Sumber: AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, h. 119 |
Untuk membuat judul yang baik, terdapat tuntunan berikut:
1. Buatlah judul sesuai dengan teras berita;
2. Judul harus mencerminkan isi berita;
3. Judul dibuat sejelas mungkin, sehingga pembaca tak bertanya-tanya;
4. Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti;
5. Jangan menulis judul yang berpihak atau tak netral;
6. Pakailah kalimat positif;
7. Jangan menulis judul yang sensasional atau bombastis.
Menulis Teras Berita (Lead)
Menulis Teras Berita (lead)
Untuk memilih teras berita (lead) yang tepat, si penulis menghadapi masalah mencari kombinasi kata-kata yang tepat. Kendati gagasannya menarik dan si penulis imajinatif, bisa saja ia tergelincir jika kombinasi kata-katanya lemah.
Berikut adalah pedoman penulisan teras berita:
1. Tulislah secara ringkas. Tak usah boros kata-kata. Mengobral kata yang tak perlu mengurangi keefektifan teras berita.
2. Tulislah alinea secara ringkas.
3. Gunakan kata-kata aktif.
4. Gaetlah pembaca pada beberapa kata pertama.
Tubuh Berita
Tubuh berita merupakan bagian ketiga dalam sebuah berita (judul/headline, teras/lead, dan tubuh/body).
Jika teras berita (lead) berbicara tentang what (apa) dan who (siapa), maka tubuh berita berfungsi melengkapi dan menjelaskan hal-hal yang ada dalam teras berita, dengan berpedoman pada kata why dan how. Artinya, tubuh berita berfungsi untuk menunjang teras berita.
Tubuh berita melaporkan informasi dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Tubuh berita adalah pengembangan berita yang menjelaskan peristiwa dengan lebih lengkap. Dalam menulis tubuh berita (terutama berita langsung), harus diperhatikan unsur 5W+1H yang disajikan secara lengkap.
Jika judul berita adalah intisari berita, teras berita adalah sari dari berita itu. Sedangkan tubuh berita berisi keterangan atau penjelasan dari sari berita yang telah disajikan di teras berita. Ketiganya harus dalam kesatuan ide pokok.
![]() |
lebih jelas, lihat S. Sinansari Ecip, dkk, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2020, h. 8.31 |
Ada beberapa petunjuk dasar agar tulisan dapat menarik:
1. Alinea pendek. Alinea panjang bisa membuat seseorang segan membaca karena dianggap susah dibaca. Potonglah alinea yang terlihat panjang. Biasanya, satu alinea panjangnya 5 - 7 baris dengan huruf font 12 kertas A4. Jika lebih 7 baris, potonglah alinea itu. Wartawan yang praktis akan mengorbankan bahasa formal demi kemudahan, efisiensi, dan efektivitas komunikasi.
2. Singkat dan sederhana. Bagusnya dibuat kalimat pendek-pendek, ketimbang kalimat panjang-panjang.
Dateline (baris tanggal)
Selain ketiga bagian tadi, biasanya media juga menambahkan yang disebut "dateline". Dateline ditulis di antara judul dan teras berita. Beberapa media membuat dateline dengan menuliskan tempat kejadian, nama media, dan tanggal kejadian. Biasanya media hanya menuliskan tempat kejadian, dan nama media. Dateline biasanya ditulis dengan huruf tebal. Ada yang menggunakan huruf kapital ada juga yang tidak.
Pada surat kabar yang beredar secara nasional, nama tempat umumnya ditulis berdasarkan nama kota, misalnya Jakarta, Bandung, Paris, dan St. Petersburg. Sedangkan dalam surat kabar lokal, nama tempat biasanya mengacu pada wilayah-wilayah yang lebih kecil, misalnya Pulogadung, Slipi, Muara Karang (jika surat kabar tersebut terbit di wilayah Jakarta saja).
Sementara itu, nama media umumnya mengacu pada nama surat kabar tersebut. Dengan catatan, beritanya memang ditulis oleh wartawan surat kabar yang bersangkutan. Karena ada pula surat kabar yang menulis media yang dijadikan sumber beritanya yang umumnya berasal dari kantor berita tertentu, seperti Antara, Reuters, dan AFP.
Contohnya:
Jakarta, REPUBLIKA
Contoh penulisannya dalam berita:
Online:
KOMPAS.com - Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menyatakan bahwa pemimpin Hamas... (contoh, lihat: https://www.kompas.com/tren/read/2024/08/03/210000265/hasil-penyelidikan-kematian-ismail-haniyeh-dibunuh-dengan-tembakan)
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala politik Hamas Ismail Haniyeh telah...(lihat: https://nasional.tempo.co/read/1899263/pembunuhan-ismail-haniyeh-begini-tanggapan-pp-muhammadiyah-dan-pbnu)
JAKARTA, KOMPAS.com - Harga bahan bakar minyak (BBM) eceran mengalami kenaikan yang bervariasi pada Agustus 2024. Kondisi ini sejalan dengan harga minyak dunia yang memang mengalami penyesuaian.
Surat kabar cetak Kompas/bukan online:
JAKARTA, KOMPAS โ Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan kesiapan pemerintah untuk...
SURABAYA, KOMPAS โ Kepolisian Daerah Jawa Timur menyelidiki....
TUNIS, SELASA โ Tunisia tetap bertekad melawan terorisme... (lihat koran Kompas)
Struktur Berita dan Menyusun Berita Langsung
Ada dua model bentuk berita: model pemberitaan langsung/lempang (straight news) dan model pemberitaan tidak langsung atau berita ringan/berita kisah/karangan khas (feature news).
Menulis akan terasa gampang jika sudah terbiasa. Inti membuat berita adalah melaporkan seluk-beluk yang sedang, telah, dan akan terjadi mengenai peristiwa, opini, ataupun gagasan.
Melaporkan berarti menuliskan sesuatu yang dilihat, didengar, dan dialami seseorang atau sekelompok orang. Berita ditulis sebagai penggambaran atas kejadian, opini, dan gagasan.
Para jurnalis membuat rumus khusus tentang bagaimana memproduksi berita. Rumusan tersebut bertujuan agar berita tersampaikan dengan prinsip: lengkap, akurat (objektif), berimbang, aktual, bernilai, dan lain-lain.
Berita akan menjadi lengkap apabila terdapat unsur-unsur sebuah berita. Untuk itu, seorang wartawan harus memegang teguh rumus yang dipublikasikan oleh kantor berita AP, yakni 5W+1H yang dijadikan acuan baku dalam dunia jurnalisme.
Perincian rumus itu sebagai berikut:
1. Who - siapa yang terlibat?
2. What - apa yang terjadi?
3. Where - di mana terjadi?
4. Why - mengapa itu terjadi?
5. When - kapan itu terjadi?
6. How - bagaimana itu terjadi?
Rumus ini merupakan acuan dasar bagi seorang wartawan dalam memproduksi berita.
Contoh Peristiwa: Demo Buruh
- WHO (SIAPA) = Buruh
- WHAT (APA) = Demo/Unjuk rasa
- WHEN (KAPAN) = Minggu (10/11/2013)
- WHERE (DI MANA) = Depan Gedung Sate Bandung
- WHY (KENAPA) = Menuntut Kenaikan Upah
- HOW (BAGAIMANA) = Tertib, Dijaga Ketat Polisi, Jalan Diblokir, dsb. (Suasana Demo).
Dalam menulis berita langsung (straight news), rumus 5W+1H harus selalu ada dan disajikan secara lengkap.
Struktur Berita Langsung dan Feature
Struktur berita langsung/lempang (straight news) berbeda dengan berita ringan dan berita kisah/karangan khas (feature). Dalam berita langsung, bagian-bagian penting dari sebuah peristiwa biasanya ditempatkan di bagian awal berita (dalam alinea pertama. Alinea pertama itu disebut juga "teras berita" atau lead). Kemudian disusul bagian yang kurang penting, sampai bagian yang dianggap sebagai pelengkap saja. Struktur seperti itulah yang disebut "piramida terbalik". Makin ke bawah makin kecil. Itu artinya, makin ke bawah makin kurang penting.
Menurut Douglas A. Anderson dan Bruce D. Itule, dalam bukunya News Writing And Reporting for Today Media, struktur yang lazim dalam berita langsung (straight news) hanyalah piramida terbalik ini. Tujuan utamanya: agar pembaca mudah mengenal inti berita. Dan bagi editor dapat memudahkan melakukan pemotongan bagian-bagian yang dianggap kurang penting atau yang terpaksa dihilangkan karena keterbatasan ruang.
Pada struktur piramida terbalik, teras berita (lead) merupakan bagian yang dianggap paling penting, disusul bagian berita yang dianggap kurang penting. Makin ke bawah adalah bagian berita yang bobotnya dianggap kurang penting.
Perincian struktur piramida terbalik terdiri dari: judul (headline), teras berita atau lead (biasanya adalah alinea pertama), tubuh berita (body), dan penutup (ending).
Dalam penulisan berita langsung, unsur berita yang paling kuat ditulis menjadi teras berita, yakni what dan who.
Pada berita langsung, semua isi berita harus sudah selesai paling panjang pada alinea ketiga. Alinea keempat dan seterusnya adalah pelengkap yang bagi masyarakat kota tidak penting untuk dibaca.
Berbeda dengan piramida terbalik, berita ringan atau berita kisah/karangan khas (feature) bisa menggunakan struktur lebih bebas. Karena dalam berita kisah, bagian awal, tengah, dan akhir dianggap sama penting.
Contoh struktur organisasi keredaksian (manajemen liputan):
![]() |
Contoh struktur organisasi redaksi dengan "redaksi bidang" memimpin langsung |
![]() |
Contoh struktur organisasi redaksi dengan Koordinator Liputan |
Karangan Khas (Feature)
Karangan khas, atau sering juga disebut berita kisah, atau feature, adalah karangan yang berbeda dengan straight news (berita langsung).
Berita langsung lebih mudah basi. Misalnya tentang tsunami yang terjadi kemarin. Minggu depan berita langsung itu tak menarik lagi. Nah, agar awet, berita itu bisa ditulis dalam bentuk feature atau berita kisah, atau karangan khas dengan menonjolkan sisi lain, misalnya sisi kemanusiaan.
Berita feature ini banyak dijumpai di majalah mingguan. Di koran harian, biasanya terdapat pada halaman-halaman tertentu: tujuannya, agar pembaca tak bosan dengan berita langsung semuanya (S. Sinansari Ecip, dkk, Teknik Mencari dan Menulis Berita, h. 9.2-9.5)
(lebih jelas, lihat S. Sinansari Ecip, dkk, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2020, h. 8.3-8.23)
Rujukan:
1. S. Sinansari Ecip, dkk, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2020.
2. Teras Berita: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menulisnya ยป Romeltea Online
3. AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014.
4. Goenawan Mohamad dkk, Seandainya Saya Wartawan Tempo, Jakarta: Penerbit ISAI dan Yayasan Alumni Tempo, 1996
5. Husnun N Djuraid, Panduan Menulis Berita, Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2012
6. Baca juga: https://kagama.co/2020/06/07/pemred-koran-tempo-yang-membuat-kita-bisa-menulis-bukanlah-bakat%e2%80%a8%e2%80%a8/3/
0 komentar:
Posting Komentar